Pingsan—dikenal juga dengan sinkop—adalah suatu kondisi seseorang kehilangan kesadaran sementara hingga menyebabkan Anda terjatuh. Untuk menghindari cedera akibat terbentur lantai setelah pingsan, ada baiknya Anda perlu mengetahui tanda-tanda pingsan. Banyak pemicu yang menyebabkan seseorang bisa pingsan. Meski beberapa orang mengalami pingsan disebabkan gejala yang tidak berbahaya, namun Anda tidak boleh menyepelekan pingsan! Pasalnya, kondisi pingsan bisa saja disebabkan dari penyakit yang serius.
Ketahui tanda-tanda pingsan
Umumnya, pingsan disebabkan kurangnya kadar oksigen dalam otak. Salah satu risiko dari pingsan adalah terbentur atau terluka saat Anda jatuh. Hal ini sangat mungkin terjadi dan bisa menambah keluhan. Jika Anda dapat mengenali tanda akan pingsan, Anda dapat menempatkan diri di posisi aman sebelum pingsan. Misalnya saja duduk di tempat yang empuk untuk membantu aliran darah ke otak. Atau berbaring dengan kaki terangkat. Jika posisi berbaring tidak memungkinkan, Anda bisa duduk dengan posisi kepala di pangkuan antara kedua lutut.
Tapi tidak semua orang akan mengalami tanda-tanda tertentu sebelum pingsan. Meskipun dirasakan, banyak sekali tanda-tanda yang dapat muncul. Berbagai tanda yang dapat dirasakan sebelum pingsan misalnya:
- Keringat dingin
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala, pusing, atau sensasi ruangan atau lingkungan sekitar Anda sedang berputar
- Merasa lemah dan goyah
- Mual, yang dapat disertai muntah
- Pernapasan yang cepat dan dalam, sesak nafas
- Kebingungan
- Rasa berdenging pada telinga, dikenal juga dengan tinitus
- Rasa kebas atau kesemutan pada area sekitar mulut atau jari
- Kulit kebiruan
Kehilangan kesadaran saat pingsan umumnya hanya berlangsung sebentar, kurang lebih 20 detik. Namun, setelah kesadaran kembali, Anda mungkin bisa merasakan kebingungan atau lelah selama 20-30 menit setelahnya. Oleh karena itu, setelah sadar dari pingsan tidak perlu bangun terburu-buru.
Pemicu Pingsan
Pemicu pingsan bisa disebabkan berbagai kondisi kesehatan. Pingsan dapat disebabkan masalah pada sistem persarafan dan jantung (neurokardiogenik) yang menyebabkan turunnya tekanan darah, detak jantung yang lambat. Pemicunya seringkali bersifat emosional, misalnya saja mendengar berita yang mengejutkan, melihat hal yang menakutkan (misalnya darah), rasa malu yang berlebihan. Namun, bisa juga disebabkan berdiri atau berada di daerah yang panas pada waktu lama.
Pingsan dapat juga dipicu hal yang lebih bersifat fisik, dikenal dengan sinkop okupasional atau sinkon situasional. Pemicunya misalnya tertawa, BAB atau BAK, batuk, bersin, dsb.
Selanjutnya, pingsan dapat dipicu hipotensi ortostatik yaitu penurunan tekanan darah akibat berdiri secara cepat dari posisi duduk atau berbaring. Pemicunya misalnya:
- Kekurangan cairan, termasuk kurang minum, berkeringat berlebihan akibat berada di lingkungan panas, dsb. Saat Anda kekurangan cairan, tekanan darah akan cenderung turun. Turunnya tekanan darah dapat menyebabkan lebih sedikit aliran darah yang kaya oksigen mencapai otak.
- Diabetes dengan gula darah tidak terkontrol. Penderita diabetes umumnya sering buang air kecil, sehingga dapat menimbulkan tubuh kekurangan cairan. Selain itu, keadaan gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf, seperti saraf yang berperan pada pengaturan tekanan darah.
- Konsumsi obat-obatan tertentu dan alkohol.
- Terakhir, pingsan dapat juga disebabkan masalah pada jantung. Misalnya saja serangan jantung, gangguan irama jantung atau aritmia, tekanan darah tinggi, dsb.
Jadi, jika anda sering mengalami pingsan, ada baiknya mengenali tanda-tandanya sehingga anda bisa mencegah keluhan lebih lanjut. Namun, akan lebih baik lagi apabila pemicu pingsan bisa dikenali sehingga pingsan tidak terjadi berulang-ulang.
[RPA]