Penyakit jantung merupakan penyakit pembunuh yang paling klasik, baik di negara Amerika Serikat maupun Indonesia. Selain dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mengatur pola makan, penyakit ini juga bisa diatasi dengan rutin melakukan meditasi.
Beragam upaya sebenarnya juga sudah dilakukan untuk mencegah naiknya angka kematian akibat penyakit jantung. Misalnya saja dengan menegaskan larangan merokok, kampanye pola makan seimbang, hingga seruan untuk aktif bergerak.
Tapi sayangnya, sebagian besar orang lupa untuk melakukan satu kehiatan yang cukup memengaruhi kondisi jantung, yaitu meditasi. Aktivitas ini dapat menstabilkan emosi dan meringankan kadar stres, sehingga risiko penyakit jantung bisa menurun.
Meditasi untuk jantung sehat
Dilansir dari oMedical News Today, pemanfaatan meditasi untuk kesehatan jantung telah dibenarkan dalam pernyataan ilmiah dari American Heart Association (AHA). Disebutkan bahwa meditasi memang bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
Kendati demikian, menerapkan gaya hidup sehat serta mematuhi nasihat medis dari dokter tetaplah menjadi strategi pencegahan utama. Ketua Kelompok Penulisan Ilmiah untuk AHA, Dr. Glenn N. Levine, dalam penelitiannya tersebut menganalisis apakah meditasi dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung atau tidak.
Pasalnya, selama ini belum ada penelitian yang cukup valid untuk menegaskan tentang hal tersebut. Nah, dalam penelitian yang dilakukan oleh Levine, ia memusatkan perhatiannya pada efek dari berbagai praktik meditasi, seperti meditasi duduk, meditasi kesadaran, Samatha, meditasi Zen, serta meditasi transendental.
Dilansir dari salah satu artikel KlikDokter, teknik meditasi kesadaran atau mindfulness meditation merupakan teknik meditasi yang paling populer di negara-negara Barat.
Meditasi kesadaran tidak memerlukan seorang guru meditasi sebagai penuntun karena Anda hanya diminta untuk menyadari napas, sensasi, serta perasaan yang muncul tanpa menghakiminya.
Sedangkan pada meditasi transendental, teknik yang menanjak popularitasnya di tahun 1960-an dan mencuri perhatian grup musik The Beatles ini lebih memerlukan suatu “mantra” yang bisa diyakini sendiri dan disesuaikan dengan karakter, lalu diucapkan secara berulang hingga Anda merasa tenang.
Sementara itu, hasil dari penelitian Dr. Levine bersama rekannya adalah meditasi memang dapat membantu menurunkan tingkat stres sekaligus mengurangi kecemasan yang bisa berujung pada depresi.
Menangkal energi negatif dan melawan konsumsi rokok
Sejalan dengan Levine, dr. Nadia Octavia dari KlikDokter pun mengatakan hal serupa. Menurutnya, meditasi dapat memberikan perspektif baru dalam melihat situasi dan dapat menangkal energi negatif.
“Bahkan, meditasi yang dilakukan secara rutin mampu meningkatkan imajinasi dan kreativitas.” jelas dr. Nadia. Lebih dari itu, meditasi bisa meningkatkan kualitas tidur dan kualitas hidup seseorang, baik itu penderita penyakit jantung maupun yang bukan.
Tak hanya itu, meditasi juga memiliki potensi untuk menurunkan tekanan darah alias hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama terhadap penyakit jantung. Bagi Anda perokok aktif dan sulit menghilangkan kecanduan rokok, bermeditasi dapat membantu Anda untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.
Hal ini pun sesuai dengan apa yang tertuang dalam jurnal Drug and Alcohol Dependence pada tahun 2013. Disebutkan bahwa bermeditasi rutin selama dua minggu (dengan total lima jam) terbukti mampu menekan keinginan untuk merokok.
Nah, bila Anda sudah terbebas dari kebiasaan merokok, secara otomatis kesempatan Anda untuk terhindar dari penyakit jantung akan semakin besar. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah meditasi bukan sarana untuk mengganti perawatan medis penyakit jantung.
Meditasi merupakan upaya pelengkap yang bila dikombinasikan dengan obat-obatan, dokter dan gaya hidup sehat seperti olahraga kardio, menjaga pola makan (diet seimbang), serta terapi kolesterol, akan memberikan hasil yang signifikan terhadap kesehatan jantung.
Bila Anda baru saja memulai untuk menggeluti dunia meditasi, sebaiknya lakukanlah latihan bersama instruktur agar teknik yang dilakukan tepat dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Dan jika Anda melakukannya untuk menurunkan risiko penyakit jantung, jangan lupa menyampaikannya pada instruktur Anda, ya.
[NP/ RVS]