Ketika mendengar kata “hipnotis” yang ada dalam benak biasanya hal-hal negatif seperti penipuan, perampokan, penculikan, atau bisa juga merepresentasikan aksi sulap seperti yang tergambar dalam film, contohnya “Now You See Me”. Padahal, hipnotis juga bermanfaat bagi dunia kedokteran. Salah satunya adalah untuk mengatasi sakit kepala.
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, hipnotis, atau dalam dunia kedokteran disebut sebagai hipnoterapi, adalah suatu praktik memasukkan sugesti ke dalam pikiran seseorang. Tindakan ini tentu saja akan membawa seseorang pada keadaan tidak sadar.
Manfaat hipnoterapi bagi kesehatan
Lebih jauh, dr. Karin menjelaskan bahwa hipnoterapi memungkinkan seseorang menjadi relaks, dan menjadi lebih fokus terhadap rangsangan tertentu. Dewasa ini, hipnoterapi semakin banyak digunakan dalam praktik kedokteran, terutama untuk mengendalikan perilaku yang tidak diinginkan seperti merokok, ketergantungan alkohol, atau pola makan berlebihan.
Hingga saat ini masih kurang jelas bagaimana hipnoterapi bekerja. Walaupun begitu, tampaknya hipnoterapi memberi dampak bagaimana otak berkomunikasi dengan tubuh lewat impuls saraf, hormon, dan kimia tubuh seperti neuropeptida. Banyak ahli hipnoterapi yang mengatakan bahwa hipnosis menciptakan keadaan relaksasi yang mendalam dan menenangkan pikiran. Ketika Anda dihipnotis, Anda dapat berkonsentrasi dengan intens pada pikiran, memori, perasaan, atau sensasi tertentu sembari memblokir gangguan. Anda jadi lebih terbuka terhadap sugesti, dan kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan diri.
“Selain itu, hipnoterapi juga dapat digunakan untuk mengendalikan rasa nyeri tanpa menggunakan obat. Misalnya nyeri saat melahirkan, pascaoperasi, akibat kanker, nyeri pinggang kronis, sakit kepala, dan lain sebagainya,” dr. Karin menambahkan.
Ya, hipnoterapi diketahui memiliki potensi untuk membantu meringankan gejala berbagai macam penyakit dan kondisi, yang terapi ini dapat digunakan secara independen maupun bersamaan dengan terapi lainnya. Sebagai contoh, di Amerika Serikat (AS) hipnoterapi adalah satu dari berbagai macam metode relaksasi untuk mengatasi nyeri kronis yang sudah mendapatkan persetujuan dari dari Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS (National Institute of Health).
Sejauh ini praktik hipnoterapi yang dilakukan oleh terapis bersertifikat tergolong aman. Meski demikian, ada kemungkinan timbulnya efek samping seperti sakit kepala, mengantuk, cemas, dan terbentuknya memori palsu. Meski demikian, efek samping tersebut dinilai jarang terjadi.
Praktik hipnoterapi untuk mengatasi sakit kepala
Hipnoterapi, atau sering juga disebut hipnosis, telah terbukti efektif dalam mengatasi sakit kepala. Dalam sebuah laporan berjudul “Hypnosis in Contemporary Medicine” yang disusun oleh James H. Stewart, MD, dari Mayo Clinic tahun 2005, pasien yang mengalami sakit kepala tipe tegang kronis selama lebih dari bulan secara acak diikutsertakan dalam sebuah grup hipnosis. Hasilnya, grup tersebut mengalami penurunan secara signifikan dalam hal jumlah, durasi, dan intensitas sakit kepala.
Disebutkan juga bahwa self-hypnosis menghasilkan manfaat yang signifikan terhadap sakit kepala tipe tegang. Hipnosis juga dibandingkan dengan penggunaan obat propranolol pada anak dengan migrain dalam sebuah percobaan. Pasien yang diajari self-hypnosis dilaporkan mengalami penurunan frekuensi sakit kepala.
Ada pula penelitian yang mengamati siswa universitas dengan sakit kepala kronis. Satu grup mahasiswa hipnosis menggunakan citra untuk relaksasi dan ketenangan, sedangkan grup lainnya mengandalkan plasebo berupa menonton tayangan slide yang diklaim mengandung pesan bawah sadar (subliminal) untuk menghilangkan rasa sakit. Kedua grup tersebut mengalami penurunan signifikan yang sama dalam hal mengatasi sakit kepala. Meski demikian mahasiswa dalam grup hipnosis tidak menerima sugesti spesifik untuk mengatasi sakit kepala, sedangkan sugesti tersebut diinstruksikan seperti dalam grup plasebo.
Meski demikian, hipnoterapi tidak dapat dilakukan untuk setiap orang. Hipnoterapi bisa dilakukan jika pada pemeriksaan dengan menggunakan wawancara psikiatrik ditemukan bahwa pasien atau klien cocok dengan penggunaan terapi tersebut atau mempan untuk menerima hipnoterapi secara efektif.
Hipnoterapi juga tidak dilakukan ketika seseorang tidak mampu memasuki keadaan hipnosis cukup dalam untuk membuatnya dapat bekerja efektif. Dikatakan bahwa orang yang memiliki jiwa yang relatif tenang atau terbiasa berkonsentrasi (meditasi) cenderung lebih mudah memasuki stadium hipnosis.
Secara umum, setiap orang normal, jika tidak menolak (secara sadar), biasanya dapat memasuki stadium hipnosis tanpa kendala berarti. Mereka yang sudah masuk dalam stadium hipnosis adalah orang-orang yang tidak memiliki kemampuan berkonsentrasi (stres berat, psikosis, paranoid, pengaruh narkotika) dan meraka yang tidak memahami komunikasi (gangguan pancaindra dan IQ rendah).
Saat ini memang banyak orang yang melirik hipnoterapi untuk terapi tertentu, seperti mengatasi sakit kepala tanpa penggunaan obat-obatan. Anda tertarik juga untuk mencobanya? Berharaplah Anda termasuk orang-orang yang “mempan” menerima hipnotis, agar dapat benar-benar bisa merasakan manfaat yang efektif dari terapi ini.
[RVS]