Memiliki binatang peliharaan reptil merupakan hal yang sudah biasa dilakukan orang sejak dahulu kala. Meski identik dengan berbagai macam bentuknya yang unik dan tampak tidak bersahabat, namun tren memelihara reptil tak pernah surut seiring berdirinya berbagai komunitas pecinta reptil.
Sejumlah reptil yang saat ini telah umum dipelihara adalah ular, iguana, tokek, bunglon, serta kura-kura. Tak semua reptil bisa dimiliki karena berbenturan dengan izin pemerintah serta berkaitan dengan kelangkaan spesies tersebut. Meski demikian, ada saja yang nekat memeliharanya.
Pemeliharaan reptil memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Namun yang perlu diingat, kelompok hewan vertebrata berdarah dingin ini menyimpan fakta yang mesti Anda ketahui. Ya, reptil membawa risiko bakteri yang mampu menular dan bisa mengakibatkan Anda terkena penyakit.
Risiko memelihara reptil
Berikut ini adalah berbagai virus dan risiko penyakit yang dapat ditularkan dari memelihara hewan reptil:
1. Salmonela
Penyakit ini adalah yang paling sering dibicarakan akibat memelihara reptil. Dari sekian banyak spesies, virus salmonela rentan ditularkan melalui pemeliharaan hewan bertempurung seperti kura-kura.
Bentuknya yang eksotis dan tampak cantik membuat banyak orang tertarik untuk memelihara kura-kura. Namun siapa sangka, binatang ini telah membuat 29 orang di Amerika Serikat terpapar virus salmonela.
Dilansir dari Liputan6.com, sebuah lembaga bernama Centers for Disease Control (CDC) sampai mengeluarkan peringatan khusus bagi para pemelihara kura-kura. Pada akhir tahun 2017 lalu, dari 37 kasus yang dilaporkan, terdapat 12 pasien yang merupakan anak usia lima tahun. Di antaranya bahkan ada yang lebih muda.
CDC pernah menyarankan agar keluarga dengan anak-anak kecil tidak menjadikan reptil sebagai hewan peliharaan. Administrasi makanan dan obat-obatan di AS telah lama melarang penjualan kura-kura karena mereka sering dikaitkan dengan infeksi tersebut.
Meski demikian, binatang jenis reptil masih bisa ditemukan di pasar loak, pedagang kaki lima, serta toko souvenir.
Sebuah studi pada tahun 2015 yang diterbitkan lewat jurnal Archives of Disease in Childhood membeberkan bahwa infeksi salmonela tahap awal bukanlah satu-satunya risiko. Mereka yang terinfeksi oleh virus reptil juga rentan tertular infeksi bakteri yang lebih serius seperti meningitis dan kolitis di masa yang akan datang.
2. Botulisme
Dilansir dari Petmd.com, penyakit botulisme disebabkan oleh bakteri Clostridium yang mampu menyebabkan paralisis atau kelumpuhan hingga kematian. Bakteri tersebut memproduksi toksin di saraf aktif yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut serta terjadinya destruksi sel darah merah di dalam pembuluh darah.
Penularan botulisme bisa terjadi melalui luka gigitan dari hewan yang terinfeksi, air, dan lingkungan yang tercemar bakteri tersebut. Makanan juga bisa menjadi faktor penting penyebaran penyakit yang konon identik pada penyu hijau.
3. Camplyobacteriosis
Bagi Anda yang memiliki hewan reptil, disarankan untuk hati-hati saat membersikan kotoran reptil. Pasalnya, penyebaran penyakit camplyobacteriosis ini kerap terjadi lewat feses reptil peliharaan Anda.
Proses penularan camplyobacteriosis rentan terjadi saat Anda melakukan kontak langsung dengan peralatan hingga area yang tercemar oleh kotoran hewan penderita virus ini. Ciri-ciri yang terasa setelah terpapar virus camplyobacteriosis adalah terjadinya diare, kram perut, sakit perut, hingga demam.
Ketiga virus di atas biasa dialami oleh para pemilik binatang peliharaan berjenis reptil. Ada juga beberapa penyakit lain yang disebut berasal dari reptil namun tidak terlalu dominan, seperti leptospirosis, mycobacteriosis, dan sejenisnya.
Berdasarkan informasi dari Vetindonesia.com, cara aman memelihara reptil adalah dengan rajin mencuci tangan setelah berinteraksi dengan peliharan, jaga jarak saat sedang makan atau minum dari habitat tinggal reptil, serta gunakan pelindung seperti sarung tangan dan masker saat berinteraksi dengan reptil peliharaan.
Masih ingin memelihara reptil kesayangan Anda? Jaga selalu kebersihan kandangnya dan pisahkan hewan yang sedang sakit. Jika Anda merasa mengalami gejala dari salah satu penyakit di atas, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
[NP/ RVS]