Jutaan orang bepergian menggunakan pesawat terbang setiap hari. Meningkatnya jumlah orang yang menggunakan moda transportasi ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi, terutama pada penerbangan jarak jauh.
Berbagai penyakit menular yang rentan bertransmisi di pesawat umumnya mengintai golongan orang yang sebelumnya sudah berpenyakit, sedang dalam pengobatan, lanjut usia, dan anak-anak.
Penularan di pesawat dapat terjadi akibat berkontak langsung dengan cairan tubuh penderita, baik dalam bentuk bersin, batuk, atau droplet. Penyakit menular juga dapat menyebar melalui kontak dengan makanan yang terkontaminasi.
Artikel Lainnya: 5 Kondisi Kesehatan yang Dilarang Naik Pesawat
Lantas, apa saja penyakit menular yang rentan terjadi di pesawat? Berikut di antaranya:
1. Influenza
Influenza adalah penyakit akibat infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan. Penyakit menular ini dapat menjangkiti siapa saja, di segala usia.
Virus influenza dapat menyebar melalui droplet atau partikel air liur kecil yang melayang di udara. Selain itu, benda-benda yang terkontaminasi juga bisa menjadi media penyebaran virus tersebut.
Gejala yang timbul akibat influenza, yaitu demam, batuk, hidung berair, bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala, mata berair, dan badan lemas.
2. SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome alias SARS adalah salah satu contoh kasus penyakit infeksi saluran napas, yang diketahui penyebarannya berkaitan dengan kabin pesawat.
Sama halnya dengan flu, penyakit ini menyebar melalui droplet atau tetesan kecil air liur yang melayang di udara.
Jika ada penumpang dalam kabin terkena SARS dan batuk atau bersin sembarangan, virus tersebut dapat berpindah dan menginfeksi orang lain ke orang lain.
Gejala akibat SARS, yaitu demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, badan lemas, batuk, dan sesak napas.
Artikel Lainnya: Tips Cegah Kulit Kering Saat Perjalanan dengan Pesawat
3. Flu Babi (H1N1)
Pada tahun 2009 terjadi pandemi virus influenza A (H1N1) akibat penyebaran melalui kabin pesawat. Virus ini terdeteksi pertama kali di Amerika Serikat dan menyebar dengan cepat ke negara lain.
Karena masih satu jenis dengan virus influenza, flu babi juga menular melalui droplet orang yang sakit saat sedang batuk atau bersin.
Gejalanya pun mirip, yaitu demam, sakit kepala, pilek, batuk, sakit tenggorokan, mata berair, ruam kemerahan, dan sesak napas.
Jagalah kebersihan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, hindari kontak langsung dengan penderita, serta terapkan etika batuk dengan benar.
4. Ebola
Ebola merupakan penyakit menular yang berasal dari hewan liar ke manusia, lalu dari manusia ke manusia. Penyakit ini tergolong langka, namun bisa berakibat fatal pada manusia.
Penyakit ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Tapi, wabah terbesar yang cukup mengguncang dunia terjadi pada tahun 2014-2016. Pada saat itu diperkirakan ada kasus ebola yang menyebar melalui kabin pesawat, terutama penerbangan jarak jauh.
Gejala dari penyakit menular ini adalah demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan, nyeri otot, muntah, diare, ruam kemerahan, gusi berdarah, dan BAB berdarah.
Artikel Lainnya: 5 Penyakit Ini Bisa Menular Saat Naik MRT, Penyakit Apa Saja?
5. Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Sama dengan penyakit infeksi lainnya, TB juga dapat menular melalui udara yang tercemar dengan droplet penderita yang dilepaskan saat batuk atau bersin.
Gejala TB dapat berupa demam, batuk lama yang tidak kunjung sembuh, keringat malam, dan penurunan berat badan.
Itulah beberapa penyakit menular yang dapat terjadi di kabin pesawat. Untuk menurunkan risikonya, cucilah tangan Anda menggunakan sabun dan air mengalir secara berkala. Terapkan juga etika batuk yang benar, serta konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang agar daya tahan tubuh tetap optimal.
Curiga mengalami penyakit menular? Punya pertanyaan mengenai masalah kesehatan lainnya? Konsultasikan saja kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)