Kericuhan yang terjadi pada Sabtu malam (1/10) di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah suporter sepak bola.
Tembakan gas air mata membuat banyak korban berjatuhan karena sesak napas dan kekurangan oksigen. Efek samping tersebut tidak lepas dari zat kimia yang terkandung dalam gas air mata.
American Lung Association mengungkapkan terdapat sejumlah bahan kimia di dalam gas air mata, seperti chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), dan bromobenzylcyanide (CA). Selain itu, gas air mata juga mengandung dibenzoxazepine (CR) maupun chloroacetophenone (CN) yang beracun.
Dengan kandungan tersebut, bahaya gas air mata dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Di bawah ini 7 efek gas air mata bagi tubuh yang perlu kamu tahu.
1. Gangguan Mata
Organ tubuh yang paling terdampak gas air mata adalah mata. Menurut dr. Karin Wiradarma, gas air mata dapat menyebabkan gangguan mata hingga 54 persen.
Ketika terpapar gas air mata, maka air mata akan banyak keluar. Selain itu, muncul gejala lain, seperti sensasi terbakar, rasa gatal, hingga gangguan penglihatan.
Paparan gas air mata dalam jumlah banyak atau yang terjadi di dalam ruangan bisa menyebabkan glaukoma hingga kebutaan.
Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama Saat Mata Kemasukan Benda Asing
2. Sistem Pernapasan
Gas air mata dapat memengaruhi sistem pernapasan hingga 32 persen. Bahan kimia di dalamnya dapat memicu sesak napas, batuk, dan nyeri dada. Kamu juga bisa banyak mengeluarkan air ludah dan dahak ketika terpapar.
Efek samping gas air mata makin parah apabila kamu mengidap alergi dan asma. Bahkan bahaya gas air mata bisa menyebabkan gagal napas.
Menurut penelitian yang dimuat jurnal Annals of New York Academy of Sciences, kematian juga bisa terjadi akibat terkena gas air mata berkonsentrasi tinggi ataupun terpapar saat berada di ruang tertutup dalam waktu lama.
3. Masalah Kulit
Bahaya gas air mata juga menimbulkan masalah kulit hingga 18 persen. Gejala yang muncul, bisa berupa iritasi, gatal, nyeri, alergi, hingga luka bakar kimia.
4. Masalah Pencernaan
Bahan kimia CS di dalam gas air mata dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare. Gejalanya bisa disertai dengan sakit kepala.
Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama Saat mata Terkena Pecikan Kembang Api
5. Gangguan Stres Pasca-trauma (PTSD)
Berdasarkan Physicians for Human Rights, berulang kali terpapar gas air mata dapat menimbulkan gangguan mental, seperti post traumatic stress disorder (PTSD).
PTSD adalah gangguan mental yang muncul usai mengalami kejadian traumatis.
6. Peningkatan Denyut Jantung dan Tekanan Darah
Bahan kimia yang terkandung di dalam gas air mata bisa memicu peningkatan denyut jantung maupun tekanan darah.
Masih mengutip Annals of New York Academy of Sciences, efek samping gas air mata tersebut bisa menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah, termasuk takikardia dan hipertensi.
Perasaan cemas, tekanan psikologis, maupun rasa nyeri ketika terpapar gas air mata diduga jadi penyebab munculnya masalah jantung dan pembuluh darah.
7. Cacat Permanen
Sebuah penelitian melaporkan bahwa efek gas air mata pada tubuh bisa menyebabkan cacat permanen. Cacat permanen yang dimaksud, seperti kebutaan, kerusakan otak, hingga kehilangan anggota tubuh.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Sesak Napas yang bukan Karena Penyakit
Umumnya, sederet gejala tersebut muncul sekitar 20-60 detik setelah terpapar gas air mata. Efek gas air mata pada tubuh perlahan membaik dalam kurun 10-30 menit setelah menjauhi lokasi yang terpapar.
Oleh karena itu, apabila kamu terkena gas air mata, segera hindari area tersebut. Lalu, #JagaSehatmu dengan membilas organ tubuh yang terkena gas air mata. Lakukan selama 10 menit menggunakan air bersih yang mengalir.
Apabila memungkinkan, bilas bagian tubuh yang terkena gas air mata pakai air garam steril atau cairan infus. Tak lupa, lepaskan pakaian dan benda-benda yang menempel pada tubuh, termasuk lensa kontak.
Jika gejala yang dirasakan makin berat usai melakukan tindakan pertolongan pertama, segera konsultasikan dengan dokter. Kamu bisa menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)