Demam adalah respons normal tubuh terhadap berbagai kondisi, umumnya disebabkan oleh infeksi. Karena itu, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan tertentu.
Meningkatnya suhu tubuh menandakan bahwa sistem kekebalan sedang berjuang melawan infeksi yang menyerang tubuh. Normalnya, suhu tubuh berkisar antara 36,1-37,2 derajat Celsius. Kamu disebut mengalami demam bila suhu tubuh melampaui kisaran tersebut.
Meski gejala medis ini ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, jenis demam ada beragam, lho. Di bawah ini macam-macam demam yang perlu kamu tahu.
1. Demam Berkepanjangan (Persisten)
Umumnya, demam akan hilang dengan sendirinya setelah 1-3 hari. Namun, demam persisten bisa bertahan hingga empat belas hari.
Tipe demam ini biasanya menimbulkan kenaikan suhu yang stabil antara 38-38,5 derajat Celsius. Biasanya, demam persisten disebabkan oleh infeksi kronis, seperti tuberkulosis paru atau bronkitis.
2. Demam Konstan atau Terus-Menerus (Continuous)
Continuous fever alias demam konstan biasanya terjadi selama 1x24 jam. Demam jenis ini menyebabkan suhu tubuhmu tetap melebihi batas normal selama sehari atau bahkan lebih. Suhu tubuh juga tidak akan mengalami perubahan terlalu drastis.
3. Demam Intermiten
Tipe demam ini ditandai dengan suhu naik tiba-tiba, kemudian kembali lagi ke suhu normal. Demam intermiten bisa disebabkan oleh infeksi bakteri fokal, misalnya pada kasus infeksi saluran kencing atau saluran bilier.
4. Demam Remiten
Berbeda dengan demam intermiten, demam remiten menyebabkan suhu tubuhmu tidak bisa kembali ke suhu normal.
Suhu tetap berada di atas normal sepanjang hari dan berfluktuasi lebih dari 1 derajat Celsius dalam 24 jam. Salah satu penyebab demam tipe ini adalah endokarditis infektif.
5. Demam Pel-Ebstein
Secara spesifik, jenis demam ini berhubungan dengan limfoma Hodgkin. Karakteristik demam Pel-Ebstein, yaitu suhu tubuh naik tiba-tiba dan tetap tinggi selama seminggu, Lalu, suhu tubuhmu mendadak turun mendekati normal dan bertahan pada minggu berikutnya.
Meski polanya bisa berulang, tetapi pola khas demam Pel-Ebstein masih diperdebatkan. Karena pada beberapa kasus, pola demam Pel-Ebstein selalu berbeda.
6. Hiperpireksia
Demam hiperpireksia terjadi dengan suhu tubuh melebihi 41,1 derajat Celsius. Gejalanya biasanya disertai dengan keram, denyut jantung meningkat atau tidak teratur, napas cepat, kejang, kebingungan atau perubahan kondisi mental, hilang kesadaran, hingga koma.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi, keracunan, ataupun penyakit kronis, seperti kanker atau tumor.
Hiperpireksia dianggap sebagai kondisi darurat medis. Jika tidak ditangani dengan benar, kerusakan organ dan kematian dapat terjadi.
7. Demam Relaps
Ini adalah jenis demam intermiten yang menyebabkan suhu tubuh meningkat lagi setelah berhari-hari atau berminggu-minggu berada pada normal. Jenis demam ini biasanya disebabkan oleh gigitan hewan dan penyakit infeksi macam malaria.
8. Demam Hectic
Baik tipe demam intermiten ataupun remiten dianggap sebagai demam hectic apabila kisaran suhu berubah secara drastis sepanjang hari, dengan perbedaan setidaknya 1,4 derajat Celcius antara suhu tertinggi dan terendah.
Penanganan demam tergantung penyebabnya. Bahkan, beberapa demam bisa hilang sendiri, misalnya pada kasus infeksi virus saluran pernapasan. Namun, bila demam yang dialami adalah hiperpireksia, cari bantuan sesegera mungkin. Karena, demam tipe ini membutuhkan penanganan medis segera.
Mengetahui jenis-jenis demam dapat membantu kamu mengidentifikasi apa yang sedang dialami tubuh dan menentukan tindakan selanjutnya.
Apabila demam tidak kunjung menurun setelah tiga hari, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan mengklasifikasikan demam dan menanganinya sesuai penyakit yang mendasari.
Bila ingin konsultasi lebih cepat, gunakan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter, solusi #JagaSehatmu
(ADT/NM)