KlikDokter.com - Bekerja di malam hari memang tak bisa dihindari bagi sebagian golongan masyarakat. Baik bagi yang memang jadwal masuk kerjanya hanya malam hari ataupun yang menggunakan jam rotasi.
Berjuta-juta masyarakat di dunia memiliki jam kerja pada malam hari termasuk polisi, satpam, dokter, perawat, pilot, pelayan, disc jockey (DJ), supir truk dan banyak lagi.
Berbagai masalah kesehatan dapat timbul pada pekerja yang menggunakan sistem shift. Mulai dari masalah yang disebabkan oleh perubaha gaya hidup maupun biologis tubuh.
Gangguan apa sajakah yang dapat timbul pada pekerja shift (jaga) malam? Berikut penjelasannya:
Gangguan apa sajakah yang dapat timbul pada pekerja shift (jaga) malam?
Sebanyak 60-80% pekerja dengan menggunakan sistem shift cenderung lebih sering mengalami gangguan tidur. Mereka dapat merasa terisolasi karena kenyataan sulit berkumpul dengan keluarga dan kerabat pada jam-jam normal sehingga lebih mudah mengalami gangguan emosi dan depresi. Beberapa orang akan merasakan kesulitan untuk berolahraga dan lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji.
Sekitar 80% akan merasakan kelelahan. Selain itu pekerja shift malam juga memiliki 4-5x risiko lebih tinggi mengalami masalah lambung.
Pada dasarnya tidur dan bekerja dalam waktu yang tidak beraturan dapat mengacaukan jam biologis tubuh. Meskipun sulit untuk dinilai, dalam jangka panjang kerja dalam shift dapat memberikan efek gangguan kesehatan seperti berikut ini:
Risiko Kesehatan Kerja Shift Malam:
- Penyakit Jantung & Pembuluh Darah
Bekerja dengan shift meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 40%. Secara umum, risiko berhubungan dengan lama melakukan pekerjaan dengan jaga malam.
- Diabetes & Sindroma Metabolik
Sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang mendapatkan orang yang bekerja shift malam terutama dengan jam kerja 16 jam memiliki risiko 50% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan orang yang jam kerjanya siang hari/normal (09:00 – 17:00). Sindroma metabolik merupakan gabungan beberapa gangguan kesehatan yang mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tiggi , obesitas dan kadar kolesterol darah meningkat. Insidens sindroma metabolik 3x lebih besar pada orang yang bekerja shift malam.
- Obesitas
Pola makan yang buruk dan kurangnya olahraga merupakan penyebab utama kegemukan. Selain itu ketidakseimbangan hormon juga berkontribusi penting. Kerja dengan shift dipercaya berpengaruh terhadap kadar leptin dalam darah. Leptin merupakan hormon yang berperan untuk membuat seseorang merasa kenyang. Pada pekerja shift malam bisa jadi karena kadar leptin menurun, akan lebih mudah merasa lapar.
- Kanker
Kerja malam dapat meningkatkan risiko kanker. Jaga malam meningkatkan risiko kanker payudara higga 50%. Selain itu terdapat bukti pula keja malam mungkin meningkatkan risiko kanker prostat dan kolorektal.
- Kesehatan Reproduksi Wanita
Wanita hamil yang bekerja shift malam memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi prematur. Penelitian pada wanita hamil yang bekerja sebagai pramugari menunjukkan risikoyang lebih besar untuk mengalami keguguran.