Mengutak-atik ponsel atau telepon genggam sebelum tidur sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Baik itu mengecek media sosial, browsing, atau sekadar memainkannya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan jenis gangguan tidur baru, yaitu sleep texting.
Sleep texting, atau mengetik pesan saat tidur, dikategorikan sebagai parasomnia dan masih ‘satu keluarga’ dengan sleepwalking (berjalan saat tidur), sleep talking (berbicara saat tidur), serta aktivitas lainnya seperti makan dan menyetir.
Orang yang mengalaminya mengatakan bahwa sebagian besar pesan yang dikirim saat sleep texting adalah balasan untuk pesan orang lain. Namun, tidak sedikit juga yang melaporkan memulai percakapan saat tertidur.
Situasi tersebut jelas bisa sangat memalukan, apalagi jika sleep texting dilakukan ke atasan atau klien. Pasalnya, menurut suatu studi, sebagian besar pesan tidak dapat dimengerti dan hanya mengandung kata-kata yang acak—layaknya berbicara saat tertidur.
Penyebab Sleep Texting
Sebuah studi pada tahun 2013 di Amerika menemukan, menggunakan telepon genggam sebelum tidur berkaitan dengan gangguan sulit tidur atau bahkan tidur tidak nyenyak. Hal ini dapat kita lihat pada remaja sampai dewasa muda yang cenderung banyak menghabiskan waktu dengan telepon genggamnya.
Artikel Lainnya: Ngaku, Apakah Anda Sudah Terhipnotis oleh Ponsel Milik Sendiri?
Salah satu hal yang meningkatkan terjadinya sleep texting adalah meletakkan telepon genggam tepat di samping Anda saat tidur. Hal ini mempermudah akses Anda untuk menjangkau telepon genggam.
Namun, apakah mungkin ini terjadi dalam keadaan tidur? Ya, sangat mungkin! Para pakar mengatakan bahwa pada saat seseorang tertidur, tidak semua bagian dari otak juga beristirahat.
Terkadang, beberapa bagian otak yang mengoordinasi gerakan dan pemikiran masih dapat aktif. Namun, belum terdapat penelitian lebih lanjut mengenai bagian otak mana yang aktif.
Beberapa faktor lain yang dapat menjadi penyebab sleep texting, antara lain:
- Stres
- Kurang tidur
- Perubahan jadwal tidur
- Gangguan saat tidur
- Demam
Selain itu, diduga penyebab sleep texting juga dapat dipengaruhi secara genetik. Orang dengan riwayat keluarga gangguan tidur berisiko lebih tinggi mengalami parasomnia.
Artikel Lainnya: Sleep Hygiene, Cara Ampuh Mengatasi Gangguan Sulit Tidur
Parasomnia sendiri sebenarnya terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. Pada orang dewasa, sleep texting biasanya dipicu oleh kondisi lain, contohnya:
- Gangguan pernapasan saat tidur
- Penggunaan obat-obatan antidepresan atau antipsikotik
- Minum alkohol
- Kondisi GERD yang mengganggu tidur Anda
Cara Mencegah Sleep Texting
Mengirim pesan acak, apalagi pada orang penting seperti atasan Anda, tentu termasuk hal yang memalukan. Oleh karena itu, bila Anda mengalami gangguan tidur, lebih baik untuk mencegah hal ini. Beberapa cara mencegah sleep texting, di antaranya:
- Tidak menggunakan telepon genggam 30 menit sebelum tidur. Ini mungkin sulit, tetapi Anda bisa mencobanya perlahan-lahan.
- Aturlah telepon genggam Anda menjadi night mode.
- Matikan suara notifikasi.
- Lebih baik lagi jika Anda meletakkan ponsel atau telepon genggam pada tempat yang cukup jauh dan tidak mudah terjangkau oleh tangan. Bila perlu, Anda bisa menaruhnya di ruangan lain.
- Tidur di tempat yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur. Gunakan bantal atau selimut yang Anda sukai.
- Matikan lampu sampai benar-benar gelap.
- Hindari minum kopi sebelum tidur. Efek kafein dapat bertahan di dalam tubuh selama 3-5 jam, bahkan bertahan sampai 12 jam.
- Lakukan rutinitas yang menenangkan, seperti membaca buku atau mendengarkan musik.
Sleep texting biasanya bukan masalah yang serius. Namun, apabila Anda mengalami sleep texting disertai gejala lain yang mengganggu tidur Anda, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Apabila memiliki pertanyaan seputar topik terkait ataupun masalah kesehatan lainnya, konsultasikan secara langsung kepada dokter melalui fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
[WA]