Kesehatan Umum

Berapa Lama Roti Kemasan Tahan dari Jamur dan Pembusukan?

Roti kemasan tahan lama tanpa jamur? Artikel ini mengupas tuntas fakta di balik ketahanan roti, bahan pengawet yang digunakan, dan dampaknya bagi kesehatan bersama dr. Dyah Novita Anggraini.

Berapa Lama Roti Kemasan Tahan dari Jamur dan Pembusukan?

Baru-baru ini, terdapat kasus roti kemasan yang diklaim dapat bertahan hingga 3 bulan tanpa tanda-tanda pembusukan atau pertumbuhan jamur.

Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan tentang keamanan konsumsi roti tersebut serta bahan pengawet yang digunakan dalam proses pembuatannya.

Bersama dr. Dyah Novita Anggraini, artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai ketahanan roti kemasan terhadap jamur dan bakteri, bahan pengawet yang sering digunakan, dan dampaknya terhadap kesehatan.

Artikel lainnya: Inilah Rekomendasi Roti yang Aman untuk Asam Lambung

Seberapa Lama Roti dalam Kemasan Aman Dikonsumsi?

Roti dalam kemasan yang diproduksi secara komersial biasanya memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan roti buatan rumahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Bahan pengawet

Bahan pengawet ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Bahan ini dapat memperpanjang umur simpan roti hingga beberapa minggu, bahkan bulan.

2. Pengemasan

Pengemasan yang kedap udara dapat mencegah masuknya kelembaban dan kontaminasi mikroba dari lingkungan, yang berkontribusi terhadap umur simpan yang lebih lama.

3. Teknik produksi

Teknik produksi modern menggunakan kontrol suhu dan sanitasi yang ketat untuk mengurangi risiko kontaminasi mikroba selama proses pembuatan.

Secara umum, roti kemasan yang disimpan pada suhu kamar dan dalam kondisi kemasan yang baik dapat bertahan antara 1 hingga 2 minggu tanpa pertumbuhan jamur.

Namun, dengan tambahan bahan pengawet, roti tersebut bisa bertahan lebih lama, kadang hingga 3 bulan, seperti yang dilaporkan dalam beberapa kasus.

Artikel lainnya: Bagian Bersih dari Roti Berjamur Tidak Boleh Dimakan!

Bahan Pengawet Berbahaya yang Kerap Ada dalam Makanan Kemasan

Meskipun bahan pengawet diperlukan untuk menjaga kualitas dan keamanan produk makanan, beberapa di antaranya dapat menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang atau dalam jumlah besar.

Berikut adalah beberapa bahan pengawet berbahaya yang sering ditemukan dalam makanan kemasan:

1. Sodium benzoate

Sodium benzoate adalah bahan pengawet yang efektif dalam mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Namun, dalam kondisi tertentu, sodium benzoate dapat bereaksi dengan asam askorbat (vitamin C) dan membentuk benzena, senyawa yang diketahui bersifat karsinogenik.

2. Potassium sorbate

Potassium sorbate digunakan untuk memperpanjang masa simpan sehingga pertumbuhan jamur dan ragi terhambat.

Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa penelitian menunjukkan bahwa potassium sorbate dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

3. Calcium propionate

Calcium propionate adalah pengawet yang efektif menghambat jamur dan bakteri. Namun, beberapa studi mengaitkannya dengan gangguan pencernaan dan masalah perilaku pada anak-anak, seperti peningkatan hiperaktifitas.

4. Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT)

BHA dan BHT adalah antioksidan yang digunakan untuk mencegah oksidasi lemak dalam makanan, yang dapat memperpanjang umur simpan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa kedua bahan ini dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan, meskipun efeknya pada manusia masih menjadi perdebatan.

5. Nitrat dan nitrit

Nitrat dan nitrit sering digunakan dalam produk daging olahan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan memberikan warna merah muda yang khas. Namun, dalam kondisi tertentu, nitrat dan nitrit dapat membentuk nitrosamin, senyawa yang bersifat karsinogenik.

Artikel lainnya: Jangan Simpan Roti Tawar di Kulkas

Bisa disimpulkan, ketahanan roti kemasan terhadap jamur dan bakteri sangat dipengaruhi oleh penggunaan bahan pengawet, teknik pengemasan, dan metode produksi.

Meskipun bahan pengawet dapat memperpanjang umur simpan produk makanan, penting untuk menyadari bahwa beberapa bahan pengawet mungkin memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau dalam jangka panjang.

Sebagai konsumen, penting untuk selalu membaca label kemasan produk dan memahami bahan-bahan yang digunakan. Memilih produk dengan bahan pengawet alami atau minimal, serta mempertimbangkan untuk membuat roti sendiri di rumah, dapat menjadi alternatif yang lebih sehat.

Jika Kamu memiliki pertanyaan seputar topik diatas, Kamu bisa gunakan fitur layanan Tanya Dokter atau Temu Dokter untuk konsultasi yang lebih praktis.

Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu dengan rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore.

  • National Center for Biotechnology Information (NCBI). (2017). "Effects of Sodium Benzoate, a Food Preservative, on the Behavior of Mice."

  • World Health Organization (WHO). (2018). "Evaluation of Certain Food Additives: Eightieth Report of the Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives." 

  • Food and Drug Administration (FDA). (2019). "Overview of Food Ingredients, Additives & Colors." 

  • European Food Safety Authority (EFSA). (2015). "Scientific Opinion on the Re-evaluation of Potassium Sorbate (E 202) as a Food Additive."