Sudah bukan rahasia lagi kalau makanan olahan memang memiliki rasa yang lezat dan bikin ketagihan. Tak cuma itu, makanan olahan seperti nugget, sosis, dan abon juga sangat praktis dibuat sehingga cocok bagi Anda yang super sibuk. Tapi tunggu dulu! Sering konsumsi makanan olahan ternyata berdampak buruk bagi kesehatan.
Mengapa berdampak buruk? Seperti dijelaskan dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, makanan olahan sudah melewati tahap proses pengolahan tertentu seperti pengeringan, pemanasan, pembekuan, pengemasan atau pengalengan. Itu sebabnya, kandungan nutrisi pada makanan olahan sudah berubah dan cenderung berkurang.
Ditambahkan dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, kebanyakan makanan olahan memang biasa melalui proses yang panjang. Namun, proses itu sendiri sebenarnya dibagi menjadi dua, yakni proses tanpa bahan kimia yang disebut real food, dan proses dengan bahan kimia yang dikatakan sebagai makanan olahan.
Nah, zat-zat kimia yang terkandung dalam makanan olahan inilah yang nantinya akan menimbulkan banyak masalah kesehatan pada tubuh Anda.
Ini efek sering konsumsi makanan olahan
Makanan yang sebelumnya sudah melewati proses panjang akan membuat nutrisi dalam makanan hilang. Jadi, dampak pertama yang bisa didapatkan ketika Anda sering mengonsumsi makanan olahan adalah kekurangan nutrisi.
“Makanan olahan diketahui memang sangat rendah nutrisi. Bahkan dalam beberapa proses pembuatan, makanan akan ditambahkan vitamin dan mineral untuk mengimbangi apa yang hilang selama pemrosesan. Tapi meski begitu, nilai gizinya pun tidak sebanding dengan gizi dan nutrisi dari makanan yang masih alami,” ujar dr. Sara.
Kesimpulannya, semakin banyak Anda mengonsumsi makanan olahan, semakin sedikit juga nutrisi yang akan Anda dapatkan dalam tubuh. Tidak heran, jika tubuh Anda rentan kekurangan nutrisi.
Lalu, apa lagi dampak yang bisa menimpa tubuh manusia jika terlalu sering mengonsumsi produk olahan? Berikut beberapa di antaranya:
-
Risiko penyakit jantung
Makanan olahan mengandung lemak trans yang dapat mendorong oksidasi serta peradangan pada tubuh. Pada akhirnya, lemak tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mirip dengan lemak jenuh, lemak trans juga berisiko meningkatkan penyakit kardiovaskular.
“Salah satu cara untuk terhindar dari lemak trans adalah dengan berhenti mengonsumsi makanan olahan. Jika Anda ingin mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, pilihlah makanan yang dengan lemak tidak jenuh,” tutur dr. Sara.
-
Kenaikan gula darah
Makanan olahan juga dikenal tinggi karbohidrat yang bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti kenaikan gula darah. Meski sejatinya tubuh manusia memang membutuhkan karbohidrat, tetap harus ada batasan-batasannya.
Jika asupan tersebut kelewat berlebihan, kadar gula darah bisa melonjak. Perlu diketahui bahwa asupan karbohidrat berlebihan bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari kelebihan berat badan hingga meningkatnya risiko terkena diabetes.
-
Jadi ketagihan
Beberapa orang mengalami kecanduan makanan olahan dan bisa sampai kehilangan kendali. Meski terdengar lumrah ‘kecanduan’ makanan olahan, ini bisa berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Perpaduan antara makanan olahan dan minuman manis ini bisa menurunkan sistem kerja otak yang pada akhirnya buat Anda jadi tidak konsentrasi dalam beraktivitas.
Sering mengonsumsi makanan olahan tidak hanya merugikan kesehatan di masa sekarang, tapi juga berefek buruk jangka panjang. Bukan berarti Anda sama sekali tidak boleh mengonsumsi makanan olahan, tapi perlu membatasi frekuensinya. Selanjutnya, isi piring Anda dengan makanan alami dari bahan-bahan segar setiap hari.
[HNS/ RH]