Hewan peliharaan yang terjaga kebersihannya dan rutin divaksin mungkin tak mengkhawatirkan. Namun, bila tak sengaja berada di dekat hewan agresif, kemungkinan tergigit sangat mungkin terjadi. Untuk itu, kenalilah gejala rabies berikut ini agar Anda bisa lebih waspada dan mendapatkan penanganan dini.
Tahapan gejala rabies
Dilansir dari Medical News Today, gejala rabies terbagi menjadi empat tahapan, yaitu masa inkubasi, prodrome, periode neurologis akut, serta koma dan kematian. Berikut penjelasan detail masing-masing tahapannya.
1. Masa inkubasi
Bisa dikatakan, masa inkubasi adalah waktu sebelum gejala muncul. Biasanya berlangsung dari 3 hingga 12 minggu, tetapi ada juga yang memakan waktu 5 hari hingga 2 tahun. Sementara itu, semakin dekat gigitan hewan dengan area otak, semakin cepat pula efeknya muncul.
2. Prodrome
Gejalanya mirip dengan flu, yaitu demam 38 derajat celsius atau lebih, sakit kepala, gelisah, sakit tenggorokan, batuk, mual, muntah, dan area yang digigit semakin sakit. Hal ini berlangsung di hari ke 2 hingga 10 setelah terjadi gigitan.
3. Periode neurologis akut
Gejala neurologis yang dirasakan adalah kebingungan, kelumpuhan parsial, otot tak sadar berkedut dan otot leher menjadi kaku hingga kejang. Selain itu, muncul juga gejala sulit bernapas, menghasilkan banyak air liur hingga busa pada mulut, berhalusinasi buruk, sulit tidur, ereksi permanen pada laki-laki, sampai takut terhadap cahaya dan air.
Ketakutan pada air dipicu oleh radang kejang intens di tenggorokan yang menimbulkan rasa sakit saat menelan air. Maka dari itu, orang yang terkena rabies akan takut untuk minum air karena rasa sakit yang ditimbulkan.
4. Koma yang berujung pada kematian
Jika tidak tertangani dengan cepat, orang yang terkena rabies bisa mengalami koma hingga kematian dalam hitungan jam, kecuali jika dipasangi ventilator. Dilansir dari Medical News Today, jika sudah koma, jarang sekali ada korban gigitan hewan yang bisa sembuh.
Apakah hanya anjing penyebab rabies?
Umumnya, penyebaran rabies terjadi di negara-negara Asia dan Afrika, yang memiliki cukup banyak anjing liar. Rabies sendiri bisa terjadi setelah paparan air liur hewan ke luka yang terbuka ataupun selaput lendir, seperti mulut atau mata.
Namun, rabies tidak hanya diakibatkan oleh gigitan anjing. Di Amerika Serikat, binatang rakun, serigala, kelelawar, rubah, hingga sigung bisa menularkan rabies kepada manusia. Bahkan, penularan rabies oleh kelelawar telah terjadi di 48 negara bagian.
Pada dasarnya, setiap mamalia dapat menyimpan dan menularkan virus. Meski demikian, hewan pengerat diketahui jarang terinfeksi dan jarang menularkan rabies.
Pencegahan rabies
Untuk mencegah penyebaran rabies pada hewan dan manusia, ada baiknya masyarakat (yang tentunya didukung penuh oleh pemerintah) melakukan aksi pencegahan, seperti:
- Memberikan vaksin antirabies kepada hewan peliharaan (pribadi) dan hewan domestik liar lainnya (organisasi dan pemerintah). Di Kanada, Amerika Serikat, dan Swiss dilakukan penyebaran vaksin oral agar hewan liar di negara mereka tidak terjangkit rabies.
- Melarang adanya impor hewan dari negara yang banyak terjangkit rabies.
- Jika hewan peliharaan Anda termasuk hewan kecil yang tidak memungkinkan untuk disuntik vaksin, berikanlah mereka kandang yang aman.
- Segera laporkan kepada petugas kontrol hewan bila melihat binatang yang dicurigai terjangkit rabies.
- Jangan sembarangan mendekati hewan liar.
- Lindungi rumah Anda dari sarang kelelawar.
Jadi, bila Anda, anak, atau kerabat terkena gigitan hewan agresif yang berliur, segera bawa ke dokter sebelum terlambat. Bagaimana pun juga, rabies merupakan penyakit parah yang bisa menyebabkan kematian. Di Hari Rabies Sedunia ini, mari tingkatkan kepedulian dalam mencegah penyebaran penyakit rabies demi kesehatan bersama.
[NP/ RVS]