Pemeriksaan hematologi menjadi salah satu tes darah yang sering kali dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan. Tes ini memeriksa sel darah putih, sel darah merah, hingga trombosit.
Lantas, kapan harus melakukan tes hematologi lengkap? Penyakit apa yang bisa dideteksi dari pemeriksaan ini? Yuk. cari tahu selengkapnya tentang pemeriksaan hematologi lewat ulasan berikut ini.
Apa Itu Tes Hematologi Lengkap?
Dijelaskan dr. Atika, pemeriksaan hematologi lengkap adalah pengujian yang dilakukan melalui sampel darah seseorang.
“Dalam setetes darah mengandung berbagai jenis sel, serum, dan protein, yang bisa dihitung maupun diuji, sehingga bisa menjadi petunjuk kondisi kesehatan yang berlangsung pada tubuh seseorang,” ujarnya.
Adanya gangguan yang terjadi pada darah bisa menghambat banyak fungsi tubuh, serta menyebabkan berbagai komplikasi. Untuk itu, diperlukan cek hematologi lengkap untuk mendeteksi sejumlah penyakit.
Menurut Dokter Atika, ada banyak penyakit yang bisa terungkap dari pemeriksaan hematologi. Pasalnya, hampir semua organ tubuh yang mengalami penyakit bisa memunculkan penanda atau marker dalam darah. Ketika dilakukan uji hematologi, maka bisa mengungkapkan adanya penyakit tersebut.
Berikut sejumlah penyakit yang bisa dideteksi dari cek darah hematologi lengkap:
- Penyakit infeksi
- Radang
- Autoimun
- Kanker
- Penyakit organ-organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan lainnya
Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Tes Darah yang Perlu Diketahui
Siapa yang Harus Melakukan Tes Hematologi Lengkap?
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang melakukan tes hematologi. Misalnya, ada kecurigaan suatu penyakit, di mana penyakit tersebut memiliki penanda atau ciri khas tersendiri dalam uji hematologi.
Bila suatu penyakit tidak memiliki tanda khusus dalam hasil uji darah, tentunya tidak bisa dilakukan tes hematologi untuk membantu mengungkapkan penyakit tersebut.
Apa Saja Tes Hematologi Lengkap?
Pemeriksaan hematologi secara lengkap memainkan peran utama dalam menegakkan diagnosis sebuah penyakit. Pemeriksaan hematologi lengkap terdiri dari beberapa tes, seperti berikut ini.
1. Sel Darah Merah
Sel darah merah membentuk sekitar 40 persen dari komponen darah manusia. Jenis sel darah ini mengandung hemoglobin, protein yang memberi warna merah pada darah.
Dikutip dari MSD Manual, kadar hemoglobin dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Ketika kadar sel darah merah terlalu rendah, ini bisa menandakan penyakit anemia. Akibat darah yang membawa lebih sedikit oksigen, tubuh menjadi lebih lelah dan lemah.
Namun, kadar sel darah merah yang terlalu tinggi (eritrositosis) juga dapat membuat darah menjadi lebih kental dan mudah menggumpal, sehingga bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
Artikel Lainnya: Ini Perbedaan Dokter Hematologi dan Dokter Onkologi
2. Sel Darah Putih
Sel darah putih atau leukosit merupakan bagian penting dari tubuh, khususnya dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh dari infeksi. Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah yang lebih sedikit dalam tubuh.
Rendahnya kadar sel darah putih dalam tubuh (leukopenia) dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Pasalnya, tubuh tidak bisa cukup membentuk antibodi untuk melawan infeksi.
Sel darah putih yang lebih tinggi dari normal (leukositosis) bisa meningkatkan risiko peradangan atau inflamasi dan leukimia.
3. Trombosit
Trombosit atau platelet memiliki jumlah yang lebih sedikit dari sel darah merah. Ukurannya pun lebih kecil dibanding sel darah putih dan merah.
Fungsi dari trombosit dapat membantu mencegah dan menghentikan perdarahan. Komponen darah ini akan membantu proses pembekuan dan menutup pembuluh darah.
Jumlah trombosit yang terlalu rendah dapat menyebabkan memar dan perdarahan abnormal. Namun, jumlahnya terlalu tinggi juga dapat menyebabkan stroke ringan.
4. Hematokrit
Dikutip dari Cleveland Clinic, hematokrit merupakan tes darah yang bertujuan untuk mengukur persentase sel darah merah dalam darah.
Tingkat hematokrit yang tinggi bisa menjadi tanda dari polisitemia vera atau leukimia kronis yang menyebabkan sumsum tulang belakang memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Ketika hasil tes hematokrit rendah, ini menunjukkan adanya penyakit anemia.
5. Gula Darah
Tes gula darah atau glukosa darah bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah dalam tubuh. Biasanya, tes ini dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau penyakit diabetes.
Apabila hasil tes menunjukkan kadar glukosa yang lebih tinggi dari normal, artinya kamu memiliki risiko terkena diabetes.
Penting untuk diingat, berbagai masalah kesehatan bisa dideteksi lewat darah. Oleh karena itu, kamu mungkin membutuhkan pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyakit yang diderita.
Yuk, booking tes hematologi lengkap lewat aplikasi KlikDokter. Untuk biaya cek hematologi lengkap sendiri bisa berbeda-beda tergantung dengan klinik. Dengan menggunakan aplikasi KlikDokter, kamu bisa memilih laboratorim atau klinik yang terdekat dari lokasimu.
Selain itu, kamu juga bisa konsultasi dengan dokter secara praktis dengan memanfaatkan layanan Tanya Dokter.
(NM)
- Johns Hopkins Medicine. Diakses 2023. Hematology.
- MSD Manual. Diakses 2023. Red Blood Cell Production.
- MSD Manual. Diakses 2023. Overview of White Blood Cell Disorders.
- Cleveland Clinic. Diakses 2023. Hematocrit.
- MedlinePlus. Diakses 2023. Blood Glucose Test.