Pernahkah Anda merasa tidak enak badan dan terserang demam, lalu menebak-nebak penyebabnya? Perlukah minum antibiotik atau cukup kompres dan istirahat? Bagi Anda yang penasaran, ternyata karakteristik demam dapat memberikan Anda sedikit bocoran tentang apa yang sedang dialami oleh tubuh Anda.
Mengalami demam atau tubuh yang terasa panas tak jarang disertai badan lemas dan pusing. Hal ini merupakan sebuah tanda bahwa tubuh Anda sedang mengalami infeksi. Namun, infeksi apa dan bagaimana cara untuk mengetahuinya, berikut ini adalah pemaparannya.
Infeksi dan demam
Tubuh memiliki pelindung berupa sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Jika tubuh terserang atau terinfeksi bakteri, virus, maupun parasit lainnya, sistem kekebalan tubuh akan memeranginya. Dan dalam proses ini, berbagai gejala akan muncul sebagai akibatnya. Demam, adalah salah satu keluhan yang kerap muncul.
Dari berbagai proses yang berjalan saat sistem kekebalan tubuh sedang bekerja melawan sebuah agen asing atau patogen, salah satu hasilnya adalah senyawa kimia yang disebut dengan pirogen, yang kemudian dilepas ke peredaran darah.
Pirogen ini akan terdeteksi oleh bagian otak yang bertugas mengatur temperatur tubuh dan menyebabkan tubuh menahan lebih banyak panas. Inilah yang mengakibatkan tubuh hangat saat diraba meski Anda merasa kedinginan, bahkan menggigil. Kondisi ini yang kemudian disebut sebagai demam.
Baik bakteri maupun virus sama-sama dapat memicu timbulnya demam. Namun, mengetahui dan mengenali lebih jauh karakteristik demam yang Anda alami bisa menjadi petunjuk tentang agen penyebab infeksi yang sedang dialami tubuh.
Pentingnya mengetahui agen penyebab infeksi tersebut adalah untuk menentukan penanganan dan obat-obatan yang diberikan. Banyak orang yang terburu-buru segera minum antibiotik saat demam karena meyakini antibiotik dapat meredakan infeksi.
Nyatanya, antibiotik hanyalah ampuh untuk mengatasi demam dan infeksi akibat bakteri. Tak hanya itu, masing-masing kelompok bakteri pun memiliki rekomendasi pengobatan dengan jenis antibiotik yang berbeda-beda. Sehingga, tidak bijak untuk minum antibiotik atas keputusan sendiri tanpa rekomendasi dan pengawasan dokter.
Sebagai contoh, demam karena virus demam berdarah memiliki pola demam khas seperti pelana. Dalam kondisi tersebut, demam dengan suhu mendadak tinggi menyerang di 3 hari pertama, turun di hari ke 4 sampai 5, dan kembali naik di hari ke 6 hingga 7.
Berbeda dengan demam akibat bakteri Salmonella typhy penyebab demam tifoid, yang dikatakan berpola seperti tangga, reda di pagi hingga siang hari lalu suhu demam meningkat di sore hingga malam hari.
Karakteristik lain yang membedakan demam akibat bakteri dan virus adalah demam akibat infeksi virus umumnya dapat sembuh sendiri. Hal ini karena infeksi virus merupakan self-limiting disease, yang biasanya dapat sembuh hanya dengan dukungan sistem kekebalan tubuh yang baik.
Kondisi ini berbeda dengan demam karena infeksi bakteri. Demam jenis ini berlangsung lebih dari 7 hari. Kondisi ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik sesuai dengan jenis bakteri yang menginfeksi.
Jadi, jika Anda atau keluarga mengalami demam, jangan terburu-buru mengonsumsi antibiotik tanpa rekomendasi dan pengawasan dokter. Segera minum obat penurun panas dan pertimbangkan adakah infeksi di bagian tubuh tertentu yang mungkin menjadi latar belakang terjadinya demam.
Usahakan juga untuk mencukupi kebutuhan cairan dan makan makanan bergizi untuk mempercepat pemulihan infeksi. Jika demam tak kunjung sembuh dalam 3 hari, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
[NP/ RVS]