Keinginan untuk melakukan donor darah merupakan hal yang sangat baik. Sebab, aktivitas ini dapat menyelamatkan kehidupan orang lain, sekaligus memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya. Di Indonesia, Palang Merah Indonesia (PMI) terus melakukan berbagai strategi untuk mempermudah layanan donor darah.
PMI sendiri membutuhkan sejumlah 4,5 juta kantong berisi darah setiap tahunnya untuk didistribusikan ke seluruh pelosok tanah air bagi pasien yang membutuhkan.
Selain berjasa dalam menyelamatkan nyawa orang lain, mendonorkan darah juga membantu membakar kalori tubuh, mempertahankan berat badan tetap ideal, serta dapat menjadi sarana mendeteksi adanya penyakit yang serius seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV, dan sifilis.
Hindari ini sebelum donor darah
Nah, agar keinginan menyumbangkan darah bisa terwujud, ada lima hal yang perlu dihindari jelang donor darah dilakukan, yaitu:
1. Hindari hal-hal yang menyebabkan anemia
Untuk bisa mendonorkan darah, Anda tak boleh mengalami anemia. Palang Merah Indonesia (PMI) mensyaratkan kadar sel darah merah setidaknya 12 gram/desiliter (g/dl) pada perempuan atau 12,5 g/dl pada laki-laki untuk bisa menjadi pendonor.
Agar Anda terhindar dari anemia, konsumsi makanan yang mengandung zat-zat penting penyusun sel darah merah, yakni makanan tinggi zat besi seperti daging sapi, hati ayam, dan sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan kale.
Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kadar vitamin B12 seperti ikan salmon, telur dan susu.
2. Melakukan tato atau tindik telinga
Anda tidak dapat mendonorkan darah bila melakukan tato atau tindik telinga dalam jangka waktu enam bulan sebelumnya. Hal ini karena prosedur tato dan tindik telinga meningkatkan risiko penyakit yang dapat ditularkan melalui jarum, seperti hepatitis B dan hepatitis C.
3. Melakukan vaksinasi
Jika baru saja menerima vaksinasi polio, influenza, atau difteri, dalam 24 jam terakhir, Anda belum dapat mendonorkan darah. Demikian pula jika Anda baru saja menerima vaksinasi virus hidup seperti MMR (mumps, measles, dan rubella) dan TT (tetanus toxoid) dalam dua minggu terakhir.
Jika Anda perlu melakukan vaksinasi dan ingin melakukan donor darah, sebaiknya waktu untuk melakukan kedua hal tersebut diatur dengan baik. Misalnya dengan melakukan donor darah dahulu, baru dilanjutkan dengan vaksinasi, atau dengan melakukan vaksinasi dari jauh-jauh hari sebelum donor darah.
4. Mengonsumsi antibiotik
Jika Anda sedang mendapatkan antibiotik dari dokter karena mengalami infeksi tertentu, maka donor darah harus ditunda dahulu. Umumnya, donor darah baru dapat dilakukan setelah tujuh hari pasca konsumsi antibiotik untuk terakhir kalinya dan bila infeksinya sudah benar-benar teratasi.
5. Kurang minum air putih
Pendonor darah tak boleh berada dalam keadaan dehidrasi. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda selalu mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup setiap harinya.
Umumnya seseorang perlu mengonsumsi air putih sebanyak 1,5-2 liter per hari. Hal ini juga berlaku setelah Anda selesai mendonorkan darah. Pastikan asupan cairan Anda cukup untuk menggantikan darah yang diambil dari dalam tubuh.
Meski donor darah terlihat seperti hal yang sederhana, namun demi alasan keamanan, PMI memberlakukan persyaratan untuk seseorang bisa memberikan darahnya. Oleh sebab itu, agar rencana Anda untuk melakukan donor darah dapat terlaksana dengan baik, lakukan persiapan yang matang dengan menjaga kesehatan Anda sebelum mengunjungi unit donor darah terdekat.
[NP/ RVS]