KlikDokter.com - World Allergy Organization (WAO) mengemukakan bahwa prevalensi alergi terus meningkat sebesar 30-40 persen di seluruh dunia. Data tersebut sejalan dengan penemuan dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) yang mencatat bahwa prevalensi alergi meningkat tiga kali lipat. Di Indonesia, ada beberapa penelitian yang memperkirakan peningkatan kasus alergi sebesar 30% per tahunnya.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di RSCM, ditemukan 49% dari responden memiliki alergi makanan. Banyaknya prevalensi alergi makanan membuat pakar kesehatan menganjurkan pencegahan sedini mungkin untuk mengurangi dampak yang dapat timbul di kemudian hari.
Alergi makanan adalah suatu keadaan di mana sistem kekebalan tubuh salah menanggapi bahan makanan sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh, sehingga menimbulkan reaksi peradangan. Khususnya pada anak, alergi dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka, seperti mengganggu aktivitas, belajar, bermain, sulit konsentrasi, dan sulit tidur.
Bahan makanan yang paling sering menyebabkan alergi makanan pada anak-anak antara lain adalah telur, susu sapi, kacang-kacangan (termasuk kacang kedelai), cokelat, gandum, ikan, dan udang. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
Kacang tanah
Kacang tanah merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh orang Indonesia. Kejadian alergi kacang didapati meningkat dua kali lipat. Hal ini diduga disebabkan oleh banyaknya penggunaan kacang sebagai bahan dalam berbagai jenis masakan Indonesia.
Telur
Berdasarkan beberapa penelitian, prevalensi alergi telur pada anak sangat bervariasi, antara 13,6% hingga 50%. Di Indonesia, ditemukan prevalensi alergi telur menjadi lebih rendah akhir-akhir ini; kemungkinan disebabkan oleh pengetahuan masyarakat yang telah mengenal luas telur sebagai salah satu makanan penyebab alergi. Selain itu, masyarakat menganggap telur sebagai penyebab bisul, sehingga tingkat konsumsi telur menjadi lebih menurun.
Udang
Udang merupakan salah satu jenis makanan laut banyak menyebabkan alergi. Menurut berbagai penelitian, prevalensi alergi udang berkisar antara 8,8% hingga 37,5%.
Cokelat
Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa cokelat dapat berpotensi menyebabkan alergi. Namun, prevalensi anak yang mengalami alergi cokelat tidak terlalu banyak, yakni hanya 2,9%.
Kacang kedelai
Prevalensi alergi terhadap kacang kedelai adalah 7,4%. Angka ini lebih besar daripada angka yang didapat oleh penelitian di Australia. Hal ini disinyalir karena di Indonesia banyak makanan yang terbuat dari olahan kacang kedelai, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai. Sementara, anak-anak di Australia lebih banyak mengonsumsi susu sapi dan produk turunannya.
Gandum
Sebanyak 10,3% anak mengalami alergi terhadap gandum. Hal ini kemungkinan disebabkan karena cukup banyak anak yang mengonsumsi makanan olahan dari gandum, seperti roti, bakmi, dan kue.
Ikan
Angka alergi makanan ikan – dalam hal ini yang diteliti adalah ikan tuna – adalah 4,4%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan penelitian di Jepang, yaitu 10,6%. Hal ini disinyalir disebabkan karena anak di Jepang mengonsumsi ikan lebih banyak daripada di Indonesia.
Susu sapi
Angka kejadian alergi susu sapi dilaporkan berkisar antara 5-7,5% pada bayi yang mendapat susu sapi. Angka tersebut akan berkurang 60-70% ketika bayi berusia 12 bulan dan akan kembali berkurang hingga tersisa 5% pada usia 3 tahun.