Penyuka sneakers pasti sudah akrab dengan permasalahan yang satu ini, yaitu bau kaki. Biasanya, salah satu upaya untuk menutupi aroma tak sedap tersebut adalah dengan menggunakan kaus kaki.
Bukan berarti semua pengguna sepatu bertali memiliki permasalahan bau kaki. Tapi umumnya, kaki yang tertutup selama berjam-jam oleh sneakers memang memiliki risiko yang lebih besar untuk mengeluarkan aroma yang tidak sedap.
Penyebab bau kaki
Tak cuma sneakers, dilansir dari Medical News Today, jenis sepatu plastik atau jelly juga bisa menyebabkan timbulnya bau kaki karena bahan yang digunakan tak mudah menyerap keringat. Sehingga, kondisi kaki di dalam sepatu menjadi sangat lembap.
Menurut College of Podiatry yang dilansir dari KlikDokter, kaki adalah salah satu bagian tubuh yang paling mudah merasa panas dan berkeringat. Bahkan, meski jarang terlihat, kaki bisa mengeluarkan keringat sebanyak setengah liter per hari. Hal ini bisa bertambah parah saat Anda aktif berkegiatan di luar ruangan.
Ketika kaki telanjang dimasukkan ke dalam sepatu yang tertutup dan kebetulan bahan sepatu kurang bersahabat, maka keringat kaki bisa langsung mengalir ke permukaan sepatu. Sehingga, kondisi di dalam sepatu pun semakin lembap.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jamur dan bakteri sangat menyukai ruang yang lembap. Nah, kalau kondisi di dalam sepatu sangat lembap, kemungkinan Anda untuk terkena infeksi jamur yang menyebabkan bau kaki juga menjadi lebih besar.
Jadi, ketika Anda mengenakan kaus kaki sebelum memakai sepatu, artinya Anda membuat pertahanan sederhana untuk menyerap keringat dan menghalau cairan keringat langsung menuju ke permukaan sepatu.
Penggunaan kaus kaki untuk mencegah bau kaki
Sebagian dari Anda yang bukan pencinta kaus kaki mungkin berpikir bahwa mengenakan kaus kaki sebenarnya hanya memindah aroma tak sedap dari kaki ke kaus kaki. Sehingga, ketika Anda melepas sepatu, bau akan tetap tercium dari kaki Anda.
Tapi bagaimanapun juga, mengenakan kaus kaki sebelum memakai sepatu jauh lebih baik dalam menahan keringat dan bau kaki, ketimbang langsung memakai sepatu tertutup tanpa kaus kaki.
Dan untuk mencegah bau kaki tersebut pindah ke kaus kaki, Anda harus mengganti kaus kaki setiap hari. Kalaupun terpaksa harus dipakai lagi karena stok kaus kaki menipis, batasi penggunaannya hingga 2 hari saja. Sisanya, Anda harus mengganti dan mencucinya sampai bersih. Apalagi jika sebelumnya Anda melewati jalanan yang becek akibat hujan deras.
Selain itu, usahakan juga tidak mengenakan satu jenis sepatu terus-menerus. Kalau Anda memiliki beberapa pasang sepatu, pakailah secara bergantian untuk meminimalkan penumpukan bakteri.
Pilih sepatu yang tepat
Seorang podiatrist yang bernama Emma Stevenson mengatakan, sekarang cukup banyak sepatu yang dilapisi oleh bahan sintetis yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan kulit kaki.
Sebab, bahan tersebut tidak bisa menyerap keringat sama sekali dan terkadang menyebabkan alergi ataupun lecet, khususnya di bagian atas tumit dan pinggiran kaki bagian atas. Dengan mengenakan kaus kaki, gesekan permukaan kasar dari bahan sintetis tersebut pun akan terhalang, sehingga tidak melukai kaki Anda.
Kini pun kerap terlihat pengguna sepatu flat shoes ataupun sepatu sandal yang tumit bagian atasnya ditempel plester untuk menghindari lecet. Ketimbang merusak penampilan dengan menempelkan plester luka seperti itu, lebih baik Anda menggunakan kaus kaki tipis khusus sepatu wanita untuk mencegah timbulnya lecet di bagian telapak kaki dan sekitarnya.
Jadi, penggunaan kaus kaki memang efektif untuk hilangkan bau kaki. Namun, untuk mencegah kaus kaki Anda juga mengeluarkan bau tak sedap, jangan lupa ganti kaus kaki Anda setiap hari. Atau setidaknya, batasi penggunaan kaus kaki hanya sampai dua hari saja. Bila Anda tak sempat mencucinya, jemur kaus kaki sebelum dipakai kembali untuk mengurangi kelembapannya. Terakhir, rajinlah mencuci sepatu serta merendam kaki di dalam campuran air hangat dan garam untuk merelaksasi kaki Anda.
[NP/ RVS]