Negeri jiran, Brunei Darussalam, kini tengah berduka. Anak tertua Sultan Hassanal Bolkiah dan Hajah Mariam, Pangeran Abdul Azim meninggal dunia di usia 38 tahun, Sabtu (24/10).
Dari keterangan sang adik, Pangeran Abdul Mateen, beliau meninggal karena vaskulitis sistemik yang parah.
Penyakit tersebut mungkin belum akrab di masyarakat. Untuk memahaminya, berikut informasi vaskulitis sistemik dari dokter.
Mengenal Kondisi Vaskulitis Sistemik
Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, vaskulitis sendiri adalah peradangan yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi dari dinding pembuluh darah. Bentuknya bisa berupa pelemahan, penyempitan, dan penebalan pembuluh darah.
“Terus muncul bekas luka dan pasti fungsinya juga akan terhambat. Bisa menghambat aliran darah juga. Kemudian ada kerusakan pada organ, karena biasanya muara pada pembuluh darah itu adalah organ-organ,” jelas dr. Iqbal.
“Makanya vaskulitis sendiri salah satu komplikasinya yang paling sering terjadi disebut multiorgan failure atau kegagalan multiorgan. Jadi memang itu yang paling bahaya” tambahnya.
Artikel Lainnya: Jenis Penyakit Autoimun yang Paling Umum Sering Menyerang
Penyebab vaskulitis yang paling sering adalah penyakit autoimun. Misalnya, rheumatoid arthritis, lupus, dan lain sebagainya.
Lalu, juga bisa disebabkan oleh kanker darah, infeksi, dan efek samping atau reaksi tubuh terhadap suatu jenis pengobatan.
Lantas, apakah vaskulitis sistemik dapat disembuhkan? Dokter Iqbal mengatakan, semua tergantung pada derajat keparahan infeksi.
Jika sudah meluas dan masif, maka peradangan akan semakin sulit disembuhkan. Terlebih kalau sudah ada gagal organ.
Lalu, bila merujuk kembali kepada kondisi Pangeran Azim, ternyata beliau juga sedang berjuang melawan gangguan bipolar.
Apa hal tersebut bisa memperparah kondisi vaskulitis sistemik? Dokter Devia Irine Putri menyebutkan hal itu mungkin saja terjadi.
“Mungkin bisa memperparah. Sebab, vaskulitis sendiri penyebabnya belum diketahui pasti. Namun, diduga ada banyak faktor, misalnya efek obat-obat tertentu, kondisi autoimun, dan infeksi,” urai dr. Devia.
Artikel Lainnya: Benarkah Kurang Vitamin D Bisa Sebabkan Penyakit Autoimun?
Perawatan Pasien Vaskulitis Sistemik
Untuk merawat pasien vaskulitis sistemik, dr. Devia membagikan prinsip perawatan atau terapi, yakni menghentikan peradangan dan mencegah relapse (kambuh).
“Biasanya dengan pemberian obat-obatan steroid. Kalau ada infeksi, diobati juga infeksinya. Kadang perlu operasi juga, karena pada beberapa kondisi vaskulitis menyebabkan aneurisma (penonjolan dinding pembuluh darah),” dr. Devia menjelaskan.
Selain itu, pasien mesti dipantau kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Misalnya, tekanan darah, gula darah, fungsi ginjal, dan lain-lain. Sebab, vaskulitis bisa menyerang organ lain juga.
Di sisi lain, penting pula menerapkan pola hidup sehat. Seperti, makan makanan bergizi dan olahraga teratur.
“Pengobatan jangka panjang menggunakan steroid meningkatkan risiko osteoporosis. Jadi, pastikan mengonsumsi makanan kaya kalsium dan berjemur agar dapat vitamin D. Bila perlu, konsultasikan kepada dokter perlu atau tidaknya minum suplemen tambahan kalsium atau vitamin D,” saran dr. Devia.
Artikel Lainnya: Seperti Apa Pola Makan Sehat untuk Penderita Penyakit Autoimun?
Dokter Devia juga menganjurkan pasien untuk selalu berpikiran positif dan terbuka dengan orang lain karena gejalanya bisa muncul kapan saja.
Sebab, kondisi demikian juga dapat membuat pasien stres atau depresi karena membutuhkan masa pengobatan yang panjang.
“Jadi kalau merasa putus asa dan sedih, bisa terbuka dengan orang lain, dokter, keluarga, atau berbagi dengan kelompok penderita vaskulitis,” kata dr. Devia.
Bila Anda ingin konsultasi seputar penyakit autoimun atau gangguan kesehatan lainnya, chat dokter menggunakan LiveChat dari Klikdokter.
(FR/AYU)