Sakit kepala adalah salah satu keluhan kesehatan tersering yang menyebabkan seseorang harus berobat ke dokter. Dan, salah satu obat yang populer untuk mengobati sakit kepala adalah kafein. Banyak obat sakit kepala yang beredar di pasaran saat ini pun mengandung kafein. Selain itu, sebagian orang juga memiliki kebiasaan mengonsumsi teh atau kopi saat sedang sakit kepala. Namun, benarkah kafein dapat mengatasi sakit kepala?
Hanya untuk sakit kepala tertentu
Kafein memang bisa digunakan untuk meringankan gejala sakit kepala, tapi tergantung jenis sakit kepala yang Anda alami. Jika sakit kepala disebabkan oleh migrain, kafein dapat membantu mengurangi rasa sakit.
Ciri khas migrain adalah sakit kepala berdenyut, yang umumnya dirasakan di satu sisi. Umumnya, sakit kepala yang terjadi karena migrain cukup berat hingga mengganggu aktivitas. Pada sebagian kasus, seseorang menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan suara saat migrain terjadi.
Kafein bisa digunakan untuk menjadi salah satu alternatif pengobatan migrain. Hal ini karena migrain didasari oleh pelebaran pembuluh darah di otak yang menyebabkan rasa sakit berdenyut. Kafein memiliki efek menyempitkan pembuluh darah sehingga dapat mengurangi sakit kepala.
Selain pada sakit kepala akibat migrain, kafein juga dapat membantu mengatasi sakit kepala jenis hypnic. Sakit kepala hypnic memiliki gejala yang mirip dengan migrain, yaitu sakit kepala berdenyut. Namun, jenis sakit kepala ini umumnya terjadi di kedua sisi kepala dan berlangsung di tengah malam sekitar pukul 00.00-03.00 pagi. Jenis sakit kepala ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun.
Selain pada sakit kepala jenis migrain dan hypnic, kafein belum tentu dapat mengatasi sakit kepala lainnya. Misalnya pada sakit kepala jenis cluster yang ditandai dengan sakit kepala seperti disayat yang dirasakan di belakang mata. Secara ilmiah, kafein tidak cukup efektif untuk mengatasi sakit kepala seperti ini.
Terlalu banyak kafein dapat sebabkan sakit kepala
Meskipun dapat membantu meredakan sakit kepala jenis migrain, kafein tak boleh dikonsumsi terlalu sering. Beberapa studi menyebutkan bahwa jika dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sering, kafein dapat memiliki efek rebound.
Artinya, saat konsumsi kafein dihentikan, justru akan timbul sakit kepala yang lebih berat dan lebih sering dibandingkan sebelumnya. Agar hal tersebut tidak terjadi, kafein disarankan untuk dikonsumsi selama satu atau dua hari saja saat migrain terjadi.
Jika penderita migrain merasa membutuhkan kafein dalam durasi yang lebih lama, maka sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, perlu diingat bahwa kafein bukanlah satu-satunya obat yang dapat mengatasi sakit kepala.
Terdapat beberapa pengobatan yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi sakit kepala, seperti:
- Tidur selama 6-8 jam di malam hari dalam kondisi ruangan yang gelap
- Beristirahat dalam ruangan yang tenang dan minim cahaya
- Mengonsumsi jahe hangat
- Berendam air hangat
- Meditasi, yoga, atau terapi relaksasi lainnya
- Kompres hangat atau dingin di dahi dan leher
- Mengonsumsi obat jenis over the counter, misalnya parasetamol.
Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan mengonsumsi kafein untuk mengatasi sakit kepala, sebaiknya kenali dulu penyebab sakit kepala yang sedang dialami. Ingat ya, kafein bisa dikonsumsi jika sakit kepala dirasakan berdenyut seperti yang terjadi pada, migrain dan sakit kepala hypnic. Akan tetapi, bila Anda mengalami sakit kepala menetap dan cenderung bertambah parah, segera periksa ke dokter.
[HNS/ RVS]