Melakukan ibadah haji tak hanya harus memerhatikan kondisi finansial, tapi juga kesehatan fisik dan mental. Jika kondisi fisik tidak prima saat menjalankan ibadah haji, bukan tak mungkin jemaah bisa mengalami gangguan, termasuk terkena penyakit.
Melansir Liputan6.com, hingga Selasa (14/8), terdapat sebanyak 57 jemaah haji asal Indonesia dikabarkan meninggal dunia sebelum tiba waktu wukuf. Penyebab terjadinya keadaan tersebut didominasi oleh penyakit jantung, di mana 23 jemaah meninggal di Madinah, sementara 34 lainnya meninggal di Mekah.
Untuk jemaah yang meninggal di Tanah Suci, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, berjanji akan memberikan sertifikat badal haji kepada pihak keluarga terjkait. Lukman menjanjikan sertifikat itu keluar secepatnya.
Penyakit yang mengintai jemaah haji
Selain serangan jantung, jemaah haji yang saat ini berada di Tanah Suci wajib terus memperhatikan kondisi kesehatan dengan saksama. Ini karena mereka sangat rentan untuk mengalami penyakit-penyakit berikut ini:
1. Kolera
Pada musim haji 2017, kolera menjadi salah satu penyakit yang paling diwaspadai. Meski sudah setahun berlalu, bukan tak mungkin penyakit kolera masih akan menyerang ibadah haji tahun ini.
Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa gejalanya adalah buang air besar encer alis diare, mual, maupun muntah. Gejala ini bisa muncul pada 8–27 jam setelah terpapar bakteri penyebab kolera.
Meski kelihatan sepele, gejala kolera tetaplah dapat merenggut nyawa. Ini karena diare dan muntah-muntah akibat kolera dapat menguras cairan dan ion, sehingga tubuh mengalami kekeringan hingga akhirnya berhenti berfungsi.
2. Heat stroke
Cuaca di Tanah Suci saat ini mencapai 42-50 derajat Celcius. Terpapar panas dengan suhu tersebut, apalagi secara berkelanjutan, dapat menyebabkan kejadian heat stroke.
Menurut dr. Nadia Octavia dari KliKDokter, heat stroke adalah suatu kelainan pada tubuh yang disebabkan oleh paparan suhu panas yang tinggi.
“Penyakit ini (heat stroke) memang sering terjadi saat musim haji. Akan tetapi, sebenarnya kejadian ini dapat terjadi di daerah mana pun yang mengalami peningkatan suhu sangat ekstrem,” katanya.
Gejala heat stroke adalah demam di atas 39 derajat Celcius, denyut nadi cepat, sulit bernapas, tekanan darah meningkat atau menurun, dan gangguan kesadaran yang berujung koma. Jika tidak cepat ditangani, heastroke bisa berakibat fatal dan terjadi serangkaian komplikasi mematikan.
3. Influenza
Influenza adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Influenza bersifat akut dan gampang menular. Penyakit yang biasa disebut flu ini dapat menular melalui udara dan benda lain yang mengandung virus tersebut. Gejalanya adalah demam, batuk, pilek, nyeri kepala, badan lemas, pegal, dan sakit tenggorokan.
Menurut dr. Nadia Octavia, jemaah haji berisiko tinggi mengalami penyakit influenza, apalagi jika mereka memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
“Risikonya semakin tinggi, apabila mereka memiliki penyakit kronis seperti diabetes, infeksi paru kronis, dan penyakit jantung. Lalu, lansia, pasien transplantasi organ, serta pasien dengan kekebalan tubuh rendah seperti kanker,” kata dr. Nadia.
4. Meningitis
Salah satu syarat untuk bisa mengikuti ibadah haji adalah sudah divaksin meningitis. Hal ini diminta secara khusus oleh pemerintah Arab Saudi setiap musim haji bagi calon haji dari seluruh dunia.
Lokasi ibadah haji menjadi tempat pertemuan orang-orang dari berbagai negara di dunia, sehingga menjadi tempat yang mudah untuk penularan penyakit meningitis. Meningitis adalah penyakit yang menginfeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang. Gejala awalnya adalah mual, muntah, ruam di kulit, panas mendadak, dan nyeri di kepala.
Mengetahui adanya ancaman penyakit di atas, Anda yang sedang menjalankan ibadah haji sebaiknya selalu memperhatikan kondisi kesehatan dengan sakama. Jangan biarkan penyakit mengganggu ibadah yang Anda lakukan. Jadi, jika Anda merasa kondisi tubuh sudah tidak bagus, jangan ragu untuk segera bergerak ke pelayanan kesehatan milik Indonesia yang ada di Tanah Suci.
[NB/ RVS]