Perkembangan teknologi dewasa ini sangat luar biasa. Tak cuma ponsel yang makin pintar, jam tangan pun makin canggih. Belum lama ini, Apple mengeluarkan smartwatch yang bisa mendeteksi Fibrilasi Atrium (FA). Hanya saja, teknologi tetap tidak bisa menggantikan peran dokter.
Apple telah sukses mengembangkan jam tangan pintar beberapa tahun belakangan. Hal ini membuat produsen lain, seperti Samsung dan Xiaomi turut mengembangkan hal yang serupa. Seperti diketahui, smartwatch memang sudah menjadi gaya hidup bagi beberapa orang saat ini.
Bahkan, Apple kini mengklaim berhasil menciptakan jam tangan pintar yang bisa mendeteksi adanya fibrilasi atrium pada pemakainya. Kini, hal itulah yang menjadi fokus penjualan perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu. Bisa dibilang, itu adalah komoditas paling digaungkan oleh Apple Inc.
Mungkin sebagian dari Anda masih bertanya-tanya apa itu fibrilasi atrium. Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter, fibrilasi atrium adalah merupakan kelainan denyut, di mana sumber listrik jantung yang seharusnya hanya satu menjadi sangat banyak (antara 450-600) di serambi kiri.
Artikel Lainnya: Gangguan Kesehatan Ini Bikin Detak Jantung Tak Normal
"Akibatnya, terjadi pengeluaran impuls yang tidak beraturan dan memacu laju jantung yang tidak beraturan. Di samping itu, darah di jantung –khususnya pada serambi kiri– mengalami stasis (berputar-putar dan melambat) sehingga menyebabkan terjadinya penggumpalan," ujar dr. Alvin.
Jika gumpalan darah terbentuk cukup besar, maka dapat mengakibatkan kecacatan yang parah. Selain itu, apabila gumpalan ini keluar dari jantung dan sampai pada pembuluh otak, maka dapat menyebabkan stroke. Di sisi lain gumpalan ini juga dapat menimbulkan gagal jantung dan serangan jantung.
Nah, itulah yang coba dikembangkan Apple sekarang, Mendeteksi awal fibrilasi atrium agar Anda bisa tertolong.
Bisakah Smartwatch Apple Gantikan Peran Dokter?
Untuk menguji kemampuan perangkat guna membantu diagnosis, sekelompok peneliti mendaftarkan hampir 420 ribu pemakai Apple Watch dalam sebuah penelitian. Sebagai informasi, beberapa peneliti adalah karyawan Apple, dan perusahaan mensponsori penelitian itu.
Peserta dipantau selama sekitar 4 bulan. Selama waktu itu, 2.161 peserta penelitian melaporkan tentang denyut nadi tidak teratur. Itu berarti mewakili lebih dari 0,5 persen sampel.
Orang-orang itu kemudian ditawari untuk pemeriksaan medis dan jika gejalanya ringan, mereka ditawarkan patch elektrokardiogram agar dipakai hingga satu minggu untuk membantu memastikan diagnosis fibrilasi atrium.
Nantinya, peserta mengirimkan kembali patch dan jika hasilnya mengindikasikan keadaan darurat, segera dihubungi dan diinstruksikan untuk menerima perawatan.
Artikel Lainnya: Detak Jantung yang Normal, Bagaimana Cara Menghitungnya?
Sementara itu, jika hasilnya positif untuk fibrilasi atrium tetapi tidak memerlukan perhatian medis segera, para peserta ditawari melakukan kunjungan telemedicine kedua dan diperintahkan untuk menemui dokter reguler mereka.
Sayangnya, hanya 450 peserta dari 2.161 orang yang memiliki masalah denyut jantung tak beraturan yang mengembalikan patch sensor mereka untuk evaluasi. Ini sekitar 80 persen mengabaikannya.
Dari 450 peserta yang mengembalikan patch sensor, fibrilasi atrium dikonfirmasi pada 34 persen atau sekitar 153 orang. 153 itu adalah sekitar 0,04 persen dari 420 ribu peserta.
Ini tidak berarti bahwa perangkat Apple gagal. Mungkin menyebabkan beberapa peserta didiagnosis lebih cepat. Namun, berapa banyak, dan seberapa besar perbedaan yang dibuat dalam membaca kesehatan mereka, masih dapat diperdebatkan.
Belum Bisa Gantikan Peran Dokter
Meski Apple Watch sangat unggul dalam hal ini, tapi perlu diketahui teknologi ini belum bisa menggantikan peran dokter, terutama peran dokter jantung. Seperti dituturkan dr. Alvin Nursalim, Apple Watch sebenarnya baik untuk deteksi awal FA tapi tidak bisa dijadikan sebagai rujukan diagnosis.
"Karena Apple Watch hanya dipakai di tangan, padahal kalau pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) terkait biasanya lengkap di kaki, tangan, dan sekitar dada," ujar dr. Alvin.
Biasanya, dokter spesialis jantung akan melakukan pemeriksaan melalui EKG lewat 10 titik lead atau titik sadapan. Alat EKG akan ditempelkan pada beberapa titik di kedua tangan, kedua kaki, dan enam di sekitar dada.
Nantinya, hasil lengkap soal irama jantung akan keluar dan dokter jantung akan melihat itu termasuk gangguan irama jantung atau tidak. Sampai saat ini, dr. Alvin meyakini bahwa Apple Watch belum bisa menggantikan peran dokter seutuhnya.
Sekali lagi, bahwa teknologi ini bisa disambut dengan baik, apalagi kalau berbicara deteksi awal. Itu membantu Anda jika memang benar ada masalah fibrilasi atrium. Namun, Anda jangan berpatokan pada satu teknologi, coba cek kesehatan medis seluruhnya. Biarkan dokter menjalankan perannya.
(RPA/AYU)