Saat ini orang senang melakukan segala sesuatu secara bersamaan untuk menghemat waktu. Sembari jalan kaki menuju ke kantin, sebagian dari Anda mungkin ada yang memiliki kebiasaan mengoperasikan gawai. Dengan cara begitu, Anda bisa membalas pesan singkat di gawai, sekadar bermain game, memeriksa surat elektronik, membalas pesan lewat chat singkat ataupun mendengarkan musik. Hati-hati, kebiasaan seperti ini mungkin terkesan biasa saja, namun ternyata akibat yang ditimbulkan bisa jadi mengancam nyawa.
Risiko yang akan terjadi
Pernah dengar istilah multitasking? Beberapa orang mungkin merasa dirinya tak masalah melakukannya, yakni menyelesaikan beberapa pekerjaan secara bersamaan. Salah satunya berjalan kaki sambil bermain gawai. Rata-rata orang berpikir hal tersebut wajar selama mampu melakukannya.
Faktanya, kerja otak tidak bisa dibuat paralel untuk mengerjakan dua hal sekaligus. Dalam satu waktu, otak hanya bisa memproses sebuah informasi ataupun mengoordinasikan tubuh untuk mengerjakan satu hal.
Kalaupun anggota tubuh bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus, pasti ada salah satu yang menjadi fokus utama dan pekerjaaan lainnya menjadi prioritas nomor dua. Inilah yang dinamakan inattentional blindness. Hal ini terjadi jika otak seolah-olah “buta” pada hal-hal yang bukan menjadi fokus kerjanya saat itu.
Saat berjalan kaki sambil bermain gawai, inattentional blindness ditunjukkan dengan informasi dari lingkungan sekitar yang tidak lagi menjadi prioritas utama di otak. Informasi ini termasuk adanya kendaraan melintas, lampu, marka jalan, ataupun lubang di jalanan tempat berjalan kaki. Hal inilah yang kemudian menyebabkan bermain gawai sambil berjalan kaki menjadi sangat berisiko dan berbahaya.
Berbagai penelitian menegaskan bahwa semakin tinggi frekuensi penggunaan gawai saat berada di jalan umum, semakin meningkat pula risiko terjadinya kecelakaan berlalu lintas. Efeknya bisa beragam, mulai dari luka ringan, cacat berat hingga kehilangan nyawa.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat bahkan mengungkapkan bahwa dalam satu dekade setidaknya telah terjadi 11.100 kecelakaan yang berhubungan dengan penggunaan gawai ketika berjalan kaki. Padahal, warga negara tersebut dikenal memiliki kesadaran berlalu lintas yang cukup tinggi. Di Indonesia, bisa jadi angka ini jauh lebih tinggi.
Cegah dengan kiat ini!
Menyimpan gawai hingga tiba di tempat tujuan adalah langkah utama untuk menurunakan risiko kecelakaan lalu lintas. Dengan demikian, otak fokus bekerja mengamankan perjalanan dari bahaya lingkungan sekitar dan memastikan Anda selamat hingga ke tempat tujuan.
Jika terpaksa Anda harus mengecek gawai, lakukanlah hal-hal berikut ini:
- Menepilah, keluar dari kerumunan pejalan kaki.
- Angkat gawai lebih tinggi, sehingga Anda tetap dapat melihat kondisi di sekitar.
- Tetap memperhatikan rambu lalu lintas.
- Jika memungkinkan, gunakan perangkat lunak yang dapat membaca pesan singkat secara lisan.
- Pilih perangkat lunak yang dapat menerjemahkan perkataan lisan ke dalam bentuk tulisan.
- Meminimalkan volume agar suara di sekitar tetap dapat terdengar jelas.
Bagaimanapun, keselamatan diri Anda adalah yang utama. Jadi, saat jalan kaki, simpanlah gawai Anda di dalam saku atau tas. Telepon, pesan singkat atau pesan elektronik bisa Anda balas setelah tiba di tempat tujuan. Ingat, keluarga menunggu Anda pulang dengan selamat.
[NP/ RVS]