Dalam masyarakat sering kali muncul anggapan bahwa seseorang yang sering kelelahan mugkin mengalami salah satu gejala dari anemia. Tetapi, tidak semua gejala badan lemas adalah anemia, bisa jadi merupakan suatu bentuk dari sindrom kelelahan kronik atau chronic fatigue syndrome.
Mengenali chronic fatigue syndrome
Chronic fatigue syndrome (CFS) atau sindrom kelelahan kronik adalah kelelahan yang tidak membaik meskipun sudah cukup beristirahat. Kondisi ini muncul dengan gejala-gejala fisik tertentu.
Berdasarkan The Centers for Disease Control andPrevention (CDC), seseorang dikatakan mengalami sindrom kelelahan kronik apabila sudah mengalami kelelahan lebih dari 6 bulan dan diikuti minimal 4 gejala.
Beberapa gejala yang dimaksud adalah antara badan lemas setelah beraktivitas, tidur yang tidak nyenyak, gangguan memori atau daya ingat, nyeri otot, nyeri sendi, tenggorokan sakit, atau sakit kepala.
Berdasarkan derajat keparahannya, terdapat 3 kategori yang membagi sindrom CFS, yaitu :
-
Ringan
Pada derajat ringan, penderita masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, misalnya bekerja, belajar atau melakukan pekerjaan rumah. Tetapi mulai sulit melakukan hobi atau bersosialisasi dengan orang lain, sehingga biasanya penderita lebih memilih untuk beristirahat di rumah.
-
Sedang
Derajat sedang mulai menunjukkan kesulitan untuk menjalani pekerjaan sehari-hari. Orang dengan sindrom ini mulai sering kelelahan dan kerap mengalami gangguan tidur seperti insomnia.
-
Berat
Sedangkan pada derajat berat, penderita hanya bisa melakukan pekerjaan dasar seperti menggosok gigi dan mengenakan pakaian. Di fase ini bahkan penderita sudah mulai mengalami gangguan konsentrasi atau daya ingat.
Sindrom CFS ini sendiri dialami oleh banyak orang, termasuk mereka yang depresi dan terlalu banyak bekerja (overworking). Di Amerika Serikat, penderita sindrom ini banyak dialami oleh wanita diatas usia 40 tahun.
Perlu diketahui, sindrom CFS juga dapat ditemukan pada seluruh jenis etnis, ras dan latar belakang ekonomi. Berdasarkan studi dari CDC, golongan Asia-Amerika lebih jarang mengalami kondisi ini dibandingkan dengan Afrika-Amerika Latin.
Penyebab chronic fatigue syndrome dan cara mengatasinya
Secara pasti penyebab terjadinya sindrom CFS sampai sekarang belum diketahui. Banyak ahli yang menduga, hal ini berhubungan dengan kesalahan pada sistem imun maupun adrenal dalam tubuh.
Beberapa ahli juga menyebutkan sindrom ini berhubungan dengan genetik, maupun adanya riwayat trauma pada saat kanak-kanak.
Untuk mendeteksi sindrom CFS ini, terkadang dibutuhkan beberapa pemeriksaan darah sederhana seperti melihat sel darah dalam tubuh, hingga pemeriksaan yang lebih kompleks seperti pemeriksaan hormon hingga fungsi organ hati maupun ginjal.
Dalam penanganannya pun, sampai saat ini belum ada terapi yang pasti untuk mengatasi sindrom ini. Tetapi yang bisa diterapkan antara lain:
- Mengubah gaya hidup. Hindari pekerjaan berat dan situasi yang meningkatkan stres. Anda dapat menghemat energi dengan melakukan pekerjaan atau aktivitas yang ringan dan menyenangkan hati.
- Olahraga. Anda tetap harus melakukan olahraga sedikit demi sedikit agar tubuh tetap sehat. Hindari pemilihan olahraga yang berat, agar tubuh bisa beradaptasi secara perlahan.
Mulailah dengan olahraga aerobik secara perlahan, namun tingkatkan secara bertahap. Yakinlah dengan olahraga, tubuh akan menjadi semakin bugar.
- Berkonsultasi dengan ahlinya. Tak jarang sindrom CFS membuat seseorang merasa putus asa karena tidak kunjung sembuh. Sekitar 50-60 persen orang mengalami CFS membutuhkan terapi antidepresan untuk mengurangi gejala yang mereka alami.
Sebelum hal ini terjadi, tidak ada salahnya apabila Anda berkonsulatsi kepada dokter spesialis penyakit dalam terdekat untuk mendapatkan terapi yang sesuai dengan keluhan Anda.
Selain itu, pemberian suplemen seperti minyak ikan dosis tertentu juga terkadang membantu meringankan gejala yang muncul.
Jangan anggap sepele kondisi kelelahan yang tak kunjung membaik. Karena bisa jadi Anda mengalami chronic fatigue syndrome. Segera lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Dan ingat, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat.
[NP/ RVS]