Penggemar hidangan Jepang pasti tak asing lagi dengan wasabi. Punya rasa yang nendang, ternyata wasabi yang kerap dimakan bersama sushi dan sashimi tersebut dikatakan bisa jadi pemicu serangan jantung. Hal ini tertuang dalam sebuah laporan di “British Medical Journal” yang baru-baru ini terbit.
Penemuan tersebut ternyata bersumber dari laporan khusus yang bisa dibilang unik. Kronologisnya seperti ini: pada sebuah acara pernikahan di Israel, ada wanita berusia 60 tahun mengambil wasabi dalam jumlah banyak karena mengiranya sebagai guacamole (saus cocol kental Meksiko berbahan utama alpukat). Akibatnya, wanita tersebut merasakan sensasi terbakar dan nyeri dada yang cukup parah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Laporan mengatakan, wanita itu terdiagnosis broken heart syndrome. Kondisi tersebut merupakan stres fisik dan emosional yang menyebabkan salah satu ruang jantungnya membengkak dan membuat jantung tidak dapat memompa darah secara efektif. Efek seperti itu kerap dikaitkan dengan situasi, seperti menerima kabar buruk, kecelakaan, ataupun terjebak dalam argumen yang sangat sengit.
Gejala yang ditimbulkan oleh broken heart syndrome alias sindrom patah hati, sama dengan gejala serangan jantung pada umumnya. Adapun gejala yang dimaksud, menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter meliputi:
- Rasa tidak nyaman atau nyeri dada yang dikenal sebagai angina. Sifat tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan mirip dengan ditindih beban berat, ditusuk, atau diikat sabuk yang sangat kencang. Keluhan ini juga bisa dirasakan di bagian tubuh atas lain.
- Rasa tidak nyaman atau nyeri di bagian tubuh lain seperti lengan, bahu, leher, rahang, dan punggung. “Tenggorokan umumnya juga seperti tercekat, sedangkan lengan terasa amat berat sehingga sulit untuk digerakkan,” jelas dr. Resthie.
- Sesak napas, jantung berdebar kencang, pusing, keringat dingin, dan mual.
Menurut dokter yang menangani wanita tersebut, untuk pertama kalinya serangan jantung atau broken heart syndrome dikaitkan dengan konsumsi jenis makanan spesifik, dalam hal ini wasabi. Kemungkinan besar, pemicunya adalah jumlah konsumsi yang terlalu banyak dalam sekali makan, sehingga tubuh tidak bisa menoleransinya sama sekali.
Wasabi tetap memiliki manfaat bagi kesehatan
Meski kasus bikin Anda khawatir akan konsumsi wasabi, tetapi dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter mengatakan, wasabi tetap memiliki manfaat terhadap kesehatan. Manfaatnya jika tidak dimakan secara berlebihan antara lain:
Menurunkan risiko kanker
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Jepang, wasabi dapat menghambat pembentukan zat akrilamida pada makanan. Akrilamida adalah zat kimia penyebab kanker yang terdapat pada makanan yang gosong, dibakar, atau dipanggang.
Mencegah pertumbuhan bakteri dan kanker usus besar
Wasabi mengandung isotiosianat, yakni zat kimia yang membuatnya memiliki aroma dan rasa khas dan menyengat. Zat tersebut memiliki kemampuan dalam mencegah pertumbuhan bakteri dan membantu menghambat pertumbuhan kanker usus besar! Bahkan, wasabi tinggi akan vitamin C sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Melancarkan pernapasan
Ketika dikunyah, zat isotiosianat akan menguap dan masuk ke dalam rongga hidung dan sinus, sehingga dapat melancarkan pernapasan. Khasiat tersebut akan bermanfaat bagi Anda yang sedang sakit flu atau punya alergi (rhinitis) dan asma.
Baik untuk kesehatan gigi
Untuk kesehatan gigi, konsumsi wasabi juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mencegah karies gigi.
Kasus terlalu banyak makan wasabi yang akhirnya jadi pemicu serangan jantung memang belum banyak ditemukan. Meski begitu, jadikan kasus tersebut sebagai alarm supaya tidak mengonsumsinya secara berlebihan (atau jangan sampai salah mengira wasabi sebagai guacamole). Untuk mendapatkan manfaat wasabi seperti yang disebutkan di atas, konsumsilah sewajarnya.
(RN)