Air merupakan zat yang paling penting bagi tubuh, karena sebanyak 70-80 persen organ tubuh manusia terdiri atas cairan. Terdapat banyak fungsi air bagi tubuh, antara lain untuk mengatur suhu tubuh, melembapkan jaringan mulut, mata, dan hidung, mencegah sembelit, dan masih banyak lagi.
Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi, yang akan menyebabkan gangguan pada sistem tubuh, termasuk pada tingkat kinerja, kognitif dan mood seseorang.
Sebuah penelitian mengungkap jika kejadian dehidrasi rentan terjadi pada wanita ketimbang pada pria. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Penyebab Dehidrasi pada Wanita
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lawrence Armstrong, PhD, wanita lebih sensitif terhadap efek dari dehidrasi. Pasalnya, wanita sudah mengalami dampak buruk dehidrasi pada tingkat sebesar 1,3 persen, sementara pria baru mengalaminya pada 1,5 persen.
Penelitian ini melibatkan 26 pria dan 25 wanita dewasa sehat dengan usia 20-30 tahun. Para partisipan diminta untuk melakukan treadmill sebanyak 3x40 menit pada suhu ruangan kerja dan diminta untuk menyelesaikan tes kognitif.
Artikel Lainnya: Berbagai Komplikasi Dehidrasi yang Harus Diwaspadai
Hasil penelitian menunjukkan dehidrasi sebesar 1,5 persen terjadi pada pria. Akibatnya, partisipan pria mengalami sulit berkonsentrasi, lelah, dan tegang.
Sementara itu, wanita lebih cepat terkena dampak negatif dehidrasi, yakni sebesar 1,3 persen. Gejala yang dapat ditunjukkan berupa lelah, mudah marah, bingung, mengantuk, pusing, hilang konsentrasi, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Penyebab dehidrasi pada wanita tidak jauh berbeda dari laki-laki. Secara garis besar, beberapa faktor penyebabnya, meliputi:
-
Diare dan Muntah
Diare yang akut dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang sangat banyak dalam waktu yang singkat. Terlebih apabila Anda juga mengalami muntah, risiko terjadinya dehidrasi akan menjadi lebih tinggi.
-
Demam
Demam bisa menjadi penyebab dehidrasi pada wanita. Sebab, kondisi ini dapat menaikkan suhu tubuh dan air di dalam tubuh menjadi cepat menguap menjadi panas.
-
Keringat Berlebih
Jika melakukan banyak kegiatan yang membuat Anda berkeringat, sebaiknya segera minum sebelum dehidrasi. Cuaca yang panas juga dapat turut mempercepat hilangnya keringat.
Artikel Lainnya: Kapan Dehidrasi Perlu Diinfus?
-
Meningkatnya Produksi Urine
Produksi urine yang meningkat bisa terjadi akibat diabetes yang tidak terkontrol atau obat-obatan tertentu. Kondisi ini dapat memicu dehidrasi pada wanita.
Mengurangi Risiko Dehidrasi pada Wanita
Air tak hanya bisa mempercantik kulit, mengonsumsinya secara teratur juga bermanfaat membersihkan tubuh dari racun. Kurangnya cairan tubuh dapat mengakibatkan dehidrasi. Kondisi ini diketahui lebih rentan dialami oleh wanita.
Dehidrasi pada wanita dapat menyebabkan gejala lelah, mudah marah, hilang konsentrasi, dan lain-lain. Kondisi tersebut tentu dapat menghambat aktivitas Anda.
Namun, jangan khawatir. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dehidrasi pada wanita, antara lain:
- Jika Anda sakit, tingkatkan asupan cairan Anda, terutama saat muntah atau diare.
- Saat berolahraga atau akan berolahraga, sebaiknya minumlah air putih.
- Hindari berada langsung di bawah matahari saat cuaca sangat panas.
- Minumlah air lebih banyak saat menstruasi.
Banyak orang mengabaikan konsumsi air putih, termasuk saat bangun tidur. Padahal, air ini akan digunakan oleh organ tubuh yang tidak pernah berhenti bekerja walaupun dalam keadaan tidur, termasuk otak, jantung, dan ginjal. Oleh karena itu, setelah bangun tidur, Anda dianjurkan minum air putih.
Dehidrasi, terutama yang kerap terjadi pada wanita, disebabkan oleh tubuh yang tidak mendapat cukup cairan, apa pun penyebabnya. Jadi, jangan menunda minum saat Anda merasa haus. Rasa haus adalah sinyal tubuh Anda membutuhkan cairan.
Apabila memiliki pertanyaan seputar topik terkait ataupun masalah kesehatan lainnya, Anda dapat bertanya langsung kepada dokter melalui fitur Live Chat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
[WA]