Tidak hanya Drakula, hewan juga bisa menjadi pengisap darah. Ini karena jenis hewan tertentu memenuhi kebutuhan nutrisinya dan bertahan hidup dengan cara mengisap darah manusia ataupun hewan lainnya.
Sayangnya, hewan-hewan tersebut tidak hanya mengisap darah, melainkan juga membawa wabah penyakit bagi manusia.
Kamu pasti mengenal penyakit seperti demam berdarah, filariasis, hingga sampar. Penyakit-penyakit tersebut ada akibat gigitan hewan seperti nyamuk hingga lalat.
Hewan pengisap darah yang ada di sekitar kita umumnya berukuran kecil, sampai-sampai kamu tak menyadarinya apabila hewan ini mengisap darah.
Berikut ini adalah beberapa hewan pengisap darah yang berbahaya bagi manusia:
1. Nyamuk
Di antara binatang pengisap darah, nyamuk mungkin yang paling terkenal. Tak sekadar bertahan hidup dengan mengisap darah manusia, nyamuk juga paling sering merenggut nyawa manusia.
Umumnya gigitan nyamuk rumah atau nyamuk Culex tidaklah memberikan gejala yang membahayakan. Biasanya berupa gatal-gatal dan bentol pada kulit.
Namun, ada beberapa jenis nyamuk pengisap darah yang menyebarkan penyakit berbahaya.
Sebut saja Anopheles yang menyebabkan malaria, Aedes aegypti yang mencetuskan demam berdarah dengue, serta gigitan nyamuk yang membawa parasit filaria yang menimbulkan kaki gajah.
Artikel Lainnya: Mengenal Jenis-Jenis Malaria yang Dapat Mengancam Nyawa
Tanda dan gejala penyakit akibat gigitan nyamuk bisa bervariasi. Umumnya menimbulkan demam, nyeri badan, lemas, sakit kepala, mual, muntah, bengkak pada bagian tubuh, hingga penurunan kesadaran.
Agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, pastikan untuk menjaga kebersihan rumah sekitar, gunakan losion antinyamuk, dan kelambu saat tidur.
Kamu juga bisa menutup sumber air bersih dan melakukan pembersihan pada tangki-tangki penyimpanan air secara berkala. Jika perlu, gunakan bubuk abate di dalamnya.
2. Cacing Tambang
Binatang pengisap darah lainnya selain nyamuk adalah cacing tambang. Tentunya kamu sudah familier, ya, dengan binatang yang satu ini?
Tak hanya anak-anak yang bisa mengalami infeksi cacing. Bagi orang dewasa yang memiliki kebiasaan berjalan di tanah tanpa alas kaki, bisa memudahkan larva cacing tambang masuk ke dalam tubuh.
Cepat atau lambat, larva ini akan terus bergerak ke aliran darah dan menuju ke usus. Di usus, larva cacing tambang akan berubah menjadi cacing dewasa.
Untuk bertahan hidup, cacing mendapatkan makanan dengan cara mengisap darah manusia di saluran cerna. Tak mengherankan apabila orang yang terinfeksi cacing tambang mengalami anemia atau kurang darah.
Selain itu, infeksi cacing tambang menyebabkan gangguan pencernaan seperti nyeri perut, diare yang bercampur dengan darah, mual dan muntah.
Infeksi cacing tambang bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri, yaitu dengan menggunakan alas kaki setiap keluar rumah terutama ketika melakukan aktivitas di kebun dan mencuci tangan sebelum makan.
Artikel Lainnya: Penyebab Cacingan yang Tak Disadari pada Anak
3. Lintah dan Pacet
Lintah dan pacet mendapatkan makanan dengan cara mengisap darah hewan lain atau manusia. Lintah sering terdapat di air, sedangkan pacet hidup di daun atau batang pohon.
Keduanya dapat mengeluarkan zat yang mampu mencegah pembekuan darah saat ‘mengisap’ korbannya, yaitu hirudin.
Tidak seperti hewan lainnya yang menyebabkan penyakit, umumnya gigitan lintah maupun pacet tidak berbahaya.
Biasanya setelah kenyang mengisap darah, lintah dan pacet akan terlepas dengan sendirinya. Setelah terlepas dari kulit akan timbul luka maupun lebam akibat isapan hewan tersebut.
Sebagai pertolongan pertama dari gigitan hewan pengisap darah ini, kamu bisa mencuci bekas gigitannya dengan air dan sabun, kemudian rawat luka yang ada. Apabila bengkak dan lebam, kompreslah dengan air dingin.
Lalu, apabila masih ada luka berdarah yang sulit berhenti, kamu bisa membalut dan menekannya dengan kasa atau perban elastis.
Ketika bepergian di hutan atau lokasi yang banyak lintah maupun pacet, penggunaan minyak kayu putih dapat dilakukan untuk mencegah berbagai serangga, termasuk lintah.
Sementara untuk melepaskan gigitan lintah dapat dibantu dengan menggunakan larutan air garam.
4. Kutu Busuk (Kepinding)
Kutu busuk atau kepinding merupakan hewan yang dapat menempel di kulit manusia. Tak hanya berada di luar rumah seperti hutan, kebun, atau sawah, kutu busuk bisa tinggal di dalam rumahmu.
Meski tidak menyebabkan transmisi penyakit tertentu, kutu menjadi hewan pengisap darah yang bisa mencetuskan keluhan gatal, bengkak, dan nyeri bekas gigitan.
Untuk menghindari gigitan kutu busuk, jagalah selalu kebersihan rumahmu. Cuci sprei dan selimut secara berkala, bersihkan kasur, lantai, tirai maupun sofa dengan penyedot debu.
Artikel Lainnya: Cara Mudah Basmi Kutu Kasur di Rumah
5. Kutu Loncat
Kutu loncat banyak terdapat pada hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing. Selain itu, bisa juga berasal dari hewan pengerat seperti tikus. Jika tidak dibasmi, kutu ini dapat mengisap darah manusia.
Dahulu, kutu loncat sempat menjadi agen penyebar wabah penyakit pes di Eropa. Kutu ini bisa membawa bakteri Yersinia pestis yang menyebabkan penyakit pes dan menginfeksi banyak orang.
Secara garis besar ada tiga jenis penyakit pes, yaitu bubonic plague, septicemic plague, dan pneumonic plague. Gejala dari ketiganya bisa berbeda-beda.
Untuk dapat mengatasi kutu loncat yang berasal dari hewan peliharaan, sangat penting untuk memberikan obat kutu, baik dalam bentuk oral maupun oles pada seluruh hewan peliharaan di waktu bersamaan.
6. Lalat Tse Tse
Lalat juga bisa menjadi hewan pengisap darah. Tentunya bukan jenis lalat rumahan yang berada di sekitarmu. Pernahkah kamu mendengar lalat tse tse?
Lalat tse tse dikenal sebagai lalat yang menyebabkan penyakit tidur. Ketika lalat tse tse mengisap darahmu, ia memasukkan parasit dan menimbulkan keluhan lemas, demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot.
Apabila tidak ditangani dengan baik, maka bisa menyebabkan kematian.
Mereka banyak berada di daerah Afrika. Bagi kamu yang gemar bepergian dan berencana ke Afrika, maka harus berhati-hati dengan gigitan lalat tse tse.
Gunakanlah pakaian yang menutup tubuh, tentunya pilih yang berwarna netral dan berbahan tebal. Pasalnya, lalat tse tse menyukai warna terang dan gelap serta gigitannya bisa menembus pakaian yang tipis.
Hindari pula tempat seperti semak-semak karena banyak lalat tse tse yang berdiam diri di sana dan akan menggigit apabila merasa terganggu.
Artikel Lainnya: Lalat Masuk ke dalam Minuman, Amankah Dikonsumsi?
7. Lalat Pasir
Lalat pasir, atau yang disebut sebagai sandfly, adalah serangga pengisap darah yang menyebabkan penyakit leishmaniasis. Lalat ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di wilayah Eropa Selatan.
Ada beberapa gejala klinis yang mungkin timbul akibat gigitan dari lalat pasir, yaitu terbentuknya luka di tubuh, kerusakan jaringan mukosa, dan pembengkakan organ dalam seperti hati dan limpa.
Untuk mencegah paparan lalat ini, disarankan untuk membatasi aktivitas di luar rumah saat malam hari. Hal ini dikarenakan lalat pasir aktif saat malam hari.
8. Kissing Bugs
Kissing bugs, atau yang dikenal dengan triatomine, merupakan serangga yang menyebabkan penyakit Chagas. Kissing bugs aktif pada malam hari.
Setelah kamu tergigit serangga ini, tak langsung menimbulkan gejala. Dibutuhkan beberapa minggu hingga bulan untuk memunculkan gejala.
Beberapa gejalanya, antara lain demam, bengkak di sekitar gigitan, dan ruam merah. Pada beberapa kasus berat, bisa mengakibatkan gangguan irama jantung.
Untuk menghindari gigitan kissing bugs, kamu bisa menggunakan bugs repellent spray bila beraktivitas di luar rumah.
Di samping itu, bersihkanlah kayu maupun batu-batu yang ada di sekitar rumah karena bisa menjadi tempat hidup kissing bugs.
Sekarang kamu sudah tahu bahwa banyak hewan pengisap darah yang menyebabkan penyakit. Karena itu, tetaplah waspada.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar adalah kunci utama agar tidak mudah tertular penyakit dari hewan-hewan tersebut.
Bagi kamu yang punya pertanyaan seputar hewan pengisap darah dan cara menghindarinya, silakan bertanya langsung kepada dokter kami. Gunakan layanan Tanya Dokter untuk konsultasi gratis.
#JagaSehatmu juga dengan membaca artikel kesehatan terbaru dan tepercaya di aplikasi KlikDokter.
[RS]