Umumnya, saat tubuh tidak cocok terhadap makanan tertentu, misalnya makanan laut, kulit akan memberikan reaksi berupa gatal-gatal sebagai tanda bahwa Anda alergi makanan. Alergi makanan terjadi saat sistem kekebalan tubuh merespons secara defensif protein makanan tertentu.
Sistem kekebalan tubuh kemudian merespons dengan membuat antibodi penangkal penyakit spesifik (imunoglobulin E atau IgE) yang bereaksi melepaskan sejumlah besar histamin. Ini adalah senyawa kimia kuat yang dapat memengaruhi sistem pernapasan, saluran cerna, kulit, dan sistem kardiovaskular, dalam upaya mengusir “penyerang asing” dari tubuh.
Fakta dan tanda alergi makanan
Di Indonesia, ada beberapa penelitian yang memperkirakan peningkatan kasus alergi sebesar 30 persen per tahunnya. Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, alergi makanan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, khususnya anak-anak.
Bahan makanan yang paling sering menyebabkan alergi makanan, antara lain telur, susu sapi, kacang-kacangan (termasuk kacang kedelai), cokelat, gandum, ikan, dan udang. Mengingat cukup banyak makanan yang bisa menyebabkan alergi, penting bagi Anda untuk mengenali ragam tanda alergi makanan pada kulit.
Dilansir dari WebMD, gejala alergi makanan dapat muncul cepat atau dua jam setelah Anda mengonsumsi alergen. Adapun gejala alergi makanan yang dapat dengan mudah Anda kenali, antara lain:
- Sensasi kesemutan pada mulut
- Pembengkakan lidah dan tenggorokan
- Gatal-gatal pada kulit
- Muncul ruam pada kulit
- Muntah
- Kram perut
- Kesulitan bernapas
- Diare
- Penurunan tekanan darah
- Bila sudah parah, bisa sampai kehilangan kesadaran. Reaksi yang parah dari alergi disebut dengan anafilaksis dan dapat menyebabkan kematian bila tidak segera mendapat penanganan medis yang tepat.
Bagaimana mendiagnosis alergi makanan?
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami alergi makanan atau tidak, dokter mungkin akan melakukan tes darah radioallergosorbent (RAST). Ini dilakukan dengan memeriksa jumlah antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Peningkatan kadar beberapa jenis antibodi dapat membantu dokter dalam mengidentifikasi alergi makanan tertentu.
Dokter juga dapat melakukan tes kulit alergi untuk mengidentifikasi zat yang menyebabkan gejala alergi Anda. Dengan membuat buku daftar alergi makanan Anda, dokter akan memiliki titik awal yang lebih baik untuk menentukan makanan yang dapat memicu alergi.
Anda juga mungkin diminta untuk menghilangkan semua makanan yang berpotensi menimbulkan alergi. Kemudian, makanan tersebut akan ditambahkan kembali ke diet Anda satu per satu untuk melihat apakah mereka masih memicu reaksi negatif atau tidak. Ini disebut dengan diet eliminasi dan tantangan.
Bagaimana pengobatan alergi makanan?
Cara terbaik untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan secara ketat menghindari makanan penyebab reaksi. Reaksi ringan sering kali mereda tanpa pengobatan. Namun untuk menghilangkan ruam, antihistamin dapat membantu mengurangi rasa gatal dan meredakan hidung tersumbat, serta gejala lain.
Untuk gejala yang lebih serius, kortikosteroid, seperti prednison, akan membantu mengurangi pembengkakan. Dalam situasi yang genting (mengancam keselamatan jiwa), injeksi epinefrin dapat mengembalikan kondisi dengan cepat.
Selain mengonsumsi obat yang diresepkan dokter, sebaiknya Anda menjauhi makanan pemicu alergi. Anda juga dapat bertanya kepada dokter makanan bergizi apa yang bisa menggantikan fungsi dari makanan pemicu alergi. Dengan begitu, kecukupan nutrisi akan tetap terpenuhi, meski Anda alergi makanan. Bawalah selalu obat alergi ke mana pun Anda pergi. Saat membeli makanan atau minuman kemasan, Anda juga mesti rajin membaca komposisinya agar tidak “kecolongan” mengalami alergi.
[HNS/ RVS]