Indonesia harus terus berperang terhadap penyalahgunaan narkoba. Terbaru, sudah masuk ke Indonesia sabu kristal yang biasa disebut dengan blue ice atau crystal ice. Sabu blue ice mulai diedarkan sindikat pengedar narkoba belum lama ini. Bentuknya menyerupai kristal berwarna biru, dan disebut-sebut memiliki efek yang lebih berbagaya dibandigkan sabu jenis lain yang sudah beredar.
Sabu blue ice memiliki kandungan metamfetamin lebih tinggi daripada sabu biasa. Peredaran sabu jenis ini terungkap setelah tim gabungan Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat, BNN Provinsi, Bea dan Cukai, serta TNI Angkatan Laut di Langkat, Sumatera Utara, pada Minggu (19/8) menyita 73,5 kilogram sabu serbuk dan kristal yang berasal dari Penang, Malaysia.
Dikutip dari beberapa sumber, menurut Deputi Pemberantasan BNN, Inspektur Jenderal Arman Depari, sabu berjenis blue ice dibuat dengan tiga kali proses. Sebaliknya, sabu biasanya yang lazim beredar hanya satu kali proses pembuatan. Bahkan, tingkat kemurnian sabu blue ice mencapai 100 persen.
Menurutnya, untuk jenis sabu blue ice, bisa langsung dijual dan dinikmati pecandu narkoba tanpa melalui proses pengolahan lagi seperti sabu biasanya. Bahayanya lagi, jenis sabu ini bahkan bisa digunakan berkali-kali, sementara sabu biasa hanya digunakan satu kali. Dikhawatirkan, tren sabu akan bergeser ke sabu kristal.
Bahaya sabu bagi kesehatan
Sabu sepertinya menjadi momok bagi aparat penegak hukum yang berurusan dengan narkoba. Sudah banyak orang yang menjadi korban, seperti Fariz RM yang beberapa waktu harus kembali ditangkap polisi karena kepemilikan sabu.
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, sabu adalah sebutan untuk zat metamfetamin. Zat ini merupakan turunan dari amfetamin dan efedrin. "Bentuknya yang seperti bubuk kristal digunakan dengan cara dibakar di atas kertas timah, lalu dihirup asapnya atau ditumbuk, kemudian dihirup langsung," ujar dr. Sepri.
Di dalam tubuh, metamfetamin dalam sabu akan merangsang pelepasan dopamin sebagai senyawa dalam tubuh yang dapat meningkatkan motivasi, fungsi motorik, dan memberikan rasa nyaman. Selain itu, frekuensi denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah juga akan meningkat dengan konsumsi sabu.
Namun, ada bahaya yang mengintai dari mengonsumsi sabu. Jika terus-menerus mengonsumsinya, akan memberikan dampak sebagai berikut:
- Gangguan di sistem saraf. Hal ini menyebabkan pemakainya merasa gemetaran (tremor) di otot tangan dan kaki.
- Kerusakan gigi yang parah. Hal ini disebabkan karena kondisi mulut yang selalu kering dan gesekan pada gigi secara terus-menerus.
- Luka di kulit karena garukan. Penderita kecanduan sabu akan merasa ada kutu yang merayap di kulitnya, sehingga akan menggaruk secara intens. Garukan tersebut akan menimbulkan luka.
- Rusaknya organ tubuh. Kerusakan berbagai organ tubuh seperti bagian paru (terutama bila dihirup langsung), ginjal, dan hati.
- Stroke dan penyakit jantung. Bila tekanan darah terus-menerus meningkat dan denyut jantung selalu cepat dan tidak beraturan, Anda dapat terkena stroke dan serangan jantung.
Berbagai efek samping penggunaan sabu sangat merugikan kesehatan, bahkan berpotensi menimbulkan kecacatan tubuh permanen dan hilangnya nyawa. Di Indonesia sendiri, sabu bahkan tercatat sebagai pembunuh nomor dua akibat narkoba setelah putau.
Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya masih marak terjadi di Indonesia. Penggunaan sabu – termasuk jenis blue ice – tentu sangat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, jagalah diri agar jangan sampai terjerumus pada penyalahgunaan obat-obatan terlarang termasuk sabu. Efeknya tidak hanya akan merusak kesehatan tetapi juga bisa membawa pada kematian.
[RN/ RVS]