Beberapa tahun belakangan, intermittent fasting menjadi tren kesehatan dan kebugaran. Sebagian besar tujuan intermittent fasting adalah mengatur pola makan agar tubuh sehat dan berat badan ideal.
Selain itu, penelitian menemukan intermittent fasting memiliki manfaat lain, yaitu menghambat proses penuaan. Ketahui informasi selengkapnya dengan membaca ulasan berikut ini. Ilustrasi intermittent fasting yang memperlambat penuaan
Cara Kerja Intermittent Fasting
Intermittent fasting adalah pola makan yang dilakukan dengan cara berpuasa selama beberapa waktu dalam sehari. Misalnya, Anda diharuskan berpuasa makan selama 8-10 jam. Di luar jendela berpuasa tersebut, Anda masih diperbolehkan minum air putih.
Pola makan membantu tubuh beralih dari menggunakan glukosa, menjadi menggunakan asam lemak sebagai sumber energi. Asam lemak disimpan di dalam tubuh sebagai trigliserida.
Ketika berpuasa, organ hati mengubah trigliserida menjadi keton. Nantinya, keton dijadikan bahan bakar bagi otak dan organ tubuh lainnya supaya bisa berfungsi atau bekerja dengan baik. Keton juga berfungsi mengatur protein dan jalur sel yang penting bagi fungsi tubuh.
Artikel Lainnya: Manfaat Puasa untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Intermittent Fasting Dapat Memperlambat Proses Penuaan
Saat melakukan intermittent fasting, keton akan memengaruhi metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Menurut penelitian dari New England Journal of Medicine (NEJM), keton dapat merangsang ekspresi gen faktor neurotropik (BDNF) yang diturunkan dari otak.
BDNF merupakan protein penting yang merangsang pertumbuhan jalur saraf baru dan mendukung kelangsungan hidup jalur saraf yang sudah ada.
Proses ini membantu menjaga kondisi neurodegeneratif dan mencegah penurunan fungsi kognitif (kemampuan berpikir).
Beberapa penelitian menunjukkan puasa intermittent bermanfaat bagi aspek kognitif atau kemampuan berpikir. Secara khusus, berpuasa dapat meningkatkan memori, spasial (memahami dan menentukan suatu masalah), dan kemampuan asosiatif.
Penelitian dari NEJM juga mengatakan, berpuasa membantu sel-sel dapat merespons stres adaptif.
Sel tersebut meningkatkan fungsi antioksidan sebagai zat pertahanan tubuh, memperbaiki DNA, mengatur peradangan, dan mengendalikan kualitas protein.
Berpuasa turut mendukung proses autophagy mitokondria, yaitu kemampuan untuk membuang sel-sel tubuh yang sudah rusak.
Artikel Lainnya: Mana yang Lebih Efektif untuk Diet, Teh Hijau atau Teh Putih?
Intermittent fasting dapat meningkatkan metabolisme serta membuat tubuh lebih efisien dalam memecah nutrisi dan membakar kalori. Intermittent fasting juga memperlambat degradasi DNA yang terjadi seiring bertambah usia.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa metode puasa ini dapat memperlambat proses penuaan.
Kendati demikian, menurut dr. Devia Irine Putri efek jangka panjang dari intermittent fasting perlu diteliti lebih lanjut karena studi yang ada hanya mengamati efek berpuasa jangka pendek.
Cari tahu informasi kesehatan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui fitur Live Chat.
(OVI/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses Maret 2022. Intermittent Fasting 101 — The Ultimate Beginner’s Guide.
Better Aging. Diakses Maret 2022. Intermittent Fasting Shows Positive Impacts for Aging.
The New England Journal of Medicine. Diakses Maret 2022. Effects of Intermittent Fasting on Health, Aging, and Disease. 2019.
The Business Journal. Diakses Maret 2022. Intermittent fasting can aid in weight loss, anti-aging and overall health.
Ditinjau oleh dr. Devia Irine