Memiliki keturunan adalah harapan semua pasangan suami istri. Sayangnya, masih ada sebagian pasangan yang kesulitan untuk mendapat kehamilan akibat mengalami infertilitas (ketidaksuburan).
Saat ini, pilihan terapi untuk infertilitas terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, yang dikenal dengan teknologi reproduksi berbantu (TRB) atau assisted reproductive technology (ART).
Bayi tabung dan inseminasi buatan adalah dua jenis TRB yang menjadi pilihan utama untuk membantu suami istri agar memiliki keturunan.
Meski sama-sama merupakan TBR, terdapat perbedaan mendasar antara bayi tabung dan inseminasi buatan, baik dari segi indikasi, teknik, hingga harga.
Untuk tahu lebih lanjut mengenai perbedaan inseminasi buatan dan bayi tabung, simak penjelasan berikut.
Perbedaan Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan
Sebelum Anda dan pasangan menentukan pilihan, sebaiknya kenali terlebih dahulu mengenai bayi tabung dan inseminasi buatan sembari berkonsultasi dengan dokter.
Dengan begitu, Anda bisa memahami beda antara inseminasi buatan dan bayi tabung.
1. Prosedur Bayi Tabung
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan prosedur medis dengan pengambilan sperma dan sel telur untuk dipertemukan di luar organ wanita (laboratorium) agar terjadi proses pembuahan.
Prosedur ini mempertemukan sperma dan sel telur untuk proses pembuahan pada media khusus, yaitu sebuah cawan.
Setelah pembuahan, selanjutnya sel janin akan membelah hingga membentuk embrio. Embrio tersebut dimasukkan ke dalam rahim wanita dengan harapan dapat berlanjut menjadi kehamilan.
Prosedur IVF memberi kesempatan dalam memilih sperma dengan kualitas terbaik dari pria, yaitu sperma dengan bentuk dan pergerakan yang terbaik.
Artikel Lainnya: Pengertian Mandul dan Tidak Subur dari Tinjauan Medis
IVF menjadi harapan baru dalam penanganan infertilitas sampai saat ini. Walaupun demikian, angka keberhasilan IVF bervariasi, yaitu berkisar antara 30-40%.
Angka keberhasilan tindakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari segi kualitas sperma, kualitas sel telur, dan kemampuan rahim wanita.
Jika IVF dilakukan di atas usia 35 tahun, angka keberhasilannya akan menurun secara signifikan.
Dalam proses bayi tabung, ada beberapa tahapan yang harus dijalani, seperti:
- Pemeriksaan USG.
- Pemeriksaan hormon.
- Pemeriksaan saluran telur dan sperma.
- Penyuntikkan obat pembesar sel telur.
- Penyuntikkan obat penekan hormon.
- Pengambilan sel telur.
- Pengambilan sel sperma.
Selanjutnya, dilakukan pembuahan sel telur oleh sel sperma, pengembangan dan penanaman embrio, serta menunggu hasilnya hingga terjadi kehamilan.
Durasi yang dibutuhkan untuk menjalankan prosedur IVF kurang lebih selama 2 minggu.
Terdapat beberapa kondisi yang merupakan indikasi pasangan perlu menjalankan program bayi tabung. Kondisi-kondisi tersebut, antara lain:
- Pria dengan infertilitas berat.
- Wanita tanpa saluran sel telur (tuba falopi) atau sumbatan saluran telur.
- Usia yang lebih tua.
- Berbagai kasus infertilitas yang gagal dengan pengobatan lainnya.
IVF memiliki varian dalam prosesnya tergantung pada kondisi yang dialami oleh pasangan.
Artikel Lainnya: Risiko yang Dapat Terjadi Saat Menjalani Program Bayi Tabung
2. Prosedur Inseminasi Buatan
Berbeda dengan bayi tabung, inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI) dilakukan dengan memasukkan sel sperma dengan kualitas terbaik ke dalam rahim untuk memudahkan proses pembuahan sperma pada sel telur.
Sel sperma dicuci dengan cara tertentu dan dipadatkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke rahim dengan menggunakan kateter melalui leher rahim.
Untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan, inseminasi buatan biasanya dilakukan pada masa subur wanita, yaitu periode ovulasi wanita (pelepasan sel telur matang dari indung telur).
Tingkat keberhasilan inseminasi buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya usia wanita dan penyebab infertilitas.
Jika dilakukan setiap bulan, inseminasi buatan memiliki tingkat keberhasilan hingga 20% per siklus.
Untuk mengetahui waktu yang tepat, dokter akan melihat tanda-tanda ovulasi sebelum melakukan IUI. Selain itu, ada kalanya dokter akan memberikan suntikan hormon yang dapat merangsang pelepasan sel telur pada waktu yang diharapkan.
Prosedur IUI membutuhkan waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar 15-20 menit. Selanjutnya, dokter akan meminta Anda kembali 2 minggu kemudian untuk memastikan adanya kehamilan atau tidak setelah prosedur IUI dilakukan.
Inseminasi buatan umum dilakukan pada beberapa kondisi, seperti jumlah sperma yang rendah pada pria atau penurunan motilitas (pergerakan) sperma.
Artikel Lainnya: Begini Cara Hitung HPL Kehamilan IVF atau Bayi Tabung
Selain itu, inseminasi buatan juga dapat dilakukan jika pasangan mengalami:
- Infertilitas yang tidak diketahui jelas penyebabnya.
- Endometriosis.
- Penurunan kualitas lendir serviks (leher rahim).
- Alergi pada air mani.
Mana yang Lebih Baik?
Secara umum tingkat keberhasilan bayi tabung memang lebih besar daripada inseminasi buatan. Namun, pada prinsipnya, dokter akan menyesuaikan terapi infertilitas yang cocok dengan kondisi Anda dan pasangan.
Biasanya, inseminasi buatan dicoba terlebih dahulu sebelum melakukan prosedur bayi tabung karena harganya jauh lebih ekonomis dibandingkan IVF.
Namun demikian, pada kondisi yang tidak memungkinkan dilakukan inseminasi buatan, maka tindakan IVF akan dilakukan sebagai pilihan utama. Faktor-faktor lainnya yang juga perlu dipertimbangkan adalah keamanan dan efek samping.
Karena itu, penting sekali berdiskusi dengan dokter spesialis kandungan Anda mengenai pilihan terbaik untuk kondisi Anda.
Nah, kini Anda telah mengetahui perbedaan antara inseminasi buatan dan bayi tabung. Semoga bermanfaat dalam memberikan gambaran kepada Anda dan pasangan dalam merencanakan tindakan ini.
Jika ingin berkonsultasi seputar topik di atas, jangan sungkan untuk chat dokter lewat fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter.
[WA]