Kesehatan Umum

Jangan Asal Pilih Masker Anti-Polusi, Perhatikan Hal Ini

Krisna Octavianus Dwiputra, 07 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tinggal di kota yang alami polusi udara, Anda perlu pakai masker. Namun, jangan asal pilih masker anti-polusi, perhatikan hal ini.

Jangan Asal Pilih Masker Anti-Polusi, Perhatikan Hal Ini

Menggunakan masker anti-polusi saat ini semakin lazim ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta. Itu karena polusi atau kualitas udara mau tak mau akan berdampak secara langsung maupun tidak pada kesehatan Anda. 

Salah satunya, menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Polutan sebagai radikal bebas akan berikatan dengan antioksidan di tubuh. Akibatnya, daya tahan tubuh pun menurun. Jika ini terjadi dan paparan polusi berlanjut, infeksi pernapasan bisa muncul.

Jika tidak melindungi diri dengan baik, ada beberapa jenis infeksi pernapasan yang bisa timbul seperti berikut ini.

"Selain itu, paparan polusi juga diketahui dapat memicu asma bahkan membuat kondisinya makin parah, tingkat kambuh alergi meningkat, serta tak jarang bisa memicu kanker," ungkap dr. Theresia.

Jangan sembarang masker 

Untuk meminimalkan risiko di atas, langkah proaktif yang bisa Anda lakukan adalah rajin memakai masker kalau sedang beraktivitas di luar ruangan. Masker bisa membantu Anda mengurangi paparan polusi yang berbahaya.

Anda bisa dengan mudah membeli dan menemukan masker sekali pakai di pasaran sesuai selera Anda. Hanya saja, Anda perlu tahu bahwa masker tersebut tidak 100% ampuh menjaga diri Anda dari polusi.

"Masker yang banyak dijual di pasaran tidak sepenuhnya aman. Partikel polusi tetap bisa masuk lewat celah masker yang tidak menempel sempurna di wajah, atau lewat serat-serat kain yang kurang dapat menahan partikel mikro," ungkap dr. Theresia.

"Masker memang tak benar-benar bisa melindungi tubuh Anda secara total dari polusi. Walaupun begitu, penggunaannya tetap sangat disarankan untuk meminimalkan potensi bahaya akibat paparan polutan," sambungnya.

Untuk memilih masker, dr. Theresia menyarankan untuk memakai masker dengan jenis N95, meski agak sulit ditemukan. masker N95 dikatakan lebih baik karena mampu memfilter partikel yang berukuran hingga 0,5 mikron hingga 95 persen.

"Meski begitu, masker ini tidak disarankan untuk dipakai secara rutin dalam jangka waktu lama karena ada risiko hipoksia atau kekurangan oksigen," ungkap dr. Theresia.

N95 sendiri sebenarnya lebih sering dipakai oleh tenaga medis yang bersentuhan dengan orang-orang dengan masalah kesehatan penularan cepat, seperti SARS dan difteri. 

Menjaga kekebalan tubuh juga penting

Penggunaan masker untuk menghindari polutan di udara memang penting. Akan tetapi, menjaga daya tahan tubuh juga vital agar tak lekas jatuh sakit. Untuk menjaga daya tahan tubuh, Anda disarankan untuk menerapkan pola makan sehat dengan menambah asupan buah dan sayur, terutama yang mengandung vitamin C. 

“Vitamin C adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mempercepat penyembuhan luka, serta mencegah sariawan. Vitamin C juga baik untuk peningkatan daya tahan tubuh terhadap infeksi beberapa jenis virus dan bakteri," kata dr. Theresia.

Selain itu, vitamin C juga membantu mengurangi kerusakan genetik serta berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi kesehatan tubuh dari jahatnya radikal bebas. Anda bisa mendapatkan vitamin C dari jeruk, lemon, pepaya, stroberi, brokoli, paprika merah, apel, tomat, dan jambu biji. 

N95 adalah masker anti-polusi yang paling baik karena dapat menyaring sebagian besar polutan. Namun begitu, begitu bukan berarti masker biasa tidak digunakan. Anda tetap bisa memakainya untuk meminimalkan risiko kualitas udara yang buruk. Selain itu, jangan lupakan asupan bernutrisi untuk menjaga imunitas tetap baik.

[HNS/AYU]

Polusi Udara
Masker
Polusi
Masker N95
Polusi Udara Jakarta