Kesehatan Umum

5 Gaya Hidup Kekinian yang Tidak Sehat

dr. Fiona Amelia MPH, 08 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mengikuti tren gaya hidup kekinian boleh-boleh saja. Tapi hati-hati, beberapa tren juga bisa membahayakan kesehatan Anda.

5 Gaya Hidup Kekinian yang Tidak Sehat

Masuknya budaya-budaya baru yang sebagian besar dipengaruhi oleh kemajuan teknologi pada akhirnya dapat menggeser kebiasaan di masyarakat, sehingga muncul gaya hidup baru yang dianggap kekinian. Dari sekian banyak tren, ada beberapa di antaranya yang berefek negatif.

Berikut adalah daftar gaya hidup kekinian yang tidak sehat. Secara tak sadar, mungkin selama ini Anda sering melakukannya.

Terlalu sering menggunakan gawai

Berdasarkan laporan e-Marketer, Indonesia menjadi negara dengan pengguna aktif ponsel pintar terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Penggunanya didominasi oleh usia produktif yang tergolong generasi milenial, yakni mereka yang berusia 15-35 tahun.

Kaum milenial dapat menghabiskan total 18 jam per hari di depan gawai untuk menggunakan media sosial, menonton video klip atau film, serta bermain game. Secara medis, tentu ada risiko negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan ini. Di antaranya text neck syndrome dan computer vision syndrome.

Sesuai namanya, text neck syndrome adalah cedera pada bagian tulang belakang leher akibat regangan otot leher yang berulang. Kondisi ini dipicu oleh postur tubuh dengan posisi kepala condong ke depan (forward head posture) saat menggunakan gawai dalam waktu lama.

Posisi kepala yang seperti ini sesungguhnya menimbulkan tekanan pada tulang belakang, mirip seperti sedang membawa beban di punggung bagian atas. Lama-kelamaan kebiasaan ini dapat mengubah bentuk tulang belakang secara permanen dan membuat postur tubuh seseorang tampak bungkuk.

Sedangkan, computer vision syndrome berhubungan dengan pandangan buram, mata lelah serta berair dan muncul sakit kepala akibat menatap layar komputer atau gawai dalam waktu lama. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada mereka yang sehari-harinya bekerja di depan layar komputer selama paling sedikit 3 jam per hari.

Artikel Lainnya: Gaya Hidup Sehat Itu Tidak Mahal, Ini Buktinya!

Sering menggunakan headset

Sejalan dengan meningkatnya penggunaan gawai, penggunaan headset pun meningkat. Biasanya, kaum milenial menggunakannya saat sedang berkendara dengan transportasi umum atau bahkan saat bekerja di kantor. Kebiasaan ini tak selalu berbahaya, tapi harus tahu batasannya.

Penggunaan headset yang tidak tepat, seperti terlalu lama atau volume suara terlalu keras, dapat memicu noise-induced hearing loss (NIHL) atau tuli akibat bising suara. Kondisi ini bisa terjadi akibat kerusakan sel-sel rambut di dalam telinga, yang seharusnya berfungsi sebagai reseptor suara.

Keluhan dapat berupa telinga berdenging, pusing berputar, hingga gangguan pendengaran atau tuli. Risiko ini meningkat apabila Anda menggunakan headset dengan volume suara di atas 60 persen (intensitas suara >85 dB) selama 8 jam per hari.

Bila Anda senang menggunakan headset, pilihlah jenis headphone ketimbang earphone, dan utamakan yang memiliki fitur peredam bising (noise limiter). Dengan demikian, Anda dapat menikmati suara dengan volume tidak lebih dari 60 persen volume maksimal. Selain itu, batasi penggunaannya tidak lebih dari satu jam per hari, apalagi dibawa tidur.

Belanja secara online

Teknologi memang sangat memanjakan dan memudahkan kehidupan sehari-hari. Karena kini belanja pun hanya perlu menekan dari gawai. Anda tak perlu bermacet-macet di jalan atau antre di kasir untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari.

Akan tetapi, kebiasaan ini membuat gaya hidup menjadi semakin sedenter. Orang menjadi lebih malas gerak, sehingga kurang aktivitas fisik. Akibatnya, risiko penyakit jantung koroner, diabetes, serta kehilangan massa otot dan tulang pun meningkat.

Tak hanya itu, risiko akibat paparan gawai seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pun juga ikut meningkat.

Artikel Lainnya: Gaya Hidup Sehat yang Bisa Kamu Tiru dari Pesta Bola Dunia

Hobi nongkrong di kafe dan ngopi

Mereka yang masuk dalam generasi milenial gemar nongkrong di kafe untuk ngopi-ngopi sambil bekerja atau berdiskusi. Memang tak salah dengan kebiasaan ini. Tapi, Anda perlu tahu kopi mana yang sehat dan yang tidak sehat.

Secara alami, kopi memang memiliki manfaat kesehatan karena kaya antioksidan. Namun, ini hanya berlaku bila yang dikonsumsi adalah kopi hitam tanpa gula dengan batasan 2 cangkir (200 mg kafein) per hari.

Sayangnya, kopi-kopi yang disajikan di kafe biasanya mengandung gula tambahan atau krim kental manis. Faktanya, jumlah gula di dalam 1 cangkir kopi frappucino misalnya mencapai 33 gram, dimana angka ini sudah lebih dari batasan konsumsi gula harian menurut Badan Kesehatan Dunia, yakni 25 gram per hari atau setara dengan 6 sendok teh.

Bila tidak waspada dengan kandungan gulanya, Anda bisa mengalami obesitas dan sederet masalah kesehatan lainnya. Meski berembel-embel less sugar atau no sugar pun, sesungguhnya kopi-kopi seperti ini masih mengandung sejumlah gula tambahan yang signifikan.

Tidak makan tetapi ngemil

Banyak milenial yang kerap mengurangi frekuensi makan besar dengan alasan untuk diet dan menjaga berat badan. Namun ternyata, frekuensi ngemil mereka tetap atau bahkan bertambah. Pilihan camilan pun tak jauh-jauh dari gorengan, kue-kue manis, atau roti yang umumnya tinggi kalori tapi miskin zat gizi.

Tapi perlu diketahui, meski membuat Anda cepat kenyang, camilan juga akan cepat membuat Anda lapar kembali. Jadi, sebaiknya atur frekuensi makan besar tetap tiga kali sehari dan jangan pernah melewatkan sarapan. Bila ingin berdiet, perhatikan komposisi menu makanan Anda. Pastikan tinggi serat, tinggi protein dan asam lemak sehat.

Bagi Anda yang menjalankan upaya diet, usahakan makan terakhir jam 7 malam dan sediakan camilan sehat seperti buah potong, yoghurt, keju, atau jus buah yang diblender sendiri tanpa tambahan pemanis apapun.

Itulah sederet gaya hidup kekinian yang kerap dilakoni oleh kaum milenial. Sayangnya, kebiasaan di atas memiliki risiko yang beragam terhadap kesehatan Anda. Jadi, pandai-pandailah membatasi diri agar kemajuan teknologi dan sederet kemudahan yang diberikannya tak berdampak buruk pada kesehatan Anda.

[NP/ RVS]

Gaya Hidup
mata lelah
Berat Badan
Diet
gawai
generasi milenial
Gula tambahan
Gaya Hidup Kekinian
Obesitas