KlikDokter.com - Obesitas bermakna kelebihan berat badan yang jauh melebihi berat yang diinginkan. Tidak jarang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan kelebihan berat badan, padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain.
Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara kelebihan berat badan (overweight) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal. Obesitas dapat terjadi disebabkan karena antara lain terjadinya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) telah diakui sebagai cara yang paling praktis dalam menentukan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun. Indeks massa tubuh adalah perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam berat badan normal, kurang, atau berlebih (obesitas).
Rumus Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh dapat kita hitung sendiri dengan rumusan:
Namun keterbatasan IMT adalah tidak dapat digunakan bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, serta orang yang memiliki volume otot banyak, contohnya atlet. Penghitungan IMT ini dapat juga anda lakukan secara on-line di website ini di layanan fitur Hitung Body Mass Index di sebelah kanan tampilan website klikdokter.com.
Tubuh Subur Belum Berarti Sehat
Obesitas & Komplikasinya
Kurang lebih sebanyak 40% kejadian penyakit jantung koroner terjadi pada seseorang dengan nilai Indeks Massa Tubuh di atas 21, namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini sebetulnya dapat dicegah.
-
Penyakit Jantung Koroner (PKH) / Coroner Heart Disease (CHD)
Kelebihan berat badan merupakan faktor resiko utama terhadap stroke. Kegemukan (terutama di sekitar perut/abdomen) dapat meningkatkan resiko stroke (kondisi ini tidak tergantung besarnya nilai Indeks Massa Tubuh).
-
Stroke
Obese cenderung lebih mudah terkena batu empedu.
-
Penyakit Kantung Empedu
Kelebihan berat badan berhubungan dengan OA pada sendi tangan dan lutut. Bagaimanapun, keterbatasan kemampuan berolah raga pada pasien OA sedikit banyak juga mengambil peranan terhadap timbulnya kelebihan berat badan.
-
Osteoarthritis (OA)
Obesitas dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit kanker tertentu. Suatu studi yang dilakukan oleh American Cancer Society menjelaskan bahwa kematian yang diakibatkan oleh kanker prostat dan rektal-colon (colorectal) meningkat pada laki-laki obese, sedangkan kanker endometrium, uterus, mulut rahim (cervix), dan indung telur (ovarium) meningkat pada wanita obese. Dibandingkan wanita dengan berat normal pada masa post-menousal, wanita obese mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker payudara.
Obesitas juga berhubungan dengan varieses vena, beberapa gangguan hormonal dan infertilitas.
-
Kelainan (gangguan) lain
Selain itu, kelebihan berat badan dan obesitas erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Seperti yang telah disebutkan di awal, morbiditas itu dapat berupa tekanan darah tinggi atau hipertensi, kelainan fraksi lipid atau dislipidemia yang diindikasikan dari kenaikan kadar kolesterol total, penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes tipe II, penyakit gallblader atau penyakit di kandung empedu, disfungsi pernafasan, penumpukan kristal asam urat di jaringan dan persendian tubuh atau gout, nyeri sendi atau osteoarthritis, dan beberapa jenis kanker tertentu. Namun penyakit kronik yang paling sering menyertai obesitas adalah diabetes tipe II, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang merupakan implikasi lanjutan dari dislipidemia. Data dari NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) III, 1988 – 1994, memperlihatkan bahwa dua pertiga pasien obese dan overweight dewasa (nilai Indeks Massa Tubuh : 27) mengidap paling sedikit satu dari banyak penyakit kronik tersebut serta 27% lainnya dari mereka mengidap dua atau lebih penyakit.
Lalu Bagaimana?
Solusik Obesitas
-
Makan lebih sedikit lemak maksimal 30 % dari keseluruhan jumlah kalori yang dikonsumsi. Mengurangi lemak akan mengurangi asupan kalori dan memperbanyak turunnya berat badan. Hal itu juga dapat membatasi atau mencegah timbulnya ‘efek salah makan’. Karena lemak adalah sumber kalori terbesar.
Menu makanan sekarang jelas jauh berbeda dengan menu makanan pada era terdahulu. Jika era dulu makanan lebih banyak mengandung karbohidrat seperti halnya kue-kue dengan bahan utama hanya dari tepung, era modern sekarang selain tepung, juga banyak dinambahkan margarine, minyak dan jenis lemak lainnya.
Seperti telah diketahui, lemak merupakan penghasil kalori terbesar tiap gramnya, dibandingkan sumber nutrisi lainnya seperti halnya karbohidrat dan protein.
Maka tidak heran, bila asupan lemak yang tinggi merupakan penyebab terjadinya kelebihan asupan energi, yang bila tertimbun dapat menimbulkan kelebihan berat badan.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa seseorang dengan kelebihan berat badan sangat suka makanan berlemak. Rata-rata konsumsi lemak mereka berada di atas 50% dari total kalori.
Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan dirubah menjadi bentuk yang lebih kecil, kemudian diteruskan ke lambung. Dengan bantuan enzim, makanan di lambung dipecah menjadi komponen-komponen penyusunnya, seperti protein, karbohidrat, dan lemak.
-
Kurangi asupan kalori per hari dari pola makan biasanya (kurang lebih 600 kkal). Tubuh selalu memerlukan asupan nutrisi dasar, tidak selalu dari kuantitas asupan yang banyak. Namun lebih efektif didapat dari pola makan yang berkualitas.
Zat gizi utama yang dibutuhkan oleh tubuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Zat-zat gizi tersebut menempati porsi vital yang dibutuhkan untuk metabolisme, membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, dan untuk mendapatkan energi.
Selain zat gizi utama tadi, tubuh juga memerlukan mineral dan vitamin untuk mengatur cairan (elektrolit) tubuh, pertumbuhan tulang, pembentukan sel-sel darah, membantu proses metabolisme dan membentuk hormon / enzim
-
Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, paling sedikit 3 kali sehari. Memilih makanan dan minuman secara hati-hati akan membantu anda mengontrol kalori dan jumlah lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam, gula dan minuman beralkohol.
-
Perbanyak aktifitas. Sebelum anda melakukan perubahan apapun pada diri anda, pastikan bahwa hal itu akan bermanfaat. Meningkatkan aktifitas fisik secara umum seperti berolahraga selama 20 menit dapat menurunkan tekanan darah, mengontrol diabetes, menurunkan kadar kolesterol serta mengurangi komplikasi kesehatan lainnya yang berhubungan dengan kelebihan berat badan. Jelas lebih baik daripada anda menghabiskan 2 jam menunggu di salon atau di bengkel.
Dengan latihan secara teratur umumnya lebih berhasil menurunkan berat badan dan mempertahankannya dibandingkan dengan orang yang tidak berlatih secara teratur. Serta tak luput konsultasikan dengan dokter atau pakar-pakar terkait terlebih dahulu sebelum anda memulai program olah raga.
Satu hal yang perlu dan penting diingat, satu-satunya jalan untuk menurunkan berat badan adalah untuk penggunaan energi yang lebih banyak daripada energi yang dikonsumsi.
-
Dan yang terakhir adalah kebulatan tekad. Diperlukan kegigihan usaha dari pelaksanaan niat yang ditanamkan. Bulan puasa ini adalah momentum tepat untuk mengimplementasikan usaha ini.