Heroin alias diamorfin termasuk ke dalam golongan opioid, yaitu obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Umumnya, dokter akan memberikan opioid pada pasien yang mengalami nyeri hebat, misalnya akibat kanker.
Meski begitu, heroin juga termasuk ke dalam narkotika golongan I. Artinya, heroin adalah golongan narkotika paling berbahaya dan memiliki daya adiktif yang sangat tinggi. Karenanya, orang yang menyalahgunakan heroin mudah mengalami ketergantungan.
Nah, narkoba ini biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan perasaan nyaman dan santai. Karena efek adiktifnya, pengguna heroin seiring waktu akan terus menambah kadar diamorfin demi mencapai efek yang diinginkan.
Ketika heroin dikonsumsi terlalu banyak dalam satu waktu, hal ini bisa menyebabkan overdosis heroin. Alih-alih mendapat efek yang diharapkan, dampak penyalahgunaan heroin justru menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, di antaranya:
1. Efek Jangka Pendek
Beberapa saat setelah mengonsumsi heroin, pengguna dapat merasakan efek jangka pendeknya. Efek tersebut, meliputi mulut kering, anggota tubuh terasa berat dan sulit digerakkan.
Selain itu, heroin menyebabkan penggunanya cenderung mudah mengantuk, mual, kulit gatal, pernapasan lebih lambat, serta sembelit. Pengguna heroin juga bisa mengalami gangguan mental singkat, lho.
Beberapa dampak jangka pendek penyalahgunaan heroin bisa juga muncul selang beberapa hari hari setelah penggunaan.
Artikel Lainnya: Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Kulit
2. Mudah Terserang Infeksi dan Penyakit
Kendati digunakan dalam dosis kecil, penggunaan jangka panjang heroin bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh (imun). Hal ini membuat pengguna heroin mudah mengalami infeksi dan penyakit.
Akibatnya, kondisi kesehatan pengguna heroin sering bermasalah.
3. Gangguan Hati
Setelah masuk ke dalam tubuh, heroin akan diproses oleh organ hati. Heroin yang dikonsumsi dalam waktu lama, bisa bikin hati bekerja ekstra keras.
Akibatnya, hati berpotensi mengalami kerusakan. Tidak jarang, pecandu heroin mengalami gangguan hati hingga gagal hati di kemudian hari.
Artikel Lainnya: Bahaya Suntik Sabu Lewat Anus
Efek penyalahgunaan heroin juga bisa menimbulkan konstipasi alias sembelit. Konstipasi adalah kondisi berkurangnya frekuensi buang air besar (BAB) sebanyak kurang dari tiga kali dalam sepekan.
Sembelit bisa terjadi sesaat setelah mengonsumsi heroin. Konstipasi juga bisa dialami beberapa bulan kemudian.
Heroin memperlambat gerakan usus. Akibatnya, feses tertimbun di dalam usus dan menimbulkan sembelit.
4. Gangguan Hormon
Heroin memengaruhi sistem saraf pusat. Tidak jarang, narkotika ini juga mengganggu pengaturan hormon di dalam tubuh.
Dampak jangka panjang heroin dapat menurunkan kadar hormon seksual. Akibatnya, pengguna heroin mengalami sejumlah masalah, seperti berkurangnya gairah seks, disfungsi ereksi, masalah kesuburan (infertilitas), serta menstruasi tidak teratur.
Artikel Lainnya: Kenali Golongan dan Jenis Narkotika
5. Gangguan Saraf
Seperti telah disampaikan, heroin bisa digunakan untuk mengatasi nyeri hebat. Meski begitu, penyalahgunaan heroin dalam jangka panjang justru dapat menyebabkan gangguan saraf sehingga pecandunya akan lebih sensitif terhadap rasa sakit.
Akibatnya, pecandu heroin bisa merasa sangat kesakitan ketika kulitnya menerima sedikit rangsangan. Padahal, dalam kondisi normal hal tersebut tidak menyebabkan nyeri.
Kini kamu sudah tahu beragam dampak buruk penyalahgunaan heroin, bukan? Konsumsi heroin tanpa indikasi medis yang jelas bukanlah hal yang bijaksana untuk dilakukan.
Karena itu, berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, hindari penggunaan narkoba dalam bentuk apa pun, ya!
Yuk, #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan lainnya. Kamu juga bisa berkonsultasi mengenai kesehatan melalui fitur tanya dokter online di KlikDokter. Jangan tunggu sakit, segera konsultasi!
(ADT/JKT)