Semenjak virus corona mewabah, penggunaan hand sanitizer dianggap lebih praktis untuk menjaga tangan tetap bersih dan tidak terkontaminasi virus ataupun kuman.
Namun, baru-baru ini dikabarkan Singapore's Health Science Authority (HSA) telah menarik beberapa merek hand sanitizer yang beredar di pasaran. Penarikan ini dilatarbelakangi oleh kandungan asetaldehida dan metanol di dalamnya.
Kandungan tersebut dianggap dapat membahayakan kesehatan. Apa bahaya metanol dan asetaldehida di dalam hand sanitizer?
Bahaya Metanol di Dalam Hand Sanitizer
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA), AS, bahan metanol atau metil alkohol bukanlah bahan yang direkomendasikan untuk hand sanitizer karena efek toksiknya.
Artikel Lainnya: Sanitizer Spray Praktis untuk Tangan dan Berbagai Permukaan
1. Gangguan pada Kulit
Metanol disebut juga alkohol kayu (wood alcohol). Zat ini bisa menjadi racun ketika diserap melalui kulit atau tertelan. Meski jarang terjadi, risiko keracunan metanol yang lewat kulit tetap ada.
Dilansir dari Healthline, dr. Michael Dannenberg, seorang ketua dermatologi di Rumah Sakit Huntington di Pasadena, California, menyampaikan kandungan metanol di produk pembersih tangan dapat membuat kulit dehidrasi dan kering.
Tidak hanya itu, ia menyebutkan metanol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan dermatitis pada daerah yang terkena. Orang yang memiliki penyakit dermatitis kulit dan anak kecil bisa lebih berisiko mengalami efek toksiknya.
2. Keracunan Akibat Terhirup
Keracunan metanol dapat terjadi dari penyerapan melalui paru-paru, yaitu akibat menghirup asap metanol.
Gejala keracunan metanol antara lain mual, muntah, pusing, sakit kepala, kelemahan, gangguan penglihatan, dan kehilangan kesadaran. Asap dari metanol juga mudah terbakar dan memiliki potensi bahaya.
Bahaya Asetaldehida di Dalam Hand Sanitizer
Melansir studi yang dipublikasikan Science Direct, asetaldehida (etanal) dihasilkan dari metabolisme etanol.
Asetaldehida digunakan untuk memproduksi bahan kimia lain, termasuk asam asetat, disinfektan, obat-obatan, dan parfum.
Asetaldehida diklasifikasikan sebagai bahan yang sangat reaktif dan beracun. WHO menganggap asetaldehida sebagai racun Kelas 1 atau bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker.
Artikel Lainnya: Bersihkan Tangan dari Virus Corona dengan Alat Steril Sinar UV, Ampuh?
Dijelaskan oleh dr. Theresia Rina Yunita, asetaldehida bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memengaruhi kesehatan. Hal ini bisa terjadi dengan cara terhirup, terminum, serta kontak dengan kulit ataupun mata.
1. Gangguan Paru dan Jantung
“Pada kasus hand sanitizer, penggunaan asetaldehida yang melebihi batas aman dapat terhirup oleh kita yang menggunakannya setiap hari. Jika terhirup dalam jangka waktu pendek, dapat merusak paru-paru. Dalam jangka panjang, juga dapat merusak jantung serta pembuluh darah,” ucap dr. Theresia.
2. Kanker
Dalam paparan yang lama dan konsentrasi tinggi, bahaya asetaldehida dapat bersifat karsinogenik atau memicu kanker.
3. Iritasi
Kulit yang terpapar asetaldehida dapat mengalami kerusakan pada barrier kulit dan iritasi.
Itu dia beberapa bahaya metanol dan asetaldehida di dalam hand sanitizer. Rekomendasi CDC, pembersih tangan berbasis alkohol yang aman adalah yang mengandung setidaknya 60 persen etil alkohol (etanol) atau 70 persen isopropil alkohol (isopropanol).
Sebaiknya, selalu periksa kembali label kemasan dan pastikan hand sanitizer yang Kamu beli tidak mengandung bahan berbahaya.
Konsultasi ke dokter lebih cepat melalui layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)