Menjenguk orang sakit memang dapat menjadi media untuk mempererat hubungan, asal Anda tahu etika yang benar. Sebagai orang yang menjenguk, Anda diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat pada orang yang sakit, agar dapat segera pulih dan sembuh dari penyakitnya.
Namun hati-hati, tujuan mulia ini tidak jarang justru berdampak negatif bila dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Berikut ini adalah etika yang wajib dijadikan bekal sebelum menjenguk orang yang sedang sakit.
-
Perhatikan waktu kedatangan
Hati-hati, waktu kunjungan yang tidak tepat dapat mengganggu porsi istirahat orang yang sedang sakit. Oleh karena itu, hindari membesuk di saat waktu tidur siang atau malam hari menjelang waktu istirahat.
Sebaiknya, pemilihan waktu ini dikomunikasikan terlebih dahulu dengan orang yang akan dijenguk atau kerabat yang menjaganya. Sehingga, orang yang dibesuk akan merasa lebih nyaman dan porsi tidurnya tidak akan terganggu dengan kedatangan Anda.
-
Batasi waktu besuk
Sebaiknya Anda tidak berlama-lama ketika datang membesuk orang sakit. Ingat, kedatangan menjenguk orang sakit hanya untuk menunjukkan perhatian dan memberikan dukungan agar ia segera pulih, bukan untuk mengobrol seputar hal yang saat ini bukan menjadi fokus pasien.
Jadi, batasi waktu besuk maksimal hanya 30 menit, agar kunjungan tersebut tidak mengganggu jam tidur dan menghabiskan energi orang yang sedang sakit untuk sekadar menyambut tamu.
-
Hindari membahas penyakit bila orang yang sakit tidak bercerita
Beberapa orang memilih menyimpan sendiri riwayat penyakitnya dan tidak ingin bercerita panjang lebar mengenai kondisi tubuhnya. Oleh sebab itu, bila tidak ada cerita yang terlontar dari kerabat yang sedang sakit, sebaiknya Anda tidak menanyakan perihal penyakitnya.
Di dunia medis sendiri, riwayat penyakit adalah hak mutlak pasien, dan pasien berhak tidak memberitahukannya kepada siapapun, bahkan keluarga terdekatnya.
-
Pertimbangkan saat memilih “buah tangan”
Membawa “buah tangan” saat besuk sudah menjadi budaya menjenguk di Indonesia. Bila Anda akan membawanya saat mengunjungi orang sakit, ketahui terlebih dahulu riwayat penyakitnya. Sesuaikan apa yang Anda bawa dengan kondisi kesehatan pasien.
Misalnya ketika akan menjenguk kerabat yang memiliki riwayat diabetes, sebaiknya hindari membawa “buah tangan” yang mengandung kadar gula atau karbohidrat tinggi seperti kue. Sebaliknya, bawakan buah-buahan segar yang lebih bersahabat dengan kesehatan.
Hal yang khusus pun bisa terjadi pada orang yang sakit akibat gangguan sistem kekebalan tubuh. Umumnya mereka menghindari “buah tangan” dalam bentuk apapun, guna meminimalkan paparan kuman yang dapat memperberat penyakitnya.
-
Hindari mengkritisi kondisi fisiknya
“Kamu terlihat pucat ya” atau “Turun berapa banyak, kok kurus banget.” Kedua contoh pertanyaan ini hanya akan menurunkan semangat orang yang dijenguk dan dapat berdampak negatif pada kemajuan kesembuhannya.
Sebaliknya, berikan kata-kata yang dapat mendongkrak semangatnya untuk sembuh. Anda boleh menyisipkan kalimat, “Kita semua selalu ada kapan pun dibutuhkan.” Dengan demikian, ia akan merasa selalu punya dukungan dan pengharapan.
-
Mengisahkan riwayat sakit serupa yang berujung menyeramkan
Orang yang sedang sakit pasti akan mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang perjalanan penyakitnya, termasuk kemungkinan terburuk yang bisa ia alami. Jadi, lebih baik jangan menambah beban pikirannya dengan membandingkan kondisi pasien dengan kondisi orang lain, apalagi bila ujung kisahnya berakhir tragis.
Menjenguk orang sakit tidaklah sesederhana apa yang selama ini Anda pikirkan. Namun, dengan memperhatikan segala etika di atas, kedatangan Anda akan memberikan semangat yang dibutuhkan untuk mempercepat kesembuhan orang yang sedang sakit.
[NP/ RVS]