Sebagai upaya untuk mengurangi angka kematian akibat kanker serviks yang masih tinggi, pemerintah menyarankan suatu pemeriksaan yang mudah dan murah, yaitu tes IVA.
Deteksi dini sangatlah penting. Data menunjukkan, kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita setelah kanker payudara.
Kanker yang menyerang leher rahim ini terjadi pada 23,4 orang per 100.000 penduduk. Angka kematiannya pun cukup tinggi, yakni 13,9 orang dari 100.000 penduduk.
Apa Itu Tes IVA?
Selama ini kita mengenal pemeriksaan Pap smear untuk mendiagnosis kanker serviks.
Selain itu, ada tes lainnya yang bisa dilakukan, yaitu dengan tes IVA (inspeksi visual asam atetat). Test IVA adalah tes yang sederhana dan terjangkau untuk mendeteksi adanya kanker serviks.
Sama seperti kanker lainnya, jika terdeteksi dini, peluang kesembuhan kanker serviks akan lebih besar.
Oleh karenanya, semua wanita berusia 18 tahun ke atas atau yang sudah pernah dan aktif berhubungan seksual hingga usia menopause disarankan untuk melakukan tes IVA.
Kamu juga harus mengetahui tanda dan gejala kanker serviks, seperti flek tidak normal pada vagina, perdarahan melalui vagina, nyeri saat berhubungan seksual, dan lendir berbau tidak sedap yang disertai darah.
Jika mengalami tanda dan gejala tersebut, kamu sangat disarankan untuk melakukan tes IVA apabila Pap smear tidak tersedia.
Artikel Lainnya: Penggunaan Tampon Bisa Picu Kanker Serviks?
Kapan Tes IVA Bisa Dilakukan?
Kemenkes RI sebenarnya sudah membuat program skrining menggunakan tes IVA, targetnya adalah wanita sudah menikah, khususnya yang berusia 30-50 tahun. Pemeriksaan ini dapat diulang setiap 3-5 tahun sekali.
Pemeriksaan ini tidak perlu dilakukan oleh mereka yang belum berhubungan seksual.
Lebih lanjut, sebaiknya pemeriksaan ini tidak dilakukan oleh mereka yang sudah menopause. Untuk wanita menopause, dapat melakukan skrining dengan teknik lainnya.
Prosedur Tes IVA
Pada Pap smear, sampelnya harus diambil dengan cara menggores leher rahim menggunakan alat berbentuk tangkai dan sikat khusus. Lalu, bagaimana dengan cara pemeriksaan IVA?
Pada tes IVA, hanya perlu menotol larutan asam asetat (asam cuka) menggunakan kapas. Kapas ini disambungkan dengan tangkai ke sekitar leher rahim di dalam vagina untuk kemudian dilihat reaksinya.
Orang yang akan diperiksa dibaringkan dengan posisi litotomi (mengangkang). Kemudian, pemeriksaan dimulai dengan membuka liang vagina menggunakan alat yang disebut spekulum agar leher rahim terlihat jelas.
Selanjutnya, larutan asam asetat disemprotkan ke daerah sekitar leher rahim dan ditunggu selama 1 menit. Setelah itu, lihat dengan mata telanjang dan penerangan yang cukup apakah ada perubahan warna di sekitar lubang leher rahim.
Jika terjadi perubahan warna setelah dioleskan larutan asam asetat dari merah atau merah muda menjadi putih, hasil tersebut bisa dibilang positif. Meski demikian, hasil positif tersebut tidak benar-benar memastikan adanya kanker serviks.
Pasalnya, perubahan warna tersebut juga bisa disebabkan oleh infeksi. Oleh karenanya, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter.
Artikel Lainnya: GYNPAD, Tes HPV dengan PCR untuk Deteksi Dini Kanker Serviks, Lebih Mudah dan Akurat!
Kelebihan Tes IVA
Berikut beberapa kelebihan pemeriksaan IVA:
- Pemeriksaan IVA cukup ekonomis
- Menggunakan peralatan dan bahan sederhana, sehingga bisa lebih tersedia hingga area pelosok
- Prosedur pemeriksaan yang cukup mudah, sehingga mudah melatih tenaga kesehatan untuk menjalankannya
- Hasil langsung tersedia segera setelah pemeriksaan dilakukan
- Hasil yang cukup efektif untuk tujuan skrining kanker sekviks
- Pemeriksaan cenderung nyaman dan tidak nyeri
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Tes IVA
Sebelum melakukan tes IVA, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu:
- Tidak berhubungan seksual selama 24 jam terakhir
- Tidak sedang menstruasi, tidak sedang hamil, dan tidak menggunakan pembersih vagina semprot (douching)
- Pastikan juga kamu tidak sedang mengalami infeksi berat yang ditandai dengan keputihan yang banyak
Tes IVA dapat sangat membantu untuk mendeteksi dini kanker serviks. Selain harganya terjangkau, pemeriksaan ini juga mudah dan cepat.
Namun yang perlu diingat, pemeriksaan ini hanya untuk skrining, bukan untuk diagnosis. Oleh karena itu, jika hasilnya positif, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Yuk, #JagaSehatmu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter. Apabila membutuhkan saran dari dokter, kamu dapat berkonsultasi melalui tanya dokter Live Chat atau aplikasi KlikDokter.
[RS]