Setiap orang minimal punya satu atau dua pasang celana jeans di lemari pakaiannya. Karena nyaman dipakai, serba guna, mudah dipadupadankan, dan cenderung tahan lama, membuat jeans jadi salah satu pakaian yang paling disayang. Saking sayangnya, banyak orang memilih untuk jarang mencuci jeans. Alasannya, mencuci jeans terlalu sering diyakini bisa merusak material dan membuat warna cepat pudar.
Orang-orang pun semakin “semangat” tidak mencuci jeans ketika CEO Levi Strauss, Chip Bergh, mengatakan bahwa celana jeans tidak perlu dicuci, khususnya dengan mesin cuci, kecuali benar-benar kotor. Jika memang harus dicuci dengan mesin cuci, lakukan sejarang mungkin.
Bahkan ada pendapat lain yang menguatkan, bahwa jeans baru, idealnya akan tahan lebih lama jika tidak dicuci selama enam bulan. Dan semakin jarang jeans dicuci, akan membuatnya terlihat lebih menarik.
Cuci atau tidak?
Jarang mencuci jeans untuk membuatnya tahan lama dan terlihat lebih menarik memang menggoda, namun bagaimana jika ditilik dari perspektif kesehatan?
Kabar baiknya, sejauh ini belum ada penelitan yang berhasil membuktikan bahwa jarangnya mencuci jeans berdampak buruk terhadap kesehatan pemakainya.
“Beberapa macam bakteri, keringat dan sel-sel kulit akan berpindah ke celana jeans, namun mikroorganisme kulit ini tidak berbahaya,”kata Rachel McQueen, profesor ekologi manusia dari Universitas Alberta, Kanada, seperti dilansir The National Post.
Kesimpulan tersebut didapat dari penelitian celana jeans salah satu muridnya, yang tidak dicuci selama 15 bulan, untuk mengetes tingkat bakterinya. Hasilnya? Temuan bakteri dari celana jeans yang tidak dicuci selama 15 bulan berjumlah sama dengan jeans yang tidak dicuci selama 13 hari.
“Yang saya temukan hanyalah skin flora (mikroorganisme kulit). Jumlah bakteri yang berpindah jumlahnya cenderung sama,” ungkap Rachel.
Menurutnya lagi, memang ada lingkungan yang mengharuskan pakaian steril, seperti di rumah sakit, yang mana pakaian kotor dapat menyebabkan perpindahan infeksi. Namun ketika Anda tidak di rumah sakit, kebersihan tangan jauh lebih penting daripada mencuci jeans.
Risiko pakai jeans ketat bagi wanita
Meski penelitian Rachel menunjukkan hasil tersebut, Anda tetap perlu memperhatikan kebersihan jeans yang Anda pakai, apalagi jika Anda gemar memakai yang ketat. Para wanita yang sering mengenakan celana berbahan denim ini, khususnya jeans ketat (skinny jeans), berisiko mengalami keputihan. Pasalnya, celana jeans ketat dapat meningkatkan iritasi, menghambat aliran udara ke vagina, dan menyebabkan peningkatan suhu genital dan kelembapan.
Artikel Lainnya : Benarkah Metode Dry Cleaning Bisa Picu Kanker Darah?
“Jeans ketat, apalagi yang jarang dicuci, berisiko menyimpan bakteri yang dapat menyebabkan jamur di daerah selangkangan, yang dapat menyebabkan gatal dan kemerahan,” ungkap dr. Theresia Rina Yunita. Menurutnya, kondisi tersebut bisa menyebabkan keputihan.
Bagi wanita, faktor kebersihan di daerah vagina harus terjaga dengan baik. Jika tidak, akan timbul berbagai macam penyakit, salah satunya adalah keputihan. Kelembapan vagina akan mengalami peningkatan, sehingga dapat memicu infeksi bakteri berupa bakteri patogen.
“Bakteri ini bisa saja berpindah dari celana ke daerah vagina, dan menyebabkan infeksi seperti keputihan, gatal, iritasi dan bau tak sedap,” tegas dr. Theresia. Katanya lagi, jika memang benar-benar suka memakai celana jenis ini, pilihlah yang tidak terlalu ketat dan jaga kebersihan jeans tersebut.
Risiko jarang mencuci jeans
Jeans yang jarang dicuci dapat menimbulkan bau tak sedap karena menumpuknya keringat dan kotoran. Jika Anda tetap tidak tergugah untuk mencucinya, jemurlah di bawah terik matahari, dengan membalik celana jeans terlebih dulu, dan jemur selama 15-20 menit. Tapi lebih baik, cucilah segera jika jeans mulai berbau tak sedap.
Jeans yang terkena noda sebaiknya langsung dibersihkan. Jika khawatir warna akan pudar, balik jeans dan gosok noda tersebut dengan sikat gigi bekas dan deterjen. Ingin yang lebih alami? Gosok noda dengan sikat gigi bekas dan perasan lemon.
Jika yang Anda miliki adalah raw denim, gunakan semprotan antibakteri. Raw denim juga dikenal sebagai dry denim atau unwashed denim. Denim jenis ini belum melewati proses washing dan distressing. Biasanya warnanya biru pekat, kaku, dan punya kemilau khas.
Kembali lagi, pilihan untuk sering atau jarang mencuci jeans memang ada di tangan Anda. Tapi paling tidak, demi ketahanan material jeans tanpa melupakan higienitas tubuh, hindari terkena kotoran atau ketumpahan noda. Anda mungkin jarang mencuci jeans setelah satu kali pakai, namun cucilah minimal setelah enam kali pemakaian.
[RN/ RVS]