Sajian apa yang bisa menandingi kenikmatan mie instan hangat dengan sebutir telur dan ditaburi irisan cabai rawit? Duh, membayangkannya saja sudah membuat perut keroncongan. Sayangnya, terlalu banyak mengonsumsi mie instan tak baik bagi kesehatan.
Mie instan memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Jika dikonsumsi setiap hari, maka tubuh kehilangan asupan nutrisi yang penting. Mie instan juga tinggi lemak jenuh dan sodium, serta rendah serat, protein, vitamin, dan mineral.
Lalu, jika sudah kecanduan mie instan, apa yang harus dilakukan? Mari simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Bahaya Mie Instan
Tak sedikit orang yang merasa kecanduan mie instan. Walaupun rasanya sulit dihentikan, berikut beberapa alasan mengapa Anda harus berhenti mengonsumsi mie instan:
-
Mengandung Pengawet yang Bersifat Karsinogenik
Bahan pengawet butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ) biasa digunakan dalam produk mie instan, agar lebih tahan lama. Anda perlu waspada, apalagi jika sering makan mie instan, karena kedua bahan kimia tersebut sebenarnya bersifat karsinogenik. Ini berarti bahwa mereka dapat menyebabkan kanker.
Artikel lainnya: Kenali Bahaya Ini Sebelum Makan Mie Instan
-
Peningkatan Risiko Penyakit Jantung
Ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi mie instan lebih banyak memiliki risiko sindrom metabolik yang secara signifikan lebih besar, daripada mereka yang makan lebih sedikit (terlepas dari diet keseluruhan atau kebiasaan olahraga).
Sindrom metabolik adalah sekelompok gejala seperti obesitas sentral, tekanan darah tinggi, serta kadar kolesterol HDL yang rendah yang meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit jantung hingga stroke.
-
Mengandung Monosodium Glutamate (MSG)
Monosodium glutamate umumnya disebut sebagai MSG. Zat ini biasanya ditemukan di makanan siap saji, dan merupakan penambah rasa yang populer di masakan Cina, Jepang, dan Korea.
Menurut FDA, MSG dilabeli sebagai aditif yang aman, dengan efek berbahaya yang masih dapat diperdebatkan.
Namun, data yang dikumpulkan dari Survei Kesehatan dan Nutrisi China menunjukkan sebaliknya. Konsumsi MSG yang tinggi dalam jumlah waktu yang lama disebut-sebut menyebabkan kelebihan berat badan.
Ciri-Ciri Kecanduan Mie Instan
Rasa khas yang ‘menggoyang’ lidah dan mudah memasaknya, membuat beberapa orang sulit memalingkan diri dari pesona mie instan. Cobalah cek beberapa tanda-tanda di bawah ini untuk menentukan apakah Anda sudah kecanduan mie instan atau belum:
- Mengonsumsi mie instan dalam jumlah yang berlebihan.
- Merasa bersalah setelah mengonsumsi mie instan, namun tidak pernah berhenti membeli dan mengonsumsi mie instan.
- Menutupi kecanduan mie instan dari orang terdekat, seperti pasangan atau orang tua Anda.
- Sering muncul keinginan ingin konsumsi mie instan padahal sudah makan atau sedang tidak lapar.
- Selalu mencari alasan untuk makan mie instan.
Artikel lainnya: Udon VS Ramen, Mana Lebih Sehat?
Kiat Ampuh Hentikan Kecanduan Mie Instan
Apabila Anda merasa telah kecanduan mie instan, berarti Anda harus mulai mengambil langkah untuk mengurangi konsumsinya.
Berikut adalah tips menghentikan kecanduan mie instan yang bisa Anda coba:
-
Singkirkan Mie Instan dari Dapur
Bagi sebagian orang, berhenti dari candu mie instan ibarat berhenti dari candu merokok. Bila ingin berhenti mie instan, Anda jangan beli mie instan dan singkirkan dari dapur di rumah atau kantor Anda.
-
Ingat, Mie Instan Tidak Baik untuk Kesehatan
Ketika tergoda akan keharuman mie instan dari meja rekan kerja, Anda perlu menanamkan pemikiran bahwa mie instan tidak baik untuk kesehatan.
Berikan sugesti pada diri sendiri bahwa menyantap mie instan sama saja dengan menyantap kalori kosong alias tidak bernutrisi. Buat apa buang-buang uang untuk makanan yang tak bergizi bagi tubuh?
-
Ganti Mie Instan dengan Makanan yang Lebih Sehat
Alasan banyak orang makan mie instan adalah karena cepat, mudah, dan murah. Padahal, sebetulnya makanan yang instan dan mudah dibuat tak hanya mie instan. Anda bisa mengganti mie instan dengan sereal gandum, oat cepat saji, atau buah-buahan yang tinggi serat, rendah indeks glikemik dan tentu saja lebih bergizi.
-
Hentikan Konsumsi Mie secara Perlahan
Sama halnya seperti kecanduan merokok, kecanduan mengonsumsi mie instan harus dilakukan secara perlahan. Kurangi frekuensi mengonsumsi mie instan secara bertahap.
Misalnya, biasanya Anda makan mie setiap hari, ubahlah menjadi 2-3 kali dalam seminggu, sampai Anda berhasil mengurangi keinginan Anda makan mie instan menjadi sebulan sekali.
Artikel lainnya: Cara Membuat Mi Instan Lebih Menyehatkan
-
Gantilah Bumbu dengan Rempah Alami
Sudah menjadi rahasia umum, rasa gurih dari mie instan membuat siapapun tergoda untuk mengonsumsinya. Ganti bumbu yang ada pada kemasan mie instan dengan bahan-bahan alami, seperti lada, kaldu ayam asli, garam Himalaya, kunyit, dan bawang putih agar rasa mie instan Anda lebih sedap dan pastinya tidak kalah nikmat.
-
Tambahkan Bahan Pelengkap yang Bergizi
Agar lebih mudah mengurangi konsumsi mie instan yang berlebihan, ada baiknya Anda menambahkan bahan-bahan pelengkap seperti telur, ayam segar, daging segar, sayur-sayuran ke dalam mangkok mie instan Anda.
Jangan lupa kurangi porsi setiap kali makan. Rebus mie hanya setengah porsi, dengan begitu Anda akan lebih kenyang karena bahan pelengkap tadi yang membuat Anda kenyang, bukan mie instannya.
-
Belajar Memasak
Belajar memasak dapat membantu mengurangi kecanduan mie instan Anda. Karena memasak mie instan merupakan cara mudah untuk ‘memadamkan’ kelaparan Anda, untuk itu Anda perlu belajar memasak makanan yang sama mudah dan simpelnya seperti mie instan.
Jadi, cobalah belajar memasak telur dadar, sup ayam, atau overnight oat agar bila merasa lapar, Anda tinggal memasaknya. Mudah, kan?
Demikian beberapa cara berhenti dari candu mie instan. Memang betul bahwa hidup hanya satu kali dan perlu dinikmati. Namun, buat apa hidup jika dijalani dengan banyak penyakit? Mulai sekarang, ubah kebiasaan konsumsi makanan instan, termasuk mie instan, dengan makanan yang lebih sehat.
Ingin tanya lebih lanjut mengenai penyebab kecanduan mie instan dan cara menghentikannya? Tanyakan langsung kepada dokter-dokter kami dengan menggunakan layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter. Gratis, lho!
[NWS]