Air minum kemasan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Orang biasa membawanya ke mana-mana, bahkan mengisinya ulang untuk digunakan kembali. Mungkin Anda juga pernah melakukan hal ini.
Menggunakan kembali botol air kemasan memang hemat dan praktis karena Anda tak perlu membeli ulang. Tapi, apakah kebiasaan ini aman bagi kesehatan? Apalagi jika botol tersebut tidak dicuci sebelum diisi ulang.
Untuk mengetahui jawabannya, mari bahas satu per satu mitos-fakta seputar botol air minum kemasan.
1. “Mengisi ulang botol air minum kemasan berisiko terkontaminasi bakteri”
Fakta: Plastik merupakan material yang terbilang bersih. Jika Anda memperlakukan plastik kemasan air seperti botol minum pada umumnya, seharusnya kontaminasi bakteri bukan masalah.Botol plastik memiliki risiko kontaminasi yang kurang lebih sama dengan botol minum yang terbuat dari material lainnya. Bakteri berkembang pada suhu yang hangat dan lingkungan yang lembap.Jika ada pintu masuk kontaminasi bakteri (misalnya dari air yang kotor, bibir yang menempel pada kemasan, dan sebagainya), semua wadah air baik gelas, cangkir, dan air minum kemasan dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri.
2. “Menggunakan kembali botol air minum kemasan dapat menyebabkan kanker.”
Fakta: Sebuah penelitian di Idaho menyatakan bahwa air minum kemasan memiliki bahan karsinogenik pada plastiknya, yang dapat larut dalam air dan memperbesar risiko kanker. Hal ini telah diklarifikasi keliru dalam berbagai penelitian, salah satunya pada tahun 2003 oleh laboratorium federal di Swiss.Kebanyakan kemasan plastik (terutama air minum kemasan) terbuat dari polyethylene terephthalate atau PET. PET telah dinilai memenuhi standar kontak dengan makanan sehingga boleh digunakan sebagai bahan wadah makanan dan minuman, baik sekali pakai maupun untuk penggunaan berulang.
3. “Jangan menyimpan air kemasan ke kulkas atau menaruhnya di mobil dalam suhu panas, karena dapat melepaskan bahan berbahaya ke air minum.”
Fakta: Pernyataan ini sebagian benar dan sebagian salah. Orang beranggapan bahwa kemasan plastik akan melepaskan komponen dioxin yang berbahaya jika berada dalam suhu yang dingin atau beku.Dioxin merupakan hasil pembakaran pada suhu di atas 350 derajat Celsius, sehingga tidak mungkin terbentuk pada suhu ruangan maupun suhu yang dingin. Lagi pula, tidak ada bukti yang cukup membuktikan bahwa plastik kemasan mengandung dioxin.Sedangkan untuk penyimpanan dalam suhu yang panas, hal ini benar. Kemasan plastik mengandung senyawa phthalates yang dapat mengganggu keseimbangan hormon jika masuk ke tubuh manusia atau hewan. Suhu panas dapat memperbesar kemungkinan pelepasan senyawa ini.
Air minum kemasan memang ditujukan untuk sekali pakai. Untuk itu, hindarilah mengisinya ulang karena tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya. Gunakan botol air minum yang lebih kokoh dan mudah dibersihkan agar terhindar dari penyakit.
[RS/ RVS]