Beberapa waktu lalu, beredar video polisi membanting seorang mahasiswa peserta unjuk rasa. Kejadian tersebut berlangsung di depan Kantor Bupati Tangerang, Rabu (13/10).
Di dalam video yang beredar, polisi terlihat mengunci leher mahasiswa dan menariknya dari kerumunan massa. Dengan keadaan leher terkunci, mahasiswa tersebut diangkat lalu dibanting polisi menggunakan teknik ala Smackdown.
Samar terlihat, bagian tubuh atas mahasiswa, dari kepala hingga punggungnya mendarat ke lantai tanpa alas sama sekali. Sontak, korban pingsan seketika, bahkan sempat mengalami kejang.
Kendati sang mahasiswa kemudian masih bisa sadarkan diri, bagaimana sebenarnya bahaya bantingan tersebut bagi kesehatan? Simak penjelasan dokter lewat ulasan di bawah ini.
Artikel Lainnya: Bagian Tubuh yang Rentan Cedera akibat Olahraga
Bahaya Bantingan ala Smackdown
Teknik bantingan Smackdown yang digunakan polisi dalam video viral itu sangat berbahaya. Beberapa ahli menduga, teknik ini digunakan untuk mematikan, bukan melumpuhkan lawan.
Beruntung, mahasiswa itu masih sanggup sadarkan diri. Pasalnya, bahaya bantingan tersebut diduga menyebabkan gangguan di susunan saraf pusat tubuh.
Terlebih, mahasiswa itu dibanting ke permukaan yang keras. Efeknya menyebabkan korban sempat mengalami pingsan dan kejang.
Dijelaskan dr. Devia Irine Putri, hal ini diduga terjadi karena adanya benturan di tulang belakang korban.
“Karena tulang belakang tempat susunan saraf pusat, bagian penting selain otak. Oleh karena itu, jika ada benturan harus diperiksa lebih lanjut, ada atau tidaknya retakan (fraktur),” kata dr. Devia.
“Jika ada patah di tulang belakang, risiko kerusakan saraf pun meningkat, penderita bisa mengalami kelumpuhan,” dia menambahkan.
Tidak hanya itu, dr. Devia menambahkan bantingan semacam itu juga berisiko menyebabkan cedera kepala.
"Karena ada benturan di kepala, akibatnya bisa memar, retak tulang tengkoraknya, pun bisa membuat perdarahan di otak," jelasnya.
Artikel Lainnya: Cedera Olahraga Jangan Asal Diurut
Meski begitu, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan guna mengetahui cedera spesifik yang dialami sang mahasiswa.
Pada dasarnya, bantingan ala Smackdown memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini bahkan diakui oleh pegulat yang pernah menjadi bagian program hiburan besutan World Wrestling Entertainment (WWE) tersebut.
Mereka mengingatkan penontonnya agar tidak menirukan gerakan gulat Smackdown. Sebab, kendati dilatih dan diujicobakan sebelum ditayangkan, teknik bantingan Smackdown benar-benar menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan fisik.
Bahkan, efek negatif tersebut menyebabkan bagian tubuh tertentu mengalami kerusakan jangka panjang. Berikut di antaranya.
1. Cedera di Wajah
Wajah merupakan salah satu bagian tubuh yang kerap dijadikan sasaran ketika pertandingan Smackdown berlangsung. Terdapat banyak gerakan yang menyasar bagian wajah.
Gerakan tersebut bisa melalui pukulan, kuncian, bantingan, hingga hantaman menggunakan benda tertentu. Beth Phoenix, seorang pegulat WWE mengaku pernah mengalami cedera wajah berupa gigi dan rahang patah.
“Saya pernah kehilangan gigi dan rahang bagian kanan saya bergeser hingga menonjol keluar. Saya bahkan tidak bisa menutup mulut saat itu,” jelas Beth, dikutip dari Bleach Report.
Dokter Devia mengatakan cedera rahang terjadi karena benturan keras yang dialami pegulat menyebabkan rahang patah.
Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama pada Cedera Saat Olahraga
2. Cedera Leher
Paul Roma, seorang mantan pegulat WWE era 80-an, mengaku pukulan dan bahaya bantingan Smackdown menyebabkan ia mengalami cedera leher.
Hal ini menurut dr. Devia juga bisa dipicu karena adanya kondisi fraktur (patah) di bagian leher.
“Cedera leher bisa menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, jika ada masalah di tulang dan saraf yang ada di leher,” katanya.
3. Cedera Bahu dan Punggung
Bagian tubuh lainnya yang rentan mengalami cedera karena teknik bantingan Smackdown adalah bahu dan punggung. Mengutip Very Well Fit, kondisi ini bisa menyebabkan bahu mengalami dislokasi (pergeseran). Hal serupa juga bisa dialami punggung.
Selain karena bantingan, cedera bahu dan punggung yang dialami pegulat terjadi karena penggunaan teknik kuncian.
4. Patah Tulang Rusuk
Salah satu bagian tubuh yang kerap patah akibat gerakan Smackdown adalah tulang rusuk. Tidak sedikit pegulat yang mengalami patah tulang rusuk, termasuk Paul Roma.
Kondisi ini bisa disebabkan pukulan, hantaman benda keras maupun bahaya bantingan di area tersebut.
5. Cedera Lutut dan Siku
Bahaya bantingan, pukulan, dan kuncian Smackdown juga menyebabkan lutut serta siku Paul Roma mengalami cedera. Bahkan, ia mengaku lututnya harus dioperasi dan diganti.
Mayoritas cedera lutut yang dialami pegulat terjadi di area ligamen lutut. Cedera lutut bisa menyebabkan lutut bergeser, retak, maupun hancur.
Adapun cedera siku yang umum dialami pegulat adalah dislokasi siku. Biasanya cedera ini terjadi karena pegulat melakukan gerakan melayang dan menjatuhkan siku ke arena pertandingan.
Artikel Lainnya: 6 Jenis Olahraga Rentan Cedera yang Perlu Anda Tahu
6. Cedera Otak
Seperti disampaikan dr. Devia, teknik bantingan Smackdown dapat membahayakan otak. Pasalnya, bantingan maupun teknik gulat lainnya membuat kepala kerap mengalami benturan.
Diakui Paul Roma bahwa aktivitas fisik berisiko itu menyebabkan ia mengalami gegar otak.
“Bahkan efek gegar otak itu saya rasakan hingga hari ini. Saya jadi kesulitan mengingat hal apapun di keseharian,” jelasnya.
Teknik bantingan Smackdown sangat berbahaya, bahkan bagi pegulat profesional yang melakoninya.
Bahaya bantingan, pukulan dan kuncian Smackdown terbukti menyebabkan masalah kesehatan serius. Oleh karena itu, jangan pernah mencobanya.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar info kesehatan lainnya, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(OVI/JKT)