Memasuki musim kemarau, wabah ulat bulu menyerang permukiman warga di tiga desa di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Seperti dilansir dari berbagai sumber, tiga desa tersebut adalah sentra penghasil bunga kenanga. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, kondisi ini dikhawatirkan bisa memengaruhi produksi serta penjualan bunga masyarakat setempat.
Terkait hal itu, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan menyatakan akan segera memberikan bantuan pestisida untuk mengatasi wabah ulat bulu. Wabah ulat bulu sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Di beberapa daerah di Indonesia, wabah ulat bulu sebenarnya telah menjadi peristiwa tahunan. Hanya saja, di tahun ini, jumlah ulat bulu semakin banyak.
Banyaknya ulat bulu memang kerap terjadi ketika memasuki musim panas atau musim kemarau. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, memasuki musim kemarau, ulat selalu turun dari pohon untuk mencari tempat lain yang menurut mereka “lebih banyak makanannya”.
Alergi kulit akibat ulat bulu
Ulat bulu memiliki tubuh yang tidak bersahabat dengan manusia. Interaksi dengan ulat bulu hanya akan membuat kulit Anda gatal-gatal, bentol kemerahan, hingga reaksi alergi yang lebih parah.
Hal itu pun dibenarkan oleh dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter. Menurutnya, bulu-bulu pada tubuh ulat tersebut memang bisa menyebabkan alergi pada kulit, mulai dari yang ringan hingga reaksi berat.
“Untuk reaksi alergi yang ringan, biasanya akan terjadi rasa gatal, bentol, serta kemerahan. Cara mengatasinya, konsumsi obat antihistamin dan juga aplikasikan losion calamine pada area kulit yang terserang alergi,” kata dr. Devia.
Untuk orang yang sensitif, reaksi alergi yang menyerang bisa berupa reaksi anafilaksis (reaksi alergi yang sangat parah dan mengancam keselamatan). Yaitu, sesak napas dan kehilangan kesadaran.
“Kalau sudah begini, obatnya sudah bukan sekadar losion atau bedak calamine lagi, orang tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” dr. Devia menegaskan.
Cara hindari terkena ulat bulu
Dilansir dari laman Lipi.go.id, bulu-bulu halus yang terdapat pada tubuh ulat beracun memang dapat menyebabkan nyeri dan iritasi kulit. Karena itu, Anda sebaiknya tidak meletakkan baju, handuk, sarung, atau kain apa pun pada cabang dan ranting pohon yang kemungkinan ada ulat bulu.
Bila terpaksa menggantungnya di pohon, Anda disarankan untuk mengibas-kibaskan secara kuat kain tersebut sebelum digunakan agar si ulat jatuh ke tanah. Selain itu, gunakanlah baju lengan dan celana panjang apabila beraktivitas di lingkungan yang banyak pohonnya. Dengan begini, saat ada ulat bulu jatuh, kulit Anda tidak langsung gatal-gatal.
Selain itu, hindari duduk-duduk terlalu lama di bawah pohon atau tanaman yang rimbun. Jika Anda harus berjalan melewati wilayah yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun sehingga riskan untuk terkena ulat bulu yang jatuh, gunakanlah payung. Selain bisa melindungi kulit dari paparan sinar matahari, payung bisa mencegah ulat bulu mengenai tubuh Anda.
Wabah ulat bulu memang kerap melanda saat musim kemarau tiba. Karena itu, jika Anda telanjur terkena ulat bulu, jangan panik. Dokter Devia menyarankan Anda untuk segera mandi sampai bersih. Lalu konsumsi obat antihistamin (obat alergi) kemudian memakai losion atau bedak calamine. Meski terkena ulat bulu bikin gatal, hindari menggaruknya secara berlebihan karena itu justru dapat memperparah iritasi kulit.
[HNS/ RVS]