Klikdokter.com - Bagi para ibu rumah tangga tentu sudah menjadi kewajibannya untuk menjadwalkan kapan sprei di rumah harus diganti.
Sprei yang menjadi alas bagi kita tidur tentunya harus diperhatikan kebersihannya, apalagi bagi si kecil atau orang-orang dengan bakat alergi.
Meskipun demikian, ada beberapa alasan medis lainnya yang memperkuat alasan kenapa Anda harus mengganti sprei secara rutin.
Pasalnya, jika kebersihan alas tidur dibiarkan tidak terjaga, maka akan muncullah ancaman-ancaman kesehatan lainnya yang bermunculan.
Apa saja konsekuensinya?
Berikut ini adalah beberapa paparannya dan alasan kesehatannya:
1. Sel Kulit yang Mati Mengundang Tungau
Saat tidur, terutama malam hari sel-sel tubuh kita diperbaiki dan diperbaharui dengan sel baru, begitu pula halnya dengan kulit.
Sisa-sisa kulit mati kita tentunya menempel pada sprei yang kita gunakan walaupun tidak terlihat dengan mata telanjang. Sisa-sisa kulit mati inilah yang akan menjadikan sprei tempat yang digemari tungau.
Tungau merupakan hewan mikroskopik yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Tungau banyak terdapat di dalam debu rumah. Tungau yang terbawa debu dan hinggap di sprei akan memakan sisa-sisa kulit mati yang terdapat di sana sehingga sprei yang jarang diganti akan mengandung banyak tungau.
Tungau ini adalah semacam kutu yang pada sebagian orang tidak tahan atau alergi terhadap sekret yang mereka keluarkan. Karenanya, jarang mengganti sprei dapat menyebabkan gatal-gatal terutama bagi orang yang alergi tungau. Debu yang menempel di sprei pun bila terhirup dapat menyebabkan sesak napas.
2. Tungau adalah Penyebab Skabies
Salah satu yang penyakit yang mudah muncul dari kondisi tempat tidur yang kotor adalah skabies. Skabies hadir karena munculnya tungau atau kutu di tempat tidur yang lama tidak dibersihkan.
Skabies adalah suatu bentuk penyakit kulit yang disebabkan oleh sensitisasi terhadap parasit tungau kecil Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya. Skabies dikenali apabila ditemukan minimal dua dari keluhan-keluhan berikut:
- Rasa gatal di daerah lesi pada malam hari
- Umumnya terjadi dalam kelompok yang memiliki kontak dekat (seperti rumah, asrama, dsb)
- Adanya lesi (perlukaan) khas berupa terowongan putih atau keabuan rata-rata sepanjang 1 cm yang pada ujungnya terdapat lesi kulit seperti jerawat atau lenting. Umumnya terdapat di sela jari, pergelangan tangan, sisi lengan bawah bagian dalam, siku bagian luar, lipat ketiak, puting, pusar, bokong, kelamin dan perut bagian bawah.
- Ditemukan adanya tungau baik dalam bentuk telur, larva ataupun tungau dewasa.
Permasalahannya adalah skabies seringkali menyerupai kelainan kulit lain yang juga memiliki keluhan gatal sehingga menyulitkan diagnosis, dan tentu saja, menyulitkan pengobatannya.
3. Sprei Lembab Menjadi Biang Kuman dan Jamur
Selain itu, saat tidur tidak jarang kita mengeluarkan keringat terutama bila saat udara panas. Keringat yang mengenai sprei dapat menimbulkan kelembaban yang menjadi tempat yang disukai oleh kuman dan jamur. Mengganti dan mencuci sprei secara berkala tentunya akan mengurangi kemungkinan kita untuk terjangkit berbagai penyakit.
Lalu apakah hal ini bisa terjadi juga pada alat tidur yang berada di ruangan ber-AC, yang notabene ruangan berAC lebih sedikit risiko mengundang kelembaban dan cenderung kering. Jawabnya adalah sama. Meskipun dirasa kering, kadar kelembaban tak kasat mata dan perkembangannya tidak dapat tertakar kecuali dengan piranti canggih. Jadi, untuk pencegahan keseluruhannya sangat disarankan untuk mulai rutin menjaga kebersihan alas tidur Anda.
Jadi, meskipun mengganti sprei terdengar sebagai sesuatu hal yang sepele namun ternyata jika diabaikan dapat berdampak bagi kesehatan kita.