Pernahkah Anda terpikir, berapa banyak kuman yang bersarang di salon kecantikan yang biasa Anda kunjungi? Orang-orang yang berbeda datang silih berganti, setiap hari, tentunya hal ini akan memungkinkan kuman-kuman untuk berinteraksi satu sama lain dan menyebar. Apalagi jika satu peralatan digunakan bergantian dan tidak dibersihkan sama sekali.
Berikut ini delapan area serta peralatan yang rentan menjadi media perantara kuman di salon kecantikan.
-
Alat kikir kuku
Anda tahu kasus Paula Abdul, juri American Idol, yang terkena infeksi jamur pada tangan setelah manikur di sebuah salon? Jika ya, sebaiknya Anda juga waspada. Karena seperti Paula, siapa pun termasuk Anda berisiko tertular infeksi seperti hepatitis C dan kuman Staphylococcus saat melakukan manikur pedikur.
Setelah digunakan, peralatan stainless untuk manikur pedikur seharusnya dibersihkan dengan autoclave (sterilisasi dengan alat bertemperatur tinggi). Namun, ada juga yang membersihkannya dengan cara merendam peralatan dalam cairan kimia selama minimal 10 menit.
-
Workstation
Selain peralatan, para pekerja salon harus memastikan workstation (tempat para klien mendapatkan perawatan) bebas dari kuman setiap kali berganti konsumen. Mereka harus membersihkannya minimal dengan menggunakan cairan disinfektan.
-
Sisir, gunting, pisau cukur
Sebelum digunakan klien, ketiga peralatan tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Jika sisir, gunting, dan pisau cukur terkontaminasi bakteri, kuman dapat berkembang biak dan tinggal di kulit kepala. Selain itu, jangan sampai kontainer tempat meletakkan alat terlalu penuh agar kuman tidak mengerubungi area tersebut.
-
Tempat pencucian rambut
Pastikan tempat yang digunakan untuk mencuci rambut dalam keadaan bersih (tidak harus diberikan disinfektan), terutama setelah digunakan oleh klien. Handuk yang dilingkarkan ke rambut dan leher juga harus bersih.
-
Jubah dan handuk tubuh
Untuk perawatan yang membutuhkan penggunaan jubah maupun handuk pada tubuh, perhatikan apakah masih layak digunakan atau tidak. Kutu rambut maupun badan senang bersarang di kedua benda tersebut.
-
Tangan dan jari tanpa proteksi
Pastikan bahwa penata rambut Anda tidak memasukkan jari-jemari ke dalam produk yang akan digunakan kepala tanpa menggunakan sarung tangan. Hal ini dapat menyebarkan bakteri karena berhubungan langsung dengan kulit.
-
Stick pengoles lilin atau karamel
Jika di tempat waxing menggunakan lilin maupun karamel, pada umumnya terapis menggunakan satu stick per kali celup ke dalam bahan (tidak double-dipping). Jika belum, mintalah kepada yang mengerjakan.
-
Ranjang waxing
Umumnya, sekarang tempat waxing sudah dilengkapi oleh handuk dan kertas sekali pakai di ranjangnya. Jika belum, Anda berhak memintanya. Setelah waxing, sebaiknya Anda menuruti saran terapis untuk tidak mandi dengan air panas selama 1 hari serta tidak menggunakan cairan pembersih kemaluan maupun deodoran. Di samping itu, lakukanlah scrubbing dua kali per minggu pada daerah yang sudah dilakukan waxing untuk mencegah terjadinya infeksi.
Agar usaha Anda untuk merawat diri tidak sia-sia, pastikan untuk memilih salon kecantikan yang terpercaya dan sudah terkenal akan kebersihannya. Lihat juga apakah terapis kecantikannya memang berkompeten, dan lebih baik lagi jika mereka sudah memiliki sertifikasi.
[RS/ RVS]