Sejak lama, minuman herbal dikenal sangat berkhasiat. Orang Indonesia mengenalnya dengan nama jamu. Tidak sedikit pula yang percaya minuman herbal ini membantu kesehatan. Apalagi racikannya beragam untuk tujuan kondisi kesehatan tertentu.
Akan tetapi, apakah ada risikonya kalau terlalu berlebihan dan sembarangan dalam mencampur atau meracik minuman herbal?
Bikin Minuman Herbal Sembarangan, Ini Risikonya
Sayangnya, minuman herbal ternyata punya risiko tertentu pada kesehatan.
Pada penelitian dalam Medical Journal of Australia, obat herbal ternyata dapat menyebabkan gagal ginjal dan kerusakan hati terhadap beberapa konsumen. Hal ini karena mengandung bahan kimia beracun.
Para peneliti yang dipimpin oleh University of Adelaide, Australia, meninjau temuan dari 52 studi obat-obatan herbal dan toksikologi. Penulis utama studi ini, yaitu Profesor Patologi, Roger Byard mengatakan adanya risiko merugikan akibat minuman herbal harus benar-benar diperhatikan.
"Biasanya, efek samping toksik dari obat herbal yang dimanfaatkan masyarakat tradisional tidak dilaporkan. Kurangnya pengamatan yang baik akan merugikan konsumen dan muncul beberapa masalah serius. Misalnya, gagal ginjal dan kerusakan hati yang disebabkan oleh beberapa spesies tanaman," jelasnya.
Hal yang serupa diungkapkan oleh dr. Devia Irine Putri. Minuman atau obat-obatan herbal sebenarnya aman. Namun, kalau sudah dicampur dengan bahan-bahan kimia yang tidak diketahui asal-usulnya, jadinya berbahaya.
Artikel Lainnya: Obat Herbal, Benarkah Lebih Baik daripada Obat Kimia?
Bagaimana Konsumsi Minuman Herbal yang Benar?
Kalau Anda susah lepas dari ramuan herbal untuk menunjang kesehatan, memang tidak masalah.
Asalkan, ingat pesan di atas yaitu jangan mencampurnya dengan bahan kimia atau dibarengi dengan obat dari dokter.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin mengonsumsi minuman herbal. Berikut sejumlah catatan penting dari dr. Devia.
- Cek apakah sudah terdaftar di BPOM atau belum. Kalau memang meragukan, sebaiknya tidak usah mengonsumsi minuman herbal.
- Perhatikan bahan dan komposisinya, apakah murni dari ekstrak tanaman atau ditambahkan zat-zat lainnya misalnya obat steroid. Bila memang ada zat-zat lainnya, sebaiknya tidak usah dikonsumsi.
Biasanya, kunyit, jahe, serai, kencur, dan temulawak yang digunakan untuk membuat minuman herbal.
- Untuk anjuran pakainya, bisa mengikuti instruksi di kemasannya. Biasanya, 1-2 kali sehari sudah cukup.
- Kalau mau membuat minuman herbal sendiri, itu lebih baik. Ini karena Anda bisa menjamin isinya benar-benar alami.
Misalnya mau membuat kunyit asam, bisa membuatnya sendiri dengan menumbuk kunyit lalu direbus dan diberi tambahan asam jawa dan gula.
- Terakhir, konsultasikan dahulu kepada dokter kalau memang ada kondisi medis tertentu. Jadi, dokter akan memberi masukan dan pandangannya secara medis mengenai konsumsi minuman herbal.
Artikel Lainnya: 2 Obat Herbal Virus Corona Kalbe Farma Ikut Uji Klinis
Konsumsi Obat dan Minuman Herbal Bersamaan Tak Dianjurkan
Hal ini harus dihindari supaya tidak bermasalah pada tubuh. Jangan keduanya dikonsumsi bersamaan. Ini karena nantinya akan memengaruhi kinerja dari obat itu sendiri.
"Akan sangat berbahaya kalau kita memang sedang mengonsumsi obat-obatan dari dokter, misalnya pengencer darah dan obat diabetes. Konsumsi minuman atau obat herbal bisa memengaruhi kerja obat dokter tersebut," jelas dr. Devia.
Kalau Anda sedang dalam treatment pengobatan dokter, pasti disarankan untuk mengonsumsi obat itu tanpa ada tambahan.
Tujuannya supaya obat bisa bekerja secara maksimal memerangi masalah kesehatan yang sedang dialami.
Di sisi lain, mengonsumsi obat atau minuman herbal saat sedang minum obat dari dokter harus mendapatkan rekomendasi dari dokter. Kalau pun boleh, menurut dr. Devia biasanya harus ada jeda sekitar 2-3 jam.
Mengonsumsi obat atau minuman herbal memang tidak dilarang, asal kandungannya jelas dan tidak merugikan. Kenali kondisi tubuh Anda dan konsultasi dulu dengan dokter sebelum minum minuman herbal.
Download aplikasi KlikDokter untuk mengetahui informasi kesehatan lengkap dan konsultasi dokter lebih mudah dengan fitur LiveChat 24 jam.
(FR/AYU)