Belakangan ini, tramadol dilabeli sebagai obat-obatan terlarang. Terlebih, beberapa publik figur pernah diamankan polisi akibat mengonsumsi tramadol sembarangan.
Padahal, tramadol ini boleh dan aman dikonsumsi, lho. Dengan catatan, harus dengan resep dan diagnosis jelas dari dokter!
Lantas, jika sudah diperbolehkan, apakah aman mengonsumsi obat tramadol dengan jangka waktu panjang? Adakah dampak kesehatan yang bisa timbul?
Apa Itu Tramadol?
Tramadol atau sebutan lengkapnya Tramadol Hydrochloride (HCI), merupakan obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri intensitas sedang hingga parah.
Tramadol termasuk dalam golongan obat nyeri opioid dan harus diminum berdasarkan resep dokter. Anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh mengonsumsi obat satu ini, karena bisa memberikan efek samping berbahaya.
Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, tramadol bekerja di bagian sistem saraf dengan mengubah persepsi tubuh dalam merespon rasa sakit.
Biasanya, obat ini diberikan pada pasien yang mengalami kanker, nyeri saraf, patah tulang, atau punya cedera akibat kecelakaan.
Artikel Lainnya: Lucinta Luna Diduga Konsumsi Tramadol dan Riklona, Ini Bahayanya!
Apa Efek Sampingnya Jika Dipakai Jangka Panjang?
Obat ini pada dasarnya tidak menyebabkan kecanduan jika dikonsumsi sesuai resep.
Jika digunakan dalam jangka waktu panjang, tidak menutup kemungkinan orang tersebut telah kecanduan dengan tramadol.
“Tramadol tidak boleh digunakan dalam jangka panjang kecuali sesuai dengan resep dokter. Bukannya memberikan banyak manfaat, tramadol justru bisa memicu efek samping yang cukup fatal bagi penggunanya,” kata dr. Devia.
Berikut beberapa efek samping akibat mengonsumsi tramadol:
- Nyeri kepala.
- Mual dan muntah.
- Diare hebat.
- Mulut kering.
- Sembelit.
- Jantung berdebar cepat.
- Sesak napas.
- Gelisah.
- Sulit tidur.
Tidak menutup kemungkinan, dampak sesak napas dan irama jantung berdetak tidak beraturan bisa menyebabkan kematian bagi yang mengonsumsinya.
Tak hanya itu, dr. Devia juga menjelaskan kecanduan tramadol dapat menyebabkan tukak atau luka lambung.
Hal ini bisa ditandai dengan keluhan nyeri perut seperti maag parah. Selain maag, luka di usus 12 jari atau di bawah kerongkongan pun bisa timbul.
Dalam kasus parah, tukak lambung akibat konsumsi tramadol bisa menyebabkan perdarahan dan harus melakukan prosedur endoskopi. Prosedur ini untuk melihat seberapa parah luka yang dialami lambung.
Artikel Lainnya: Bolehkah Tramadol Dikonsumsi Ibu Hamil?
Tips Bebas Efek Samping saat Mengonsumsi Tramadol
Soal ini, dr. Devia menyarankan agar pasien yang mengonsumsi tramadol minum obat sesuai resep dokter.
Jika keluhan sudah hilang, sebaiknya hentikan minum tramadol agar tidak menimbulkan efek jangka panjang.
Selain itu, konsultasikan juga pada dokter jika Anda mengalami gangguan organ hati, ginjal, pankreas, dan kelenjar tiroid. Ini bertujuan untuk mencegah efek samping pada organ-organ tersebut.
Hindari juga berkendara setelah mengonsumsi tramadol. Meskipun ampuh meredakan nyeri, tramadol juga bisa menimbulkan efek samping mengantuk.
“Pastikan Anda selalu membaca keterangan yang sudah dituliskan oleh dokter. Jangan melebihi dosis yang sudah diberikan karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan diri sendiri. Tramadol bisa digunakan setelah makan, tapi lebih baik digunakan hanya jika nyeri dalam tubuh muncul,” tutup dr. Devia.
Untuk tahu informasi lebih lanjut tentang dosis atau dampak penggunaan tramadol, konsultasikan dengan dokter Anda. Mau lebih praktis? Ajukan pertanyaan online lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)