Penyakit malaria sudah dikenal sejak lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, namun penyakit ini masih ada di Indonesia hingga saat ini. Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan kejadian malaria yang tinggi di dunia.
Penyakit yang ditandai dengan demam tinggi, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa ini bisa dibilang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Umumnya kematian terjadi bila malaria menyerang otak, menyebabkan penurunan kesadaran dan kejang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa setiap tahun terdapat lebih dari 600.000 orang meninggal karena penyakit ini.
Kenali penyebab malaria
Penyakit malaria sendiri disebabkan oleh parasit jenis Plasmodium. Parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki spesies nyamuk penyebab malaria yang terbanyak di dunia. Oleh karena itu, penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai di Indonesia.
Sebenarnya tak semua wilayah di Indonesia rawan malaria. Menurut Kementerian Kesehatan, daerah endemis tinggi malaria di Indonesia adalah di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah endemis artinya jumlah penduduk yang mengalami malaria di daerah tersebut jauh lebih tinggi daripada di wilayah lain di Indonesia.
Tidak semua orang di Indonesia rentan mengalami malaria. Orang yang rentan mengalaminya adalah mereka yang tinggal di daerah endemis malaria dan orang yang bepergian ke daerah tersebut.
Meski termasuk penyakit yang membahayakan, malaria termasuk penyakit yang bisa dicegah. Untuk penanggulangan malaria ada dua hal utama yang dilakukan, yaitu mencegah gigitan nyamuk dan mengonsumsi obat yang dapat mencegah parasit malaria berkembang biak di dalam tubuh.
Kiat terhindar dari gigitan nyamuk malaria
Untuk mencegah gigitan nyamuk, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan selama tinggal di daerah endemis malaria, yaitu:
● Gunakan baju lengan panjang dan celana panjang
Hal ini terutama dilakukan selama beraktivitas di dalam dan luar rumah. Pilihlah pakaian dengan bahan yang nyaman, misalnya pakaian yang terbuat dari katun.
● Gunakan insect repellent setiap 4-6 jam
Insect repellent, atau lebih dikenal dengan istilah losion antinyamuk, merupakan salah satu jenis pestisida yang aman untuk kulit tubuh dan efektif untuk menghalau nyamuk.
Jika akan menggunakannya di pagi hari bersamaan dengan penggunaan tabir surya (sun screen), gunakan tabir surya terlebih dahulu. Sekitar 10 menit kemudian baru oleskan repellent. Jangan oleskan repellent di sekitar mulut dan mata.
● Gunakan kelambu di tempat tidur
Studi membuktikan bahwa di Indonesia, penggunaan kelambu sangat efektif untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab malaria saat tidur.
● Tidurlah dalam suhu yang sejuk atau dingin
Pada umumnya nyamuk enggan berada dalam ruangan bersuhu dingin. Jadi usahakan ruangan atau kamar tidur Anda memiliki udara yang sejuk.
Hal kedua yang perlu dilakukan untuk mencegah terkena malaria adalah mengonsumsi obat yang mencegah parasit penyebab malaria berkembang biak. Obat tersebut adalah doksisiklin atau klorokuin.
Kedua obat ini tidak dijual bebas, hanya bisa didapat dengan resep dokter. Obat tersebut harus mulai dikonsumsi sebelum pergi ke daerah endemis malaria, selama tinggal di sana, hingga beberapa minggu setelah kembali ke daerah asal. Namun jika seseorang memang akan tinggal dalam waktu lebih dari enam bulan di daerah yang rawan terkena malaria, obat pencegahan malaria tersebut tidak perlu dikonsumsi.
Meski malaria masih tinggi kejadiannya di Indonesia, dengan tindakan pencegahan yang dilakukan dengan baik, penyakit ini dapat dihindari. Oleh karena itu, jagalah kebersihan lingkungan tempat tinggal Anda agar terhindar dari gigitan nyamuk.
[NP/ RVS]