KlikDokter.com - Tahukah Anda bahwa ancaman terserang penyakit infeksius (penyakit yang disebabkan oleh kuman) akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang? Ada dua faktor yang berperan dalam terjadinya hal ini, yakni:
1) kemampuan kuman-kuman yang menyerang manusia terus meningkat secara konstan;
2) perubahan demografi yang terjadi di komunitas di mana kedua hal tersebut mempengaruhi resistensi/ ketahanan tubuh kita terhadap infeksi ini.
Contoh fenomena ini ditunjukkan dengan jelas pada fakta sulitnya penemuan satu vaksin tunggal untuk virus influenza. Hingga saat ini tidak ada satu vaksin influenza yang dapat digunakan selama bertahun-tahun tanpa perlu memberikan vaksin pembaharuan. Sejak tahun 2010, komite vaksinasi CDC di Amerika Serikat merekomendasikan pemberian vaksin setiap tahunnya. Tentunya cukup merepotkan untuk melakukan vaksinasi secara rutin setiap tahun. Namun apa boleh buat, virus flu mengalami perubahan secara konstan, baik materi genetik maupun komposisinya. Maka formulasi vaksin flu selalu ditinjau setiap tahunnya dan terkadang diperbaharui untuk menangkal virus flu di sekitar kita yang selalu berubah.
Sekitar tahun 1980 kuman seperti rotavirus, campylobacter, legionella, eschericia coli (E.coli), sangat jarang terdengar. Namun saat ini, rotavirus menjadi penyebab tersering diare pada anak, dan E. coli ‘merajai’ penyakit diare pada orang dewasa.
Halaman berikut menjelaskan lebih lengkap mengenai cara menekan angka risiko untuk paparan penyakit yang semakin berevolusi.
Pencegahan Terpaparnya Kuman & Bakteri yang Berevolusi
Beberapa kuman yang tadinya menjadi masalah besar hanya di rumah sakit, saat ini berubah menjadi kuman yang beredar di masyarakat seperti: methicillin-resistant Staphylococcus aureus / MRSA menjadi Community-associated MRSA / CA-MRSA. Evolusi yang dialami kuman menyebabkan mereka memiliki pertahanan tubuh yang baru hingga kemampuan yang lebih besar untuk menyebabkan penyakit yang lebih parah di tubuh manusia.
Beberapa ahli menyebut hal ini sebagai ‘inteligensi’ mikroba. Mikroba seakan-akan memiliki inteligensia untuk beradaptasi dan berubah, bahkan saling menyebarkan sinyal agar populasi mikroba yang sama mengalami evolusi yang serupa demi bertahan hidup dalam suatu lingkungan. Diyakini terdapat suatu pensinyalan kimiawi yang menginduksi perubahan fisiologis maupun perilaku sel mikroba tersebut, hingga akhirnya mempengaruhi struktur kawanannya. Contoh-contoh inteligensi mikroba lainnya misalnya:
-
Kemampuan bakteri untuk mengubah gen-nya agar dapat menghasilkan resistensi terhadap antibiotik
-
Dalam kondisi lingkungan yang buruk, beberapa bakteri dapat berubah menjadi endospora yang tahan terhadap panas dan kondisi dehidrasi
-
Bakteri mampu mengubah diri sehingga sulit dikenali oleh sistem imun
-
Sebuah koloni bakteri dapat membentuk biofilm, suatu lapisan yang dapat melindungi diri kawanan tersebut
Masih banyak bukti lain yang menunjukkan kemampuan dan kepintaran mikroba untuk terus bertahan hidup di dalam tubuh manusia serta terus menyebabkan terjadinya penyakit. Menghadapi fakta ini, kita juga harus terus memacu diri untuk memperbaharui pertahanan tubuh sendiri. Adanya peningkatan dalam upaya penjagaan kesehatan diri tentunya menjadi hal yang sangat diharapkan, khususnya dalam upaya pencegahan. Lakukanlah kebiasaan hidup bersih dan sehat sebaik mungkin, rutinlah cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, serta pertahankan daya tahan tubuh yang optimal. Dengan begitu kita dapat meningkatkan kekuatan diri untuk mencegah penyerangan kuman-kuman berinteligensi tersebut.