Terobosan Ilmu Kedokteran Meninggalkan Metode Amputasi
Bubuk yang mengandung ekstrak kandung kemih babi yang dulunya dipakai untuk menumbuhkan kembali ligmen dari kuda, kini telah terbukti dapat menumbuhkan jaringan yang rusak seperti jari terpotong. Bubuk itu diklaim baik untuk penyembuhan luka dan dapat menumbuhkan organ tubuh yang rusak.
Penemuan ini berawal ketika pemilik toko di Cincinnati, AS, yang bernama Lee Spievack mengalami jari tengah terpotong seperempat bagian ketika ingin menunjukkan ke pelanggannya bahwa motor model pesawat yang dijualnya tajam dan berbahaya, namun dikemudian hari ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan mengalami misteri medis yang akan berpengaruh besar pada dunia kesehatan.
Bukannya mengikuti saran dokter dengan melakukan cangkok kulit untuk menutup bagian atas jarinya setelah amputasi, Spievack mengikuti saran saudara laki-lakinya Alan untuk menaburkan bubuk putih yang merupakan ekstrak kandung kemih babi setiap dua harinya. Selain pernah menjadi ahli bedah Harvard, Alan menjalankan perusahaan bernama ACell Inc. yang membuat ekstrak kandung kemih babi yang dulunya dibuat untuk menumbuhkan kembali ligmen kuda.
Dalam waktu empat minggu, jari Spievack telah kembali ke dalam ukuran panjang sebenarnya dan pada akhir bulan keempat, jarinya hampir kembali normal. “Ini sudah tampak seperti jari normal saya, kecuali menjadi agak keras seperti kapalan, dan ada bekas luka sedikit di ujung jari,” ujar Spievack.
Ekstrak yang kemudian dikenal dengan nama ‘Matriks Ekstraselular’ (Extracellular Matrix) memungkinkan sel untuk menghasilkan setiap bagian tubuh tertentu. Ekstrak ini berisi sinyal yang langsung membagi sel, membedakan dan mengintegrasikannya menjadi bentuk tertentu.
Pada saat jari terpotong, sel-sel akan mati dan isinya keluar ke jaringan sekitarnya. Ini tanda bagi sistem imun bahwa ada masalah pada tubuh. Sistem imun akan merespons sel mati dengan peradangan dan jaringan parut. Ketika matriks ekstraselular diberikan ke luka, zat ini tidak akan memicu respons kekebalan. Sebaliknya, ketika zat tersebut mulai terurai ke jaringan sekitar, zat ini menyebabkan sel-sel di dalam jaringan memulai untuk memperbaiki kerusakan, sama halnya dengan perbaikan pada janin. Zat ini membagi jaringan dan membangun kembali, menciptakan jaringan baru yang merupakan jaringan normal, bukan bekas luka.
Spievack mendapatkan jarinya kembali secara utuh termasuk kukunya melalui terapi sederhana dari kemajuan penemuan teknologi medis. Walau secara tampilan permukaan jari sedikit kasar dan dirasa seperti kapalan, jari baru yang dimiliki Spievack dapat berfungsi seperti sediakala.[](JRA)