Malaria adalah penyakit infeksi parasit Plasmodium yang menyerang sel darah manusia. Plasmodium yang sering dijumpai ialah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, sementara Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale sangat jarang. Infeksi malaria menimbulkan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
Saat ini, infeksi malaria masih merupakan masalah klinis bagi negara tropis/subtropis, berkembang maupun yang sudah maju. Diperkirakan terjadi 200–300 juta kasus malaria baru dan 1–3 juta penduduk dunia meninggal per tahunnya. Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian tiap tahunnya.
Karena itulah, informasi yang tepat diperlukan untuk mencegah dan menangani infeksi malaria. Apa saja mitos malaria yang perlu diluruskan?
1. Bawang dapat mengusir nyamuk malaria.”
Ada yang berpendapat bahwa bawang dapat mengusir nyamuk karena aromanya. Namun, anggapan ini sesungguhnya salah. Anda tidak perlu meletakkan bawang pada sekitar tempat tidur Anda, karena hal ini tidak bermanfaat untuk pencegahan gigitan nyamuk.
Daripada melakukan hal tersebut, Anda dapat menggunakan pelembap pengusir nyamuk (mosquito repellant) yang banyak dijual di pasaran. Gunakan pelembab ini sebelum Anda tidur untuk menghindari gigitan nyamuk. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan kelambu untuk melindungi tubuh Anda dari gigitan nyamuk.
2. Malaria dapat ditularkan melalui kontak langsung.”
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles. Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui kontak antarkulit atau cairan keringat. Karena itu, Anda tidak perlu takut untuk bersalaman dengan penderita malaria. Namun, hal yang perlu Anda waspadai adalah gigitan nyamuk Anopheles.
3. Penyakit malaria bukanlah penyakit serius.”
Malaria adalah penyakit yang serius dan sudah memakan banyak korban. Apabila tidak ditangani dengan serius, infeksi malaria berpotensi menyebabkan kematian. Malaria juga dapat mengakibatkan gangguan darah berat dan infeksi otak.
Seseorang dengan infeksi otak yang disebabkan oleh malaria akan mengeluh adanya sakit kepala, pusing, bahkan mengalami penurunan kesadaran. Karena itu, seseorang yang terdiagnosis dengan malaria memerlukan penanganan yang tepat.
4. Tidak ada vaksin untuk malaria.”
Saat ini sudah tersedia vaksin malaria, tetapi penggunaannya belum direkomendasikan secara luas oleh WHO. Penggunaan vaksin malaria masih memiliki efektivitas yang rendah dan butuh penelitian lebih lanjut. Salah satu kendala dari pengembangan vaksin malaria adalah variasi parasit malaria yang cukup luas.
5. Malaria dan demam berdarah adalah penyakit yang sama.”
Malaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang berbeda. Keduanya dapat menyebabkan gejala yang mirip (demam, sakit kepala, dan gangguan sirkulasi), tetapi memiliki perjalanan penyakit yang berbeda. Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue, bukan parasit layaknya penyakit malaria.
Penanganan utama dari demam berdarah adalah resusitasi cairan, dimana kecukupan cairan penting untuk mencegah syok. Sedangkan tulang punggung penanganan malaria adalah pemberian antiparasit malaria.
Kini, Anda sudah mengetahui berbagai mitos tentang malaria yang tidak benar. Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang dapat dicegah dan diobati. Karena itu, pengetahuan yang tepat terkait penyakit ini diperlukan, mengingat kasus malaria di Indoensia cukup banyak.
[RS/ RVS]